Pari Jawa: Punah Karena Masifnya Aktivitas Manusia

Uli Febriarni
Minggu 07 Januari 2024, 11:41 WIB
Spesimen Urolophus javanicus/Java Stingaree/Pari Jawa (Sumber: Museum für Naturkunde Berlin via Mongabay)

Spesimen Urolophus javanicus/Java Stingaree/Pari Jawa (Sumber: Museum für Naturkunde Berlin via Mongabay)

Generasi Indonesia yang hidup di masa sekarang, sepertinya tidak akan mudah mengenali tanaman maupun biota lautan, di negeri maritim ini; kecuali rajin membaca ensiklopedia atau berkunjung ke museum biota.

Salah satu biota laut yang besar kemungkinan tidak akan ditemui lagi saat ini adalah ikan pari jawa dengan nama latin Urolophus javanicus.

Tim internasional yang dipimpin oleh Charles Darwin University (CDU) Australia, pada akhir Desember 2023, menyatakan bahwa ia telah punah.

Kepunahannya tercatat sebagai kepunahan pertama yang disebabkan oleh ulah manusia, catat sejumlah media massa.

Tim peneliti yang beranggotakan akademisi dan ilmuwan itu, mengungkap bahwa pari jawa hanya sekali ditemukan pada 1862, di sebuah pasar ikan di Jakarta. Merujuk pada geografis saat ini, pasar ikan tersebut kemungkinan berdekatan dengan perairan Teluk Jakarta.

Baca Juga: Laporan Kebugaran Garmin 2023: Tenis dan Jalan Kaki Semakin Digemari

Mengutip Mongabay, Minggu (7/1/2023), perairan Teluk Jakarta menjadi satu-satunya tempat bagi ikan pari jawa tumbuh dan berkembang biak.

Peneliti dari Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Fahmi, mengakui kepunahan pari jawa juga diakui resmi oleh the International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Fahmi menjelaskan, spesies tersebut teridentifikasi berdasarkan spesimen lama yang ditemukan pada masa kolonial Belanda. Saat ini, spesimen tersebut ada di Leiden, Belanda. Namun, selama waktu tersebut hingga sekarang, belum pernah ada yang melihat langsung pari jawa di lautan.

Teluk Jakarta menghadap langsung ke Jakarta yang menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan nasional. Hal itu mengakibatkan populasi manusia sangat padat dan memengaruhi kondisi perairan laut sekitarnya melalui perilaku dan kebiasaan.

Baca Juga: Fintech Komunal Wujudkan Inklusi Keuangan Lewat Digitalisasi BPR

Ahli Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Prof.Amin Alamsjah, menuturkan bahwa pari jawa telah lama masuk ke dalam hewan yang terancam punah. Proses kepunahan itu terjadi secara berangsur-angsur dengan reduksi bertahap.

Amin mengatakan, pari jawa adalah hewan yang berkembangbiak secara ovovivipar, sehingga membutuhkan media yang baik dalam proses perkembangbiakan. Selain itu, dibutuhkan nutrisi berupa ikan kecil atau udang untuk melangsungkan hidup.

Penyebab Pari Jawa Punah

Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab kepunahan ini terjadi.

  1. Adanya penangkapan ikan yang notabene menyebabkan kerusakan ekstrem, seperti penggunaan bom ikan atau pun bahan kimia.

  2. Overfishing pada beberapa tempat juga menjadi salah satu faktor punahnya pari jawa.

  3. Terdapat pesies invasif.

  4. Degradasi habitat. Hal ini dapat terjadi karena pembangunan di daerah pesisir, seperti pembangunan dermaga atau tambak intensif.

"Yang pada akhirnya memangkas green belt sebagai salah satu media perkembangbiakan spesies air seperti ikan atau udang," ungkapnya.

Baca Juga: Biasanya Gratis, Netflix Berencana Cari Cuan dari Netflix Games

Ia menambahkan, degradasi habitat juga dapat terjadi ketika terdapat kegiatan ekstraksi habitat seperti eksploitasi pasir, perdagangan biota ilegal, hingga limbah pabrik yang dibuang secara langsung dan perubahan iklim.

  1. Naiknya suhu iklim global. Ada beberapa organisme yang tidak bisa beradaptasi pada naiknya suhu air, karena cairnya es di kutub utara.

Sebagian besar perilaku manusia menyebabkan perubahan ekosistem seperti rusaknya parameter kualitas air dan perubahan lingkungan, lanjut Amin. Hal ini menjadi masalah ketika terjadi perubahan fungsi perairan.

Ia menegaskan, terdapat wilayah perairan yang berperan sebagai buffer (penetral). Sayangnya, pada titik tertentu dapat terjadi over carrying capacity dalam menampung bahan toxic sehingga terjadi degradasi ekosistem.

Cegah Kepunahan Spesies Laut Lainnya

Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan itu menyoroti, kepunahan pari jawa seharusnya menjadi pelajaran, sehingga perlu adanya upaya pencegahan kepunahan spesies lain.

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) harus membuat daftar spesies yang lebih intern, dan mendetail mengenai status keberadaanya.

KKP perlu sering melakukan identifikasi dan sosialisasi ke stakeholder dalam hal ini, terutama kepada para nelayan.

Peningkatan edukasi terhadap masyarakat mengenai perikanan dan kelautan.

"Selama ini pengetahuan mengenai perikanan merupakan turunan dari orang tua, bukan pengetahuan teoritis dan empiris. Padahal perlu dipikirkan mengenai pentingnya pengelolaan sumberdaya perairan, mengingat Indonesia merupakan negara (maritim) dengan potensi perikanan dan kelautan yang sangat tinggi," tuturnya.

Dibutuhkan dorongan kuat dari pemerintah mengenai sumber daya perairan.

"Sudah banyak regulasi yang dibuat, tinggal memperkuat lagi pengkondisian kesadaran masyarakat mengenai kekayaan perairan. Bukan hanya sekadar penangkapan tapi juga pengolahan hasil perikanan dan kelautan," tandasnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno07 April 2025, 16:04 WIB

Spek Lengkap POCO F7 Ultra dan F7 Pro, Kekuatan Ekstrem dan Performa Andal

Kedua handset ini juga cocok untuk bermain gim kelas atas.
POCO F7 Series. (Sumber: POCO)
Techno07 April 2025, 15:26 WIB

Garmin Luncurkan Vivoactive 6, Begini Harga dan Spesifikasinya

Kenali tubuh lebih baik dengan fitur kebugaran, kesehatan, dan fitur pintar yang populer- semuanya dalam tampilan yang cerah dan penuh warna.
Garmin Vivoactive 6. (Sumber: Garmin)
Travel07 April 2025, 14:52 WIB

Jurassic World: The Experience Hadir di Cloud Forest Singapura, Buka Mulai 29 Mei 2025

Pengunjung dapat belajar tentang dinosaurus hingga tanaman purba.
Jurassic World: The Experience. (Sumber: istimewa)
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)
Lifestyle05 April 2025, 11:00 WIB

Casio G-SHOCK x Barbie Rilis Jam Tangan Serba Pink

Jam Tangan GMAS110BE-4A Edisi Terbatas Mengekspresikan Pandangan Dunia Barbie.
Casio G-SHOCK GMAS110BE-4A x Barbie. (Sumber: Casio)
Techno04 April 2025, 16:36 WIB

Batas Waktu Pelarangan TikTok Berlaku 5 April 2025, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Trump menegaskan bahwa TikTok harus menjual platform mereka agar bisa tetap beroperasi di AS.
TikTok.
Automotive04 April 2025, 16:12 WIB

Hyundai Ungkap IONIQ 6 dan IONIQ 6 N Line dengan Desain Terbaru

Dua mobil listrik baru tersebut diperkenalkan di Seoul Mobility Show 2025.
Hyundai IONIQ 6.
Techno04 April 2025, 15:37 WIB

Spek Lengkap POCO M7 Pro 5G, Didukung Aplikasi Google Gemini

Mendefinisikan Ulang Hiburan 5G dengan Gaya dan Harga Terjangkau untuk Generasi Berikutnya.
POCO M7 Pro 5G. (Sumber: POCO)
Startup04 April 2025, 15:15 WIB

Elon Musk Sebut xAI Telah Resmi Mengakuisisi X

Masa depan kedua perusahaan tersebut saling terkait.
Elon Musk (Sumber: Istimewa)
Techno04 April 2025, 14:28 WIB

Kebijakan Tarif Trump Gemparkan Pasar Keuangan Global

Hal ini berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)