Techverse.asia - Visa telah merilis temuan dari Visa Consumer Payment Attitudes Study di Indonesia yang terbaru, yang mengungkapkan pergeseran yang terus berlanjut menuju pembayaran tunai (cash) dan bergerak menuju pembayaran nontunai (cashless).
Pembayaran lewat dompet digital terus mengalami peningkatan dengan pemakaian tertinggi sebesar 92 persen di kalangan masyarakat Indonesia, angka yang sama dengan tahun 2023 lalu, sementara uang cash menurun hingga 80 persen dari sebelumnya 84 persen pada 2022.
Baca Juga: Pakai Mastercard Kini Bisa Naik MRT Jakarta dengan Pembayaran Non Tunai
Pergeseran ke digital tersebut semakin terasa lantaran studi ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin banyak memakai berbagai mode opsi pembayaran cashless, salah satunya adalah dompet digital.
Walau terjadi sedikit penurunan dari segi kebiasaan tak membawa uang tunai dari 67 persen pada 2022 menjadi 64 persen pada 2023 sebab kembalinya kebiasaan prapandemi Covid-19, masih terdapat peningkatan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka pada 2021 sebesar 61 persen.
Perilaku nontunai di dalam negeri ini didorong oleh generasi muda dari segmen Generasi Z sebesar 76 persen dan Generasi Y (milenial) sebesar 69 persen. Hal ini menunjukkan hampir tiga dari lima orang diantaranya telah berhasil mengadopsi gaya hidup cashless. Para konsumen ini sudah berhasil tak menggunakan uang tunai selama 10 hari.
Pergeseran tersebut berkelindan dengan meningkatnya penerimaan pedagang (merchant) terhadap pembayaran nontunai, khususnya di sektor-sektor seperti makanan dan minuman persentasenya 82 persen, pembelian di toko serba ada sebesar 81 persen, dan transaksi di supermarket sebesar 77 persen.
Baca Juga: Bank Indonesia Hadirkan Fitur QRIS Tuntas, Biaya Tarik Tunai dan Transfer Lebih Murah
"Kini masyarakat Indonesia makin nyaman dengan pembayaran cashless, yang artinya menandakan keberlanjutan pergeseran menuju masyarakat yang mengutamakan transaksi digital. Transisi ini didorong oleh semakin diterimanya beragam metode pembayaran digital di berbagai jenis merchant," jelas Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman dalam keterangan tertulisnya kami kutip, Kamis (21/3/2024).
Riko mengatakan, pergeseran menuju gaya hidup yang semakin digital juga terlihat dari popularitas layanan perbankan digital. Berdasarkan Consumer Payment Attitudes Study 2023 menemukan bahwa 81 persen konsumen di Tanah Air telah menggunakan layanan perbankan digital setidaknya seminggu sekali.
"Ini adalah suatu tren terutama yang terlihat di 87 persen dari kalangan masyarakat kelas atas yang telah disurvei," ujar dia.
Baca Juga: Tim Balap Honda Visa Cash App Racing Bulls Diperkuat Yuki Tsunoda dan Daniel Ricciardo
Demografi yang lebih muda yaitu Gen Y sebesar 86 persen dan Gen Z sebesar 81 persen, terlihat paling sering memakai layanan perbankan digital. Hal itu juga menyoroti pengaruh keuangan digital yang semakin meluas pada generasi muda.
Ada kepuasan yang hampir merata di antara para pengguna perbankan digital atas layanan yang tersedia. Utamanya, rekening bank 80 persen serta kartu debit 47 persen muncul sebagai produk yang paling banyak didapati lewat keuangan digital, menggarisbawahi ketergantungan yang semakin besar pada alat keuangan digital.
Layanan-layanan utama seperti pemantauan saldo sebesar 61 persen, transfer antar sesama 56 persen, hingga transfer antar rekeining pribadi pada bank yang berbeda 51 persen memainkan peran penting kaitannya dengan membentuk lanskap perbankan digital.
"Seiring dengan semakin banyaknya masyarakat kita yang mengadopsi inovasi-inovasi itu, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan inovasi digital dalam ekosistem pembayaran, bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan guna mengurangi inklusi keuangan dan menghadirkan teknologi global terpercaya untuk memastikan manajemen risiko yang baik, dalam bentuk beragam solusi pergerakan uang yang bisa meningkatkan kehidupan semua orang," imbuh dia.
Baca Juga: Dana Turut Luncurkan Layanan QRIS: Bisa Transfer, Tarik dan Setor Tunai