Techverse.Asia - Cara mengatasi gerakan tutup mulut (GTM) pada anak yang susah makan saat jam makan tiba menjadi challenge tersendiri bagi orang tua.
Gerakan tutup mulut (GTM) yang dilakukan oleh anak menjadi amat berisiko, di mana anak-anak tidak memperoleh energi dan nutrisi yang cukup.
Ada beberapa faktor penyebab gerakan tutup mulut (GTM) yang harus diketahui dan dapat diminimalisir oleh orang tua, sebelum ancaman tersebut menjadi semakin parah.
Padahal, tumbuh kembang anak-anak membutuhkan nutrisi 2 kali jauh lebih banyak dibandingkan orang dewasa.
Berikut ini ulasan beberapa penyebab dan cara mengatasi gerakan tutup mulut (GTM) pada anak, sebelum semakin bertambah parah.
Penyebab Gerakan Tutup Mulut (GTM)
Gerakan tutup mulut (GTM) adalah langkah antisipasi yang dilakukan oleh anak dengan menutup rapat mulut, menyemburkan, hingga melepeh kembali makanan yang telah masuk di dalam mulutnya.
Risiko penyebab gerakan tutup mulut (GTM) pada anak bervariasi, seperti:
- Anak merasa bosan dengan makanan yang itu-itu saja
- Anak sedang sakit
- Anak tidak atau belum lapar
- Anak trauma dengan makanan tertentu
Anak yang menerapkan perilaku GTM ini membuatnya malah mengonsumsi camilan atau jajanan yang cenderung tidak sehat atau malah terus-menerus berfokus pada game-nya.
Berdasarkan penelitian multisenter IDAI, penyebab tersering geala GTM ini ialah perilaku makan yang tak benar atau pemberiakn makanan yang tak sesuai usia (inappropiate feeding practice).
Biasanya, GTM ini terjadi pada fase penyapihan atau waktu dimulainya periode makanan pendamping ASI (MPASI).
Sebagai orang tua, penting untuk memperhatikan perilaku makan yang biasa dilakukan oleh anak, seperti ketepatan waktu, kuantitas, kualitas, kebersihan, hingga cara menyajikannya dengan tepat.
Baca Juga: Tujuh Makanan Halal Khas Korea Selatan yang Patut Dicoba
Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM)
Biasanya, kebiasaan yang dilakukan oleh anak tidak berselang lama, di mana anak-anak tentu akan merasa lapar kembali.
Akan tetapi, jika sudah mengalami lapar, malah anak-anak akan memilih jajanan atau camilan yang tidak sehat, dibandingkan dengan memilih nasi.
Sebelum semakin parah, berikut ini beberapa langkah atau tahapan cara mengatasi gerakan tutup mulut (GTM) yang dapat dilakukan oleh orang tua sesegera mungkin.
1. Berikan Menu yang Baru
Salah satu alasan yang biasa dilontarkan oleh anak mengapa enggan makan ialah karena bosan dengan menu makanannya yang itu-itu saja.
Sebagai orang tua, bisa memberikan menu yang baru. Tidak perlu ribet, menu itu seperti bihun, kentang, pasta, roti, dan banyak lagi lainnya.
2. Variasikan Menu Makanan
Tidak hanya memberikan menu yang baru selain nasi, penting juga bagi orang tua untuk bisa memvariasikan atau melakukan kreasi terhadap makanannya.
Misalkan, telur dimasak menjadi omelette, pizza telur, mie telur, telur balado, dan masih banyak lagi lainnya yang bisa meningkatkan nafsu makan anak.
3. Hindari Distraksi di saat Makan Berlangsung
Beberapa distraksi saat makan yang wajib dihindari ialah tidak makan sambil bermain game, sambil memainkan gadget, dan berbagai macam distraksi yang lain.
Meminimalisir adanya distraksi ini agar bisa meningkatkan fokus anak terhadap makanannya, sehingga bisa lebih lahap dan lebih menikmati makanan yang dihidangkan.
Baca Juga: Wajib Coba Enam Makanan Ini Ketika Datang ke Yogyakarta
4. Ajak Menyiapkan Makan Bersama
Sebagai orang tua, langkah paling tepat cara mengatasi gerakan tutup mulut (GTM) ialah mengajak anak untuk berkomunikasi dan ikut serta terlibat di dalamnya.
Ikut serta di sini ialah anak ikut membantu orang tua dalam menyiapkan makan bersama. Sehingga, suasananya menjadi semakin asyik dan menyenangkan.
Begitulah beberapa rekomendasi cara mengatasi gerakan tutup mulut (GTM) yang harus segera dilakukan oleh orang tua, sebelum kondisinya semakin buruk atau parah.
Batasi juga jajanan atau snack yang tidak sehat, sehingga anak tidak terlalu asyik dengan snack yang dikonsumsinya. Melainkan, bisa fokus dengan jam makannya.
Pastikan juga anak-anak memperoleh kebutuhan nutrisi yang tepat dan seimbang dalam membantu tumbuh kembangnya secara optimal.