Mumpung Masih Muda, Kurangi Minum Es Sewaktu Menghadapi Cuaca Panas, Ini Alasannya

Uli Febriarni
Jumat 11 Oktober 2024, 20:39 WIB
air es (Sumber: nuun)

air es (Sumber: nuun)

Cuaca panas dan suasana gerah membuat rasa ingin membilas kerongkogan dengan air dingin bahkan es. Rasanya nikmat, menyegarkan, dan menghilangkan dahaga.

Namun mulai sekarang, sepertinya kita harus mulai mengurangi kebiasaan tersebut, meski meneguk minuman dingin saat cuaca panas terasa menyenangkan.

Mengutip berbagai sumber, ada beberapa efek yang dirasakan tubuh ketika kita melakukan hal tersebut, salah satunya sakit kepala.

Sakit kepala sesaat setelah minum atau makan sesuatu yang dingin, --di kala lingkungan kita panas--, sebenarnya merupakan mekanisme tubuh untuk perlindungan dari perubahan yang terjadi secara mendadak.

Baca Juga: Ternyata, Kupu-kupu Membantu Penyerbukan Tanpa Menyentuh Bunga

Sakit kepala karena mengonsumsi minuman dingin sering disebut dengan istilah brain freeze atau ice cream headache.

Brain freeze bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi sesuatu yang dingin terlalu cepat, di saat cuaca sangat panas. Aktivitas itu menyebabkan penyempitan cepat pembuluh darah di langit-langit mulut.

Perubahan cepat di dekat saraf sensitif di langit-langit mulut, membuat sensasi otak membeku. 

Referensi lain menyebut, saat kita minum es, suhu dingin akan menyentuh saraf-saraf yang terdapat pada langit-langit mulut dan menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah kapiler pada area tersebut.

Tubuh kita kemudian merespon hal ini dengan berusaha melebarkan kembali pembuluh darah, agar suhunya kembali normal.

"Pada saat bersamaan, efek minum air es ini akan menyebabkan reseptor pada saraf langit-langit mulut mengirimkan sinyal sakit ke otak, sebagai tanda bahwa terdapat sesuatu yang tidak beres dengan tubuh kita," demikian dikutip dari Hello Sehat, Jumat (11/10/2024)

Meski demikian, sakit kepala setelah minum es biasanya hanya terjadi selama 20 detik, 60 detik, tidak lebih dari 5 menit. Setelah itu rasa sakitnya berangsur hilang.

Untuk meredakan sakit kepala tersebut, bisa dilakukan dengan cara menekan lidah ke langit-langit mulut.

Cara lainnya yakni minum air hangat atau menutup mulut dan hidung dengan tangan, lalu bernapas dengan cepat. 

Langkah-langkah tadi membantu suhu di rongga mulut bisa menjadi lebih hangat. Rasa sakit kepala lebih cepat hilang.

Baca Juga: Fazzio Hybrid Series Punya Varian Baru & Tambahkan Pilihan Warna untuk Neo dan Lux

minuman dingin (sumber: pexel)

Tulisan yang dirilis PubMed, National Library of Medicine, mempublikasikan penelitian yang mengungkap, sebanyak 51 dari 669 perempuan (7,6%) mengalami sakit kepala setelah menelan 150 ml air es melalui sedotan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Peter Mattsson dari Department of Neuroscience, Neurology, University Hospital, Uppsala, Swedia itu mendapati, migrain aktif memfasilitasi persepsi nyeri dahi yang disebabkan oleh stimulus palatal dingin.

Selain itu, perempuan yang pernah mengalami satu atau lebih serangan migrain dalam setahun terakhir (migrain aktif), dua kali lebih mungkin mengalami sakit kepala karena menelan air dingin, dibandingkan mereka yang tidak pernah menderita migrain.

Baca Juga: Saucony x Gore Tex Rilis 6 Sepatu, Ada Sepatu Lari hingga Sepatu Outdoor

Baca Juga: Zoom Integrasikan Inovasi Kecerdasan Buatan pada Platform Kerja

Tidak semua orang mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi sesuatu yang dingin, tapi ada beberapa orang yang lebih rentan terhadap kondisi ini.

Bila kita termasuk sering mengalami brain freeze atau punya riwayat migrain, sebaiknya menghindari konsumsi makanan dan minuman yang terlalu dingin. 

Untuk menghilangkan dahaga di kala udara panas menyerang, usahakan mengonsumsi air yang sejuk. Tidak terlalu panas maupun terlalu dingin. Dengan demikian, tubuh lebih cepat terasa segar kembali.

Air yang bersuhu sejuk, lebih mudah dinetralkan oleh lambung, efek yang diterima oleh mulutpun lebih aman untuk syarat di sekitarnya. 

Alternatif lainnya, meminum air kelapa tanpa campuran es dan gula. Air kelapa dikenal punya mineral aktif dan elektrolit yang baik untuk menghidrasi tubuh.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Automotive15 November 2024, 18:17 WIB

Chery J6: Mobil Listrik Tipe SUV Offroad Pertama di Indonesia

Era Baru SUV Offroad dengan Energi Berkelanjutan.
Chery J6. (Sumber: dok. chery)
Techno15 November 2024, 17:38 WIB

Spotify akan Mulai Bayar Host Siniar Video, Apa Syaratnya?

Spotify akan mulai membayar host podcast video berdasarkan seberapa baik kinerja video mereka.
Spotify.
Techno15 November 2024, 17:06 WIB

Apple Merilis Final Cut Pro 11 yang Kini Bertenaga Kecerdasan Buatan

Final Cut Pro 11 memulai babak baru dalam penyuntingan video di Mac.
Final Cut Pro 11. (Sumber: Apple)
Automotive15 November 2024, 16:09 WIB

Deretan Mobil yang Diumumkan di Gelaran KIA EV Day 2024

Distributor dan media berkumpul untuk melihat lebih dekat beberapa model EV terkini dan yang akan datang dari KIA, serta kendaraan konsep.
Deretan mobil yang diperkenalkan KIA pada EV Day 2024. (Sumber: KIA)
Techno15 November 2024, 15:50 WIB

Hitachi Vantara Memperluas Platform Penyimpanan Cloud Hibrida dengan Penyimpanan Objek

Platform Penyimpanan Virtual One mengintegrasikan penyimpanan objek dengan blok dan file.
Hitachi Virtual Storage Platform One. (Sumber: Hitachi)
Startup15 November 2024, 15:32 WIB

GoTo x Indosat Kembangkan Sahabat-AI: LLM Sumber Terbuka Berbasis Bahasa Indonesia

Sahabat-AI sudah digunakan untuk Dikte Suara (Dira), teknologi AI GOTO yang diluncurkan untuk keperluan bisnis unit Financial Technology (Fintech) dan Gojek.
GoTo hadirkan Sahabat-AI untuk Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. (Sumber: GoTo)
Startup15 November 2024, 14:35 WIB

3 Startup Teknologi Iklim di Asia Tenggara yang Patut Diperhatikan Investor

Tiga perusahaan rintisan ini memiliki prospek yang menjanjikan bagi investor.
Tiga perusahaan rintisan teknologi iklim di Asia Tenggara. (Sumber: AC Ventures)
Techno15 November 2024, 14:13 WIB

Mantap! Daya Saing Digital Indonesia Naik ke Peringkat 43 Dunia

Tapi masalah kecepatan internet jadi persoalan utama yang patut mendapat perhatian.
Ilustrasi daya saing digital. (Sumber: freepik)
Techno14 November 2024, 17:21 WIB

Laporan e-Conomy SEA 2024: Perekonomian Digital Indonesia akan Mencapai GMV yang Fantastis

Sektor e-commerce dan perjalanan menjadi penopang berkat bantuan AI dalam mendorong pertumbuhan di lima sektor utama tahun ini.
Ilustrasi ekonomi digital. (Sumber: freepik)
Startup14 November 2024, 15:23 WIB

Privy x Julo: Sediakan Tanda Tangan Elektronik untuk Platform Tekfin Julo

Privy semakin dipercaya berbagai pihak sebagai penyedia layanan digital trust terbaik di tanah air.
Privy.