World Osteoporosis Day (WOD) atau Hari Osteoporosis Sedunia (HOS) sejak 1996 diperingati setiap 20 Oktober. Tujuan dari peringatan WOD adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia, akan pentingnya menjaga kesehatan tulang. Peringatan tahun 2022 mengangkat tema Step Up for Bone Health atau Langkah untuk Tulang yang Sehat.
Osteoporosis merupakan kondisi kurangnya kepadatan tulang, sehingga menjadi keropos dan mudah patah. Penyakit tulang ini memang jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Laman Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengungkap, satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria berusia 50 tahun ke atas menderita osteoporosis hingga patah tulang.
Angka Penderita
World Health Organization (WHO) memasukan osteoporosis ke dalam daftar 10 penyakit degeneratif utama di dunia. WHO mencatat, sekitar 200 juta orang di dunia menderita osteoporosis.
Bagaimana dengan di Indonesia? Data yang dimiliki oleh Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) mengungkapkan, prevalensi osteoporosis di Indonesia sudah mencapai 19,7%.
Data dari Kemenkes menyebutkan prevalensi osteoporosis di Indonesia sekitar 10,3%. Artinya, dua dari lima penduduk Indonesia berisiko osteoporosis.
Penyakit tulang keropos ini bisa menyebabkan risiko komplikasi seperti fraktur bisa memicu perdarahan, emboli, cedera kepala yang menyebabkan kematian.
Faktor Penyebab
Dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa Kunjung Ashadi, S.Pd., M.Fis., AIFO., menjelaskan, bahwa osteoporosis disebabkan karena adanya penurunan kemampuan tubuh dalam meregenerasi tulang sehingga kepadatannya berkurang.
Ini biasanya terjadi mulai usia 35 tahun (faktor usia). Tulang keropos juga disebabkan karena faktor genetik dan gangguan hormon. Penyebab lainnya yakni faktor kebiasaan atau pola hidup sehari-hari termasuk pola makan, jarang berolahraga, kebiasaan merokok hingga konsumsi obat-obatan tertentu.
“Kalau pola makannya seimbang terutama vitamin D dan kalsiumnya bagus, olahraganya teratur maka resikonya berkurang,” kata dia, Kamis (20/10/2022).
Salah satu penelitian menunjukan bahwa genetik Asia memiliki risiko lebih besar mengalami osteoporosis dibandingkan genetik hispanik dan Afrika.
Gejala Osteoporosis
Penderita osteoporosis, bisa mengalami berbagai gejala berupa patah tulang ketika terjadi benturan ringan, terjadi nyeri bagian punggung dalam jangka panjang, postur badan membungkuk dan berkurangnya tinggi badan.
“Ada temuan atau tanda klinis lain yang mudah diamati, seperti perubahan postur tubuh seseorang yang sebaiknya harus langsung dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter,” terangnya.
Cara Mencegah Osteoporosis
Osteoporosis tidak datang dengan tiba-tiba, tetapi merupakan 'tabungan masa lalu' seseorang yang mulai terasa pada usia tertentu. Penderita osteoporosis harus menjaga atau mengatur pola makan dan menghindari aktivitas yang beresiko menyebabkan benturan pada tulang. Kunjung mengungkap ada beberapa langkah yang bisa jadi upaya mencegah osteoporosis. Apa saja itu?
- Berolahraga
Olahraga secara rutin dapat meminimalisir risiko tulang keropos atau osteoporosis. Lakukan jenis olahraga seperti angkat beban, jogging, latihan keseimbangan, berjalan di atas bidang lurus, senam dan sebagainya.
“Ini penting diperhatikan, kalau bisa, atur jadwal olahraga. Olahraga tidak hanya menjaga kita dari tulang keropos, tetapi juga menurunkan risiko berbagai penyakit lainnya," ungkap Kunjung.
Dengan olahraga, sirkulasi hormonal akan bekerja dengan baik. Demikan juga regenerasi sel juga berjalan dengan optimal dan kepadatan tulang terjaga.
- Konsumsi makanan mengandung kalsium
Makanlah dengan pola makan yang teratur, serta konsumsilah makanan tinggi kalsium dan vitamin D. Kalsium bisa didapatkan lewat susu, keju, sayuran hijau, sari laut, kacang-kacangan atau biji-bijian.
Sumber vitamin D bisa didapatkan dengan mengkonsumsi jenis ikan laut, tuna, salmon, bisa minyak ikan, jamur, kuning telur, brokoli, bayam dan sebagainya.
“Langkah pencegahan harus dilakukan sejak dini, jangan mulai merasakan gejala baru sadar,” tandasnya.
Ayo, jaga tulang kita sejak sekarang. Jangan lupa perbanyak jalan kaki