Sinar matahari menjadi salah satu sumber spektrum cahaya biru (blue light) di bumi.
Namun demikian, blue light bukan hanya dipancarkan oleh matahari, melainkan juga perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, dan TV – meskipun pada tingkat 100-1.000 kali lebih rendah.
Baca Juga: Kafe-Kafe di dalam Kampus UGM, Check!
Dampak buruk blue light terhadap mata dan jadwal tidur sudah diketahui oleh kita. Kemudian, apakah kamu sudah mengetahui efek buruk blue light terhadap kondisi kulit?
Michael Freeman, Associate Professor of Dermatology dari Bond University, mengungkap bahwa ada beberapa temuan menarik yang ia dapatkan dari studi literatur, mengenai hal tersebut.
Cahaya biru dapat meningkatkan pigmentasi pada kulit
Penelitian yang dipublikasikan di laman Wiley Online Library, mempublikasikan tentang paparan sinar biru dapat merangsang produksi melanin, pigmen kulit alami yang memberikan warna pada kulit.
Studi observasional yang dinukil oleh Freeman itu melibatkan pasien melasma dan orang sehat di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Kunming, China.
Riset dilakukan oleh peneliti Department of Dermatology, Jiangnan University Medical Center, dan Department of Dermatology, The FirstAffiliated Hospital of Kunming MedicalUniversity, Kunming Medical University, China.
"Para peneliti menyimpulkan, terlalu banyak sinar biru berpotensi memperburuk hiperpigmentasi -produksi melanin yang berlebihan yang menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit- terutama pada orang yang berkulit lebih gelap," ungkap penelitian itu, seperti dikutip Minggu (28/7/2024).
Baca Juga: Citroen E-C3 All Electric akan Dirakit di Indonesia, Bisa Tempuh Jarak 320 Kilometer
Baca Juga: GIIAS 2024: Volvo Resmi Mengumumkan EX30, Tersedia dalam 2 Varian
Blue light dapat membuat kulit keriput
Beberapa penelitian menunjukkan, blue light dapat merusak kolagen.
Kolagen merupakan protein yang penting untuk struktur kulit, yang berpotensi mempercepat pembentukan keriput.
Sebuah studi laboratorium mengungkap, hal itu dapat terjadi jika kamu memegang perangkat hanya berjarak satu sentimeter dari kulit, selama satu jam.
"Namun, bagi kebanyakan orang, jika Anda memegang perangkat Anda lebih dari 10 cm dari kulit Anda, hal itu akan mengurangi paparan 100 kali lipat. Jadi, hal ini tidak terlalu signifikan," sebut laporan riset tersebut.
Blue light dapat mengganggu tidur, memperburuk masalah kulit
Seperti yang kita ketahui, bluelight mempengaruhi tidur dengan cara menekan produksi melatonin.
Padahal, melatonin adalah hormon alami yang biasanya memberi sinyal kepada tubuh kita, ketika tiba waktunya untuk tidur, ia juga membantu mengatur siklus tidur-bangun kita.
Baca Juga: Barbie Rilis Koleksi Boneka Disabilitas Netra dan Barbie Kulit Hitam Penderita Down Syndrom
Kalau melatonin sudah tertekan, maka kamu akan lebih sulit tertidur dan kualitas tidurmu terganggu.
"Masalah tidur jangka panjang dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada, seperti jerawat, eksim, dan rosacea," ungkap laporan itu.
Kurang tidur dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang memecah kolagen, protein yang bertanggung jawab atas kekencangan kulit.
Masalah lain yang disebabkan ulah blue light, kurang tidur juga dapat melemahkan pelindung alami kulit. Kondisi ini membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan dan kekeringan akibat lingkungan.
Baca Juga: Sejumlah Perancang Busana Lokal dan Siswa SMK Unjuk Karya di F8 Makasar
Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan paparan blue light terhadap kulit?
Gunakan pengaturan 'mode malam' pada perangkat teknologi yang kamu gunakan,
Gunakan aplikasi filter blue light untuk mengurangi paparan cahaya biru di malam hari,
Kurangi waktu yang kita gunakan di depan layar sebelum tidur. Fokuslah menciptakan rutinitas sebelum tidur yang menenangkan, untuk menghindari jenis gangguan tidur,
Jauhkan ponsel atau perangkat dari kulit kita untuk meminimalkan paparan blue light. Bila perlu, selalu matikan ponsel ketika tidur,
Saat beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah, atau di momen kita akan menggunakan perangkat seperti smartphone, selalu gunakan sunscreen.
Sunscreen mineral dan fisik yang mengandung titanium dioksida dan iron oxides menawarkan perlindungan yang luas, termasuk dari blue light.
"Untuk saat ini, prioritaskan perlindungan sinar matahari yang baik dengan tabir surya berspektrum luas, yang tidak hanya melindungi dari UV, tetapi juga blue light," sebutnya.