Techverse.asia - Apakah kamu termasuk orang yang hobi mengonsumsi minuman manis? Jika iya, minuman yang banyak mengandung gula punya dampak buruk untuk kesehatan. Terlebih saat ini menjamur minuman yang dijual dengan pemanis seperti gula cair, brown sugar, sirup, madu, konsentrat buah, atau pemanis buatan.
Memang minuman manis yang diseduh dengan es batu akan semakin nikmat saat dinikmati ketika cuaca sedang panas, tenggorokan akan terasa segar. Namun, sejatinya minuman manis sama sekali tidak mempunyai kandungan gizi ataupun nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
Baca Juga: Yasbin Berikan Beasiswa untuk Calon Guru, Ini 6 Universitas yang Bisa Mendaftar
Sebuah penelitian menyatakan bahwa minum minuman manis dua sampai enam gelas setiap minggunya bisa meningkatkan risiko kematian hingga enam persen. Sedangkan, menongsumsi minuman manis sebanyak satu sampai dua gelas per hari, bisa lebih memperparah risiko kematian sebesar 14 persen.
Untuk itu, bahaya minuman manis tidak boleh dianggap remeh begitu saja. Pasalnya, banyak penyakit yang bisa timbul akibat hal ini.
Diabetes
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang minum satu sampai dua gelas minuman manis setiap harinya dapat memicu peningkatan diabetes tipe 2 sebesar 26 persen. Penyakit diabetes bisa menyebabkan komplikasi terhadap jantung, ginjal, hingga mata.
Alasannya lantaran tingginya kandungan gula dalam minuman itu dapat meningkatkan kadar gula darah serta semakin rentan seseorang untuk terkena diabetes. Gula darah memang sumber utama bagi sel tubuh manusia, tapi kalau jumlahnya berlebihan dan terjadi penumpukan di dalam darah, tentu akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan pada tubuh.
Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan bisa disebabkan terlalu banyak mengonsumsi minuman yang manis. Ini karena jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dibandingkan jumlah kalori yang dikeluarkan.
Makanan manis memang juga bisa memicu kegemukan, tapi sebaliknya minuman manis tidak akan memberikan rasa kenyang. Namun, yang terjadi adalah kamu hanya akan mengonsumsinya secara berulang-ulang.
Efek sampingnya yaitu akan memicu penyakit berbahaya lainnya, antara lain penyakit stroke, berbagai jenis kanker dan jantung koroner.
Baca Juga: Manfaat Lain Wortel: Sebagai Sunscreen Alami
Kerusakan pada gigi
Tidak dipungkiri bahwa minuman manis juga dapat merusak gigi. Oleh karenanya, sebaiknya jangan mengosumsi minuman manis di luar jam makan. Sebab, minuman manis dianjurkan diminum saat jam makan.
Kerusakan gigi bisa dipicu lantaran mengonsumsi makanan dengan kandungan gula dan asam, seperti jus buah. Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada gigi,
jumlahnya juga perlu dibatasi. Batas maksimal konsumsi jus buah harian adalah sebanyak 150 mililiter (ml) per hari.
Kolesterol tinggi dan penyakit jantung
Kolesterol dibagi menjadi dua jenis yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat serta High Density Lipoprotein (HDL) atau protein baik. Kebanyakan orang yang kerap minum manis, cenderung punya kadar LDL yang lebih tinggi dibanding kadar HDL yang rendah.
Saat kadar LDL seseorang tinggi, dapat meningkatkan risiko mengalami penyempitan pembuluh darah di jantung. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 1 kaleng minuman manis per hari akan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung hingga 20 persen.
Cara Berhenti
Buat kamu yang kecanduan minuman manis dan sedang berupaya untuk menguranginya, berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan:
- Jangan terlalu sering minuman yang mengandung soda.
- Kurangi penggunaan kula saat minum teh atau kopi.
- Konsumsi buah dan sayuran daripada makanan penutup (dessert) yang biasanya manis.
- Kurangi mengonsumsi es krim.
- Jangan minum minuman yang mengandung alkohol.
Perhatikan kandungan gula serta kandungan total kalori (glucosa, sucrosa, fruktosa, dextrosa, galaktosa, maltosa) dan garam (natrium) jika berbelanja makanan dalam kemasan. - Kurangi konsumsi coklat yang mengandung gula.
Upaya Pemerintah
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pemerintah akan mengatur penggunaan gula, garam, dan lemak yang digunakan sebagai bahan campuran makanan dan minuman. Tujuannya untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang disebutkan di atas.
"Jadi memang kadar gula, garam, dan lemak yang ada di dalam makanan atau minuman perlu diatur untuk mengantisipasi terjadinya gangguan kesehatan pada tubuh," ujarnya belum lama ini.
Dikatakannya, ketentuan tersebut ada di dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.30/2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak, Serta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Dalam pasal 3 disebutkan bahwa setiap orang yang memproduksi pangan olahan yang mengandung gula, garam, dan/atau lemak untuk diperdagangkan wajib memuat informasi kandungan serta pesan kesehatan pada label pangan.
Pesan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) tercantum konsumsi gula lebih dari 50 gram, natrium lebih dari 2.000 miligram, atau lemak total lebih dari 67 gram per orang per hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.