Penggunaan produk ramah lingkungan sempat menjadi tren di beberapa tahun lalu. Setiap perusahaan beramai-ramai mengganti kemasan mereka dengan bahan yang lebih 'bio degradable', ada juga yang menjual produk-produk mudah didaur ulang atau bisa dipakai berulang.
Baca Juga: Dukung Penerapan Energi Baru Terbarukan, AHM Pasang Solar Panel 8.760 kWp
Dan agar hal itu tidak menjadi sekadar tren musiman, seorang dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yakni Siti Aminah, mengedukasi dan mengajak para perempuan di tengah masyarakat, civitas kampus dan pondok pesantren untuk menggunakan pembalut kain.
Berkat konsistensi dan edukasi berkelanjutan yang ia lakukan, ia kemudian meraih Penghargaan Tokoh Pengabdi Inspiratif Nasional 2022. Penghargaan itu diberikan kepada Siti Aminah, saat perhelatan acara The 4th International Conferenceon University-Community Engagement (ICON UCE), diselenggarakan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 24-26 Oktober 2022.
Baca Juga: Berkat UNY, Petani Di Desa Ini Bisa Menggunakan PLTS Untuk Bercocok Tanam
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof.Marhumah menyatakan bangga dan bersyukur atas prestasi yang diraih Siti Aminah.
Menurut dia, Siti Aminah sudah lama memperjuangkan penggunaan produk ramah lingkungan. Dan saat ini, apa yang Aminah lakukan diapresiasi dari Kementerian Agama Republik Indonesia.
Ia berharap inovasi yang telah dilakukan bisa membuahkan hasil yang optimalkan, disosialisasi secara massal dan lebih masif. Sehingga bisa ada lebih banyak lagi penerima manfaat dari produk besutan Aminah.
"Dan bisa jadi role model," terangnya, dalam keterangan tertulis dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/10/2022).
Sang peraih penghargaan, Siti Aminah mengungkap, kita mempunyai mimpi untuk mengurangi sampah dan menyelamatkan bumi. Dan menurut dia, penggunaan pembalut kain bisa menjadi satu upaya kecil untuk mewujudkan penggunaan produk yang berkelanjutan.
Aminah mengatakan dengan menggunakan pembalut kain, kaum perempuan bisa sehat, menyelamatkan bumi dan ekonomis.
"Kita tahu bahwa, sampah pembalut sekali pakai membutuhkan waktu lama untuk terurai. Memerlukan waktu 200-800 tahun untuk dapat terdegradasi di tanah,“ kata Kaprodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Program pengabdian ini, lanjut dia, mengalir seperti mengikuti isu darurat iklim yang ada di dunia. Sehingga banyak sekali pesanan dan dibutuhkan penjahit. Pihaknya juga mengedukasi beberapa mitra lembaga mengajari mereka menjahit pembalut kain. Mulai dari mahasiswa, suster, santri dan warga desa.
Pendiri dan Ketua Taman Baca Masyarakat (TBM) Delima Bantul itu berharap, ia dan tim pengembangan pembalut kain bisa melebarkan jangkauan mitra.
"Agar lingkungan kita makin banyak yang memperhatikan. Kami akan menyebarkan isu pembalut kain ramah lingkungan dan menjadikannya praktik terbaik dalam pemberdayaan masyarakat," ungkap perempuan kelahiran Desa Sindang Jawa Kadugede, Kuningan, Jawa Barat itu.
Edukasi atau gerakan menggunakan pembalut kain bisa semakin merangkul masyarakat marginal, tambahnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, M Ali Ramdhani menjelaskan, ICON UCE 2022 digelar dalam rangka terus mengoptimalkan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, salah satunya aspek pengabdian kepada masyarakat. Sebab menurut Dhani, universitas yang baik adalah kampus yang mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat secara luas.
"Proses pengajaran harus berbasis masyarakat, penelitianpun harus berbasis masyarakat," terangnya.
Dhani juga mengajak, agar civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) bisa hadir di depan dalam membangun episentrum peradaban. Kehadirannya harus seperti mercusuar yang mampu menerangi masyarakat di sekitarnya.
"Pengajaran dan riset PTKI harus berbasis masyarakat," ujarnya.