Techverse.asia - Joko Anwar mengumumkan film terbarunya yang berjudul Pengepungan di Bukit Duri. Berbeda dari film-film yang sebelummya ia buat, Pengepungan di Bukit Duri mengusung genre action-thriller yang diproyeksikan tayang tahun depan, tapi belum ditentukan tanggalnya.
Joko Anwar berkolaborasi dengan rumah produksi Amazon MGM Studios untuk rilisan film di bioskop di kawasan Asia Tenggara. Amazon MGM Studios sendiri pernah memproduksi film American Fiction, Air, dan Blink Twice. Pengepungan di Bukit Duri adalah film ke-11 yang ia produksi sepanjang karirnya.
Baca Juga: Review Tebusan Dosa: Antara Supranatural atau Penjelasan Secara Saintifik
"Film-film saya yang sebelumnya menawarkan hiburan dan eskapisme, alangkah lebih baiknya setelah 10 film, untuk film saya yang ke-11 membuat sesuatu yang berbeda. Saya juga seorang seniman yang tidak boleh ada di dalam zona nyaman terus," ujar mantan wartawan The Jakarta Post itu dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin (21/10/2024).
Dijelaskannya, film terbarunya itu mengusung tema serta isu anti-kekerasan yang penting untuk diangkat ke layar lebar dan menjadi diskursus kekinian. Isu kekerasan saat ini sangat lekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. "Secara tema sangat relevan dan penting bagi masyarakat kita," terangnya.
Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri menceritakan tentang terjadinya kekacauan di Indonesia pada 2027. Hal ini disebabkan oleh maraknya diskrimnasi dan kebencian rasial yang membuat Indonesia di ambang kehancuran.
Baca Juga: Film Christopher Nolan Berikutnya: Matt Damon Jadi Pemeran Utamanya?
Dalam situasi itu, ada seorang guru pengganti di SMA Duri bernama Edwin yang tugasnya mendidik siswa dan siswi bermasalah. Ya, SMA Duri sendiri merupakan SMA 'buangan,' Edwin pun menghadapi pertarungan agar dapat bertahan hidup. Hari-harinya berubah menjadi pertaruhan hidup dan mati.
"Kami percaya bahwa pembaruan dan konsistensi untuk mengeksplorasi napas baru yang ada dalam setiap karya merupakan salah satu kunci di dunia perfilman Indonesia agar memiliki sustainability yang tinggi," kata perwakilan dari Come and See Pictures Tia Hasibuan.
Di media sosial X/Twitter @jokoanwar menyebutkan bahwa film Pengepungan di Bukit Duri sejatinya sudah dikerjakan satu tahun terakhir. Joko mengaku bahwa tim produksinya perlu waktu sekitar empat bulan untuk menentukan daftar pemain yang akan membintangi film ini.
Baca Juga: Review Film Pengabdi Setan 2: Communion, Sosok Wartawan untuk Sampaikan Satire
Setelah melalui proses casting yang panjang, akhirnya terpilih sejumlah nama yang terbilang baru dan fresh di film Pengepungan Bukit Diri. Menurutnya, aktor dan aktris di film barunya ini adalah anak muda, dan Joko juga baru pertama kali bekerja sama dengan mereka.
"Mereka ini sangat luar biasa sekali, enggak cuma berbakat tapi juga cerdas dan peka. Menyenangkan sekali untuk mengeksplorasi karakter serta cerita bersama mereka. Ini masih ada sebagian cast yang belum kami ungkap, banyak yang baru dan berbakat," ujarnya.
Adapun pemerannya meliputi Morgan Oey (Edwin), Omara Esteghlal (Jefri), Hana Pitrashata (Diana), Satine Zaneta (Doti), Farandika (Joy), Fatih Unru (Rangga), Dewa Dayana (Gery), Faris Fadjar (Reyhan), Florian Rutters (Sean), dan Sandy Pradana (Anto). Selain mereka, juga ada Bima Azriel, Raihan Khan, Millo Taslim, dan Sheila Kusnadi.
Baca Juga: Timothée Chalamet Berubah Menjadi Bob Dylan di Trailer A Complete Unknown
Pengerjaan Pengepungan di Bukit Duri, kata Joko, butuh kematangan sebagai seorang sineas. Tak hanya itu, dia juga mencoba untuk menajamkan dari segi skenarionya supaya tetap bisa relevan dan dekat dengan penonton.
"Meskipun film ini pastinya akan tetap menghibur mulai dari aspek karakter, plot, hingga ceritanya, tetapi ada isu yang penting juga buat disampaikan ke penonton. Saya rasa film ini kalau dibuatnya sebelum saya dewasa pasti pesannya enggak bakal sampai," tambah sutradara Pengabdi Setan tersebut.