Anak-anak di masa sekarang sangat dekat dengan gawai, demikian juga laman dan konten yang mereka akses begitu luas. Bukan hanya konten edukatif, hiburan, ensiklopedia, melainkan juga konten porno.
Sebagai orang tua, kita perlu menunjukkan komitmen dan menjalankan peran untuk mendampingi dan mengarahkan mereka dalam menggunakan gawai.
Tujuannya, agar mereka tidak terjebak mengakses konten porno, atau bahkan menjadi korban pelaku penyebaran konten serupa.
Baca Juga: Sugarcane AHA Exfoliating Solution, Toner Berbahan Dasar Tebu dari From This Island
Pendiri dan Direktur Situs Pendidikan Seks Untuk Remaja Scarletteen, Heather Corinna, menuturkan jika kita ingin anak-anak tumbuh dengan ide-ide sehat tentang seks, kita sebenarnya perlu menawarkan mereka lebih dari sekadar penyensoran dan larangan menonton konten porno.
Lantas apa saja yang bisa dilakukan oleh orang tua? Melansir dari Wired, berikut ini yang bisa dilakukan orang tua dalam mencegah anak terjebak konten pornografi.
Menjelaskan gender dan seksisme sesuai usia serta pemahaman anak
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjelaskan tentang gender dan seksisme kepada anak, namun tetap menyesuaikan dengan usia anak.
"Jika kalian sudah mendidik anak-anak kalian tentang cara menghargai tubuh dan otonomi orang lain, maka pesan itu akan terbawa ke dalam wawasan seksual. [Ingatan dan pemahaman] itu tidak akan terhapus, hanya karena mereka menemukan film porno yang menampilkan alur cerita seksis," tuturnya, seperti dikutip Sabtu (20/4/2024).
Baca Juga: Usung Warna Bold, Merek Riasan eSpoir Meluncur ke Indonesia
Baca Juga: Pemilik Kulit Sensitif Tetap Perlu Eksfoliasi Wajah, Tapi Ada Syaratnya
Baca Juga: Akibat Pencemaran Nama Baik, NewJeans Tuntut Google untuk Ungkap Identitas Seorang Youtuber
Memulai percakapan lebih awal
Banyak orang beranggapan, anak-anak tidak perlu mulai belajar tentang seks sampai mereka akan mencapai pubertas.
Tetapi para ahli merekomendasikan untuk memulai jauh lebih awal dari itu.
Anak-anak harus diajak berbicara dan belajar tentang bagian tubuh mereka, bagian mana yang hanya boleh disentuh oleh tangan mereka sendiri.
Baca Juga: Tips Menggunakan Google Bard untuk Remaja
Segera setelah anak-anak cukup besar untuk belajar tentang konsep-konsep seperti bagian tubuh dan ruang pribadi, mereka cukup dewasa untuk melakukan percakapan, yang akan menjadi dasar pendidikan seks seumur hidup mereka.
Pertahankan percakapan yang telah dibangun
Manajer Program Amaze, LeKara Simmons mengatakan, beberapa orang tua menganggap pembicaraan soal seks dan seksualitas hanya untuk satu kali saja.
"Tetapi percakapan seputar seks, seksualitas, cinta, dan hubungan harus menjadi percakapan yang berkelanjutan," kata dia.
Simmons menyebut, semakin kalian menormalkan diskusi tentang seks dan tubuh, semakin kalian membangun kepercayaan dengan anak kalian.
Temukan sumber pendidikan seks yang bagus secara online dan offline
Akan selalu ada percakapan yang tidak ingin anak-anak lakukan dengan orang tua mereka. Tidak peduli seberapa hebat pekerjaan yang orang tua lakukan dalam berbicara dengan anak-anak mereka tentang seks.
"Jadi, pastikan mereka tahu bahwa mereka memiliki tempat lain untuk dituju dan belajar," imbuhnya.
Baca Juga: Meta Menambahkan Chatbot Kecerdasan Buatannya yang Didukung Llama 3, Tersedia di 4 Aplikasinya
Baca Juga: VinFast VF e34 Resmi Mengaspal di Indonesia, Berapa Harganya?
Simmons menyatakan, 'tempat lain' itu bisa orang dewasa tepercaya lainnya seperti bibi, paman, teman keluarga. Atau salah satu dari banyak sumber pendidikan seks, baik online dan offline, yang tentunya kita ketahui sumbernya dengan baik.