Konten Mukbang di YouTube Ditonton Lebih dari 3 Miliar Kali

Uli Febriarni
Senin 07 Oktober 2024, 10:29 WIB
Video dengan kata kunci 'mukbang' telah ditonton lebih dari 30 miliar kali di YouTube (Sumber: YouTube Global)

Video dengan kata kunci 'mukbang' telah ditonton lebih dari 30 miliar kali di YouTube (Sumber: YouTube Global)

Sebelumnya, suara seruputan mie, kriuknya kue beras, suara sayur dan seafood yang sedang direbus, atau desisan irisan daging sapi yang baru saja dimasak terdengar biasa saja. Hingga kemudian, suara-suara itu menjadi jenis hiburan baru oleh para pencipta tren mukbang.

Mukbang atau siaran makan, adalah jenis video di mana para kreator menyantap makanan di depan kamera.

Meskipun jenis video ini sudah ada di YouTube sejak awal kemunculannya, para kreator Korea Selatan secara resmi memberi nama pada format ini dan mulai mempopulerkannya pada awal 2010.

Kemudian pada 2015, mukbang mulai bermunculan dari para kreator di seluruh dunia, yang juga mulai mengintegrasikannya dengan format YouTube populer lainnya, ASMR.

Saat ini, sudah umum untuk melihat mukbang animasi, serta dampak mukbang pada format lain, seperti acara wawancara.

YouTube melihat, evolusi mukbang yang sedang berlangsung menunjukkan kebutuhan yang dipenuhi oleh video bagi pemirsa: Selain memberikan stimulasi sensorik, video-video ini juga menawarkan persahabatan, menciptakan ruang bagi penonton untuk duduk dan "berbagi" makanan dengan para kreator.

"Sejauh tahun ini, penayangan video dengan judul 'mukbang' telah ditonton lebih dari 30 miliar kali," demikian data YouTube Global, yang mereka rangkum sejak 1 Januari - 31 Juli 2024, dikutip Senin (7/10/2024).

Baca Juga: Jess No Limit Jadi Kreator Indonesia Pertama yang Punya 50 Juta Subscribers

Selanjutnya, pada awal Oktober tiga tahun yang lalu, istilah 'mukbang' juga telah secara resmi ditambahkan ke dalam Kamus Bahasa Inggris Oxford, yang semakin memperkuat dampak budayanya.

YouTube kemudian mengambil kesempatan tersebut untuk merayakan komunitas penyantap makanan ini, dengan versi animasi khusus dari logo YouTube (disebut Yoodle).

Baca Juga: Keunikan Cita Rasa Coklat Khas Kampung Merasa Kalimantan Timur

Minat menonton mukbang begitu tinggi, hingga pihak Korea Selatan pada 2018 pernah menekan jumlah konten mukbang yang sempat trending.

Laman Telegraph mengungkap, kecenderungan angka obesitas di Korea Selatan diketahui meningkat sebanyak 34,8% sejak 2016. Besar dugaan konten mukbang memiliki korelasi dengan kondisi tersebut.

Untuk diketahui, menonton konten mukbang memang memiliki sejumlah dampak di kehidupan kita. Mau tahu apa saja? Bisa disimak di bawah ini:

  • Makan dengan Porsi Berlebihan

Sebuah studi dilakukan oleh Kircaburun dkk dalam jurnal International Journal of Mental Health and Addiction, menemukan adanya korelasi menonton video mukbang dengan perubahan perilaku makan remaja.

Usai menonton video mukbang, seseorang cenderung akan menirukan kegiatan tersebut, atau setidaknya mengonsumsi makanan yang sama dengan para mukbanger.

Ini berarti, menonton konten mukbang dapat merusak perilaku dan pola makan seseorang. Para penonton video mukbang memiliki kecenderungan untuk makan dalam porsi besar tanpa takut kegemukan, seperti yang dilakukan konten kreator.

  • Malnutrisi

Makanan yang terlihat dikonsumsi oleh konten kreator, banyak yang berupa makanan-makanan yang tidak jelas kandungan gizinya atau cenderung lebih tinggi kalori, tinggi gula, tinggi lemak, tinggi kolesterol serta tinggi natrium.

Combo keinginan meniru konten kreator dan mencicipi makanan yang sama seperti tampak dalam layar gawai penonton, menumbuhkan kebiasaan pola makan tidak sehat.

  • Obesitas dan Gangguan Makan

Studi dalam Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental mendapati, perilaku makan berlebih menjadi respons kesadaran diri atas gagalnya seseorang untuk memperoleh berat badan ideal dan kecemasan sosial.

Studi tersebut menjelaskan bahwa, perilaku makan berlebih timbul dari reaksi pengaruh psikologis dan sosial-budaya. Perilaku makan berlebih berperan memicu obesitas.

"Pada kasus video mukbang, kegiatan meniru pada remaja untuk makan berlebih menjadi respon untuk diterima oleh masyarakat karena mengikuti tren ideal yang ada," mengutip Kumparan.

Salah satu gangguan yang terjadi kepada seseorang untuk makan secara berlebihan atau makan dalam porsi besar, disebut binge eating disorder (BED).

Seseorang dengan gangguan ini tidak mampu mengontrol banyaknya asupan makanan. Pola makan binge eating dinilai sebagai dampak adanya kecemasan seseorang atas penilaian masyarakat.

Di lain sisi, BED timbul oleh tingkat kebosanan yang tinggi.

(ilustrasi) Kumpulan video mukbang (sumber: YouTube)

Baca Juga: Adidas Adios Pro 4: Sepatu yang Dibuat untuk Latihan Lari Cepat

Baca Juga: Imajin Resmikan Advanced Manufacturing Center, Dorong Industri Manufaktur

Dilansir dari NCBI, menonton video mukbang oleh beberapa orang dianggap sebagai sarana menghilangkan kebosanan dan kesendirian.

Beberapa penonton akan merasa puas dengan melihat tontonan mukbang. Namun mereka tidak sadar, hal tersebut dapat memicu kehilangan kontrol melakukan kegiatan mukbang dan menimbulkan BED sekaligus obesitas.

  • Mengubah preferensi makanan

Jurnal Dinamika dan Sosial Budaya yang disusun oleh akademisi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menuliskan, fenomena mukbang menyebar secara global.

Di Indonesia, mukbang telah menjadi tren yang sangat diminati banyak orang. Seringkali pula, mukbang di Indonesia menampilkan makanan lokal yang beragam dan khas, mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia.

Di sinilah peran mukbang dalam mempromosikan makanan lokal dan regional, serta dalam membentuk identitas kuliner.

Menonton konten mukbang, yang diikuti dengan ikut mengonsumsi makanan yang sama seperti konten kreatornya, secara perlahan dapat mempengaruhi preferensi seseorang atas makanan tertentu.

  • Memicu budaya konsumtif

Sementara itu, budaya mukbang masuk ke Indonesia diiringi dengan komersialisasi mukbang. Dalam tahap ini, kegiatan mukbang bukan lagi hanya mengonsumsi menu tertentu, melainkan juga mengiklankan suatu produk.

Hal tersebut memicu budaya konsumtif dalam masyarakat, terutama pada mereka yang mudah terpengaruh oleh aktivitas makan sang konten kreator mukbang.

  • Mengurangi kesepian

Dari segi psikologis, mukbang dikatakan memiliki kemampuan mencegah depresi akibat kesepian. Dibandingkan harus makan sendirian dan merasa kesepian, mencari "teman makan" online dinilai lebih baik.

Perasaan memiliki teman makan bersama akan membuat seseorang tidak terlalu kesepian dan risiko depresi pun bisa berkurang.

Demikian juga bagi penonton video mukbang.

"Menonton mukbang dapat mengurangi rasa kesepian dan membuat penontonnya merasa seperti sedang makan bersama. Kegiatan ini juga dapat menimbulkan rasa puas dan nikmat saat makan, meski hanya melalui pengamatan visual," masih dari jurnal USM.

  • Menambah limbah makanan (food waste)

Tidak semua orang mampu menghabiskan makanan dalam jumlah banyak. Demikian juga penonton yang mencoba meniru konten mukbang.

Makanan yang tidak dapat mereka habiskan dan tidak pula dibagikan, hanya akan menambah jumlah limbah makanan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Automotive15 November 2024, 18:17 WIB

Chery J6: Mobil Listrik Tipe SUV Offroad Pertama di Indonesia

Era Baru SUV Offroad dengan Energi Berkelanjutan.
Chery J6. (Sumber: dok. chery)
Techno15 November 2024, 17:38 WIB

Spotify akan Mulai Bayar Host Siniar Video, Apa Syaratnya?

Spotify akan mulai membayar host podcast video berdasarkan seberapa baik kinerja video mereka.
Spotify.
Techno15 November 2024, 17:06 WIB

Apple Merilis Final Cut Pro 11 yang Kini Bertenaga Kecerdasan Buatan

Final Cut Pro 11 memulai babak baru dalam penyuntingan video di Mac.
Final Cut Pro 11. (Sumber: Apple)
Automotive15 November 2024, 16:09 WIB

Deretan Mobil yang Diumumkan di Gelaran KIA EV Day 2024

Distributor dan media berkumpul untuk melihat lebih dekat beberapa model EV terkini dan yang akan datang dari KIA, serta kendaraan konsep.
Deretan mobil yang diperkenalkan KIA pada EV Day 2024. (Sumber: KIA)
Techno15 November 2024, 15:50 WIB

Hitachi Vantara Memperluas Platform Penyimpanan Cloud Hibrida dengan Penyimpanan Objek

Platform Penyimpanan Virtual One mengintegrasikan penyimpanan objek dengan blok dan file.
Hitachi Virtual Storage Platform One. (Sumber: Hitachi)
Startup15 November 2024, 15:32 WIB

GoTo x Indosat Kembangkan Sahabat-AI: LLM Sumber Terbuka Berbasis Bahasa Indonesia

Sahabat-AI sudah digunakan untuk Dikte Suara (Dira), teknologi AI GOTO yang diluncurkan untuk keperluan bisnis unit Financial Technology (Fintech) dan Gojek.
GoTo hadirkan Sahabat-AI untuk Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. (Sumber: GoTo)
Startup15 November 2024, 14:35 WIB

3 Startup Teknologi Iklim di Asia Tenggara yang Patut Diperhatikan Investor

Tiga perusahaan rintisan ini memiliki prospek yang menjanjikan bagi investor.
Tiga perusahaan rintisan teknologi iklim di Asia Tenggara. (Sumber: AC Ventures)
Techno15 November 2024, 14:13 WIB

Mantap! Daya Saing Digital Indonesia Naik ke Peringkat 43 Dunia

Tapi masalah kecepatan internet jadi persoalan utama yang patut mendapat perhatian.
Ilustrasi daya saing digital. (Sumber: freepik)
Techno14 November 2024, 17:21 WIB

Laporan e-Conomy SEA 2024: Perekonomian Digital Indonesia akan Mencapai GMV yang Fantastis

Sektor e-commerce dan perjalanan menjadi penopang berkat bantuan AI dalam mendorong pertumbuhan di lima sektor utama tahun ini.
Ilustrasi ekonomi digital. (Sumber: freepik)
Startup14 November 2024, 15:23 WIB

Privy x Julo: Sediakan Tanda Tangan Elektronik untuk Platform Tekfin Julo

Privy semakin dipercaya berbagai pihak sebagai penyedia layanan digital trust terbaik di tanah air.
Privy.