Berdasar data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sampai tanggal 18 Oktober 2022, tercatat ada sebanyak 192 kasus gagal ginjal akut menyerang anak, yang saat ini dilaporkan di seluruh Indonesia. Kasus ini kemudian menjadi perhatian banyak pihak. Dari laporan yang disampaikan tersebut, ditemukan pula kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca Juga: Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak Mulai Menghantui, Waspada
Dokter Nefrologi Anak RSUD Dr Sardjito Yogyakarta dr. Kristia Hermawan M.Kes. Sp.A.mengatakan, data pasien yang dirawat di RS tersebut dengan gagal ginjal akut progresif atipikal (tidak khas) ini, selama Januari 2022 sampai dengan Oktober 2022, tercatat ada 13 kasus.
"Dari 13 kasus tersebut, 6 anak meninggal dunia, 3 anak dinyatakan sembuh, 4 anak masih menjalani rawat inap (1 di Perawatan Intensif, 3 di perawatan biasa). Dari 13 kasus tersebut, 6 anak berasal dari DIY dan 7 anak dari luar DIY," sebutnya, Rabu (19/10/2022).
RSUP Dr Sardjito selanjutnya berkolaborasi dengan IDAI Wilayah DIY, Dinkes DIY dan Kemenkes untuk terus melakukan pelacakan lebih lanjut terhadap munculnya gagal ginjal akut ini. RSUP Dr Sardjito terus berkonsentrasi dengan memanfaatkan seluruh sumber daya untuk mengungkap causa utama atau penyebab utama kasus ini.
Saat ini RSUP Dr Sardjito telah memiliki sarana prasarana untuk Haemodialisa anak maupun Peritoneal Dialisis. Serta memiliki dokter dokter sub spesialisis ginjal anak untuk menangani hal ini. Namun, dokter tetap meminta orang tua untuk memerhatikan beberapa hal yang mungkin bisa menjadi tanda gejala gagal ginjal akut ini.
Waspadai Perubahan Volume Urin Anak
Beberapa pasien gagal ginjal di masa sebelumnya, mengeluhkan diare yang terasa seperti orang buang air kecil (BAK) 'sor-soran' dengan jumlah banyak. Kemudian tubuh pasien mengalami kekurangan cairan lalu terdiagnosis gagal ginjal.
"Tapi kalau kasus yang ini eeknya (BAB) enggak sor-soran, jadi kehilangan cairannya tidak seperti diare. Dia [pasien] datang dalam kondisi tak terduga, pipisnya tiba-tiba berkurang," ujar Kristia.
Jadi untuk kaum awam, untuk melihat memonitor kesehatan anak, maka selain melihat keluhan batuk, pilek, panas, diare harus dipantau pula volume dan warna kencing (air seni) anak.
"Dilihat dari volume pipisnya dan kalau warnanya makin pekat, maka harus segera diberi cairan. Segera ke fasilitas layanan terdekat untuk mendapat penanganan lanjut," tuturnya.
Baca Juga: Dokter Nefrologi Anak RSUP Dr Sardjito: Hindari Dulu Obat Sirup, Walau Anak Biasa Mengonsumsinya
Kala ditanya volume kencing yang normal pada anak, Kristia mengungkap walau agak sulit menghitungnya, namun bisa diperkirakan menyesuaikan dengan berat badan anak.
"Kalau anak berat 10 Kg normalnya ia pipis per jam 10cc, kalau 20 Kg ya per jam 20cc, ikuti berat badan. Kalau pakai pampers kan susah diamatinya, tapi kalau ketika dilihat kok pekat banget, dan sudah beberapa jam kok masih dikit pipisnya di pampers, itu mgkn tanda-tanda [gejala gagal ginjal akut misterius]," sebutnya.
Anggota Tim Medis Penanganan Gagal Ginjal Akut pada Anak RSUP Dr Sardjito, yakni dr. Retno Palupi B.Med. Sc., M.Epid., M.Sc., Sp.A(K) menuturkan, diperlukan kewaspadaan dan deteksi dini orangtua terutama yang memiliki anak di bawah usia 6 tahun.
"Waspadai gejala penurunan volume atau frekuensi urin atau bila tidak ada urin. Baik dengan atau tanpa gejala demam," lanjut Retno.
Selain itu menurutnya, gejala lain dari gagal ginjal akut misterius ini mirip dengan gejala penyakit lain. Sehingga penting bagi orang tua mewaspadai pula ketika muncul gejala diare dan batuk pilek.
"Tapi gagal ginjal tipe progresif ini dia lebih cepat penurunan produksi volume urinnya. Jadi volume urinnya yang harus diperhatikan oleh orang tua," kata Retno menegaskan kembali.
Ia juga meminta, ketika orang tua mengetahui anak-anaknya sakit, untuk sementara tidak mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas, tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten. Sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah. Lebih baik, segera menuju ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapat penanganan yang tepat.