Riset Populix: Belanja Luring dan Daring Berkembang Secara Harmonis

Rahmat Jiwandono
Senin 05 Agustus 2024, 14:51 WIB
(ilustrasi) belanja online (Sumber: Pixabay)

(ilustrasi) belanja online (Sumber: Pixabay)

Techverse.asia - Populix baru-baru ini menerbitkan pola belanja konsumen di Indonesia lewat laporan dalam bentuk survei yang bertajuk "Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline."

Baca Juga: Perjalanan Startup Populix, Bermula dari Gagasan Penyedia Data dan Riset

Dalam survei hybrid secara luring atau offline dan daring atau online terhadap 515 responden pembeli dan 256 responden penjual pada November tahun lalu menunjukkan bahwa praktikalitas dengan persentase 67 persen jadi faktor utama pendorong konsumen untuk belanja online, sedangkan memegang produk secara langsung persentasenya 77 persen jadi alasan utama belanja offline.

"Usai pandemi Covid-19, kami menyaksikan transformasi yang menarik dalam perilaku belanja konsumen di Indonesia. Walaupun pandemi Covid-19 memicu lonjakan belanja online secara signifikan, (tapi) temuan kami menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi belanja konsumen dan akan terus bertambah setelah pandemi (Covid-19)," terang Head of Research Populix Indah Tanip.

Indah mengatakan bahwa riset yang mereka lakukan memperlihatkan dinamika yang kompleks antara ritel online dan offline, mengungkapkan bahwa keduanya tak hanya bertahan, namun juga berkembang secara harmonis guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam.

Baca Juga: Waspada Penipuan Memanfaatkan AI, Menyasar Konsumen Belanja Online

Riset tersebut membandingkan preferensi belanja konsumen dalam tiga periode, yakni sebelum, saat, dan setelah terjadinya pandemi Covid-19. Disebabkan oleh faktor kesehatan serta pembatasan sosial, sebanyak 54 persen dari total responden yang aktif belanja online dan offline lebih memilih melakukan aktivitas belanja online selama pandemi berlangsung.

"Setelah pandemi berakhir, sebanyak 49 persen diantaranya juga masih lebih sering berbelanja online," ujarnya.

Berbeda dari persentase aktivitas belanja online yang mengalami sedikit penurunan, konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir mengalami kenaikan sampai lebih dari dua kali lipat.

"Hal itu menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online cukup populer, konsumen Indonesia juga masih tetap gemar belanja offline," katanya.

Baca Juga: Masyarakat Indonesia Makin Cerdas Merencanakan Belanja

Dari kacamata konsumen, kehadiran toko luring dan daring tentunya dapat mengakomodasi preferensi belanja yang beragam. Pada umumnya, konusmen di Tanah Air memiliki preferensinya masing-masing ketika membeli kategori produk tertentu.

"Riset ini menemukan bahwa produk fesyen serta kecantikan (masing-masing sebanyak 46 persen) dibeli secara daring, sedangkan kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan (34 persen) lebih dominan dibeli secara luring," katanya.

Selain itu, riset ini juga menyoroti bahwa sejumlah faktor pendorong yang membuat konsumen memilih membeli secara daring maupun luring. Pertama, kepraktisan (67 persen) dan kemudahan membandingkan harga (66 persen) jadi dua faktor utama yang mendorong konsumen untuk belanja online, lalu diikuti oleh beragam metode pembayaran (60 persen) di posisi ketiga.

Baca Juga: Mau Bangun Startup? Simak Motivasi dari C-Level Populix dan SerMorpheus

"Kemudahan proses pengembalian barang (25 persen) pun turut menjadi salah satu alasan penting yang membuat konsumen suka belanja secara online," ujarnya.

Sementara faktor kesempatan buat memegang atau merasakan produk secara langsung atau disebut tangibility, persentasenya 77 persen, tidak ada biaya pengiriman 66 persen, kemudian diikuti oleh jarak toko yang dekat 62 persen ialah tiga faktor utama yang membuat konsumen lebih memilih berbelanja secara offline.

Ia tak menampik kalau transaksi belanja luring maupun daring punya peranan yang sangat penting dalam mendorong kemajuan perekonomian negara. Guna terus berkontribusi yang positif untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, sinergi antara ritel luring atau daring menjadi hal yang sangat esensial dalam mengakomodasi kebutuhan konsumen yang sangat beragam di Tanah Air.

Baca Juga: Penelitian InMobi: 3 dari 5 Konsumen Indonesia Siap Habiskan Rp3 Juta untuk Belanja Ramadan 2024

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)