Waduh, Main Game Membuat Anak Jadi Rasis? Ini Kata Peneliti

Uli Febriarni
Senin 31 Oktober 2022, 00:48 WIB
anak-anak bermain game / freepik

anak-anak bermain game / freepik

Sebuah studi yang dirilis oleh American Medical Association baru-baru ini, menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain video game menunjukkan 'enchanced cognitive performance' atau peningkatan kerja kognitif, dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak bermain game.

Baca Juga: Warner Bros. Games Umumkan Mortal Kombat: Onslaught, Games Yang Meluncur Ke Ponselmu 2023 Mendatang

Namun untuk berita buruknya, ada beberapa efek samping yang kurang diinginkan pada kekuatan super yang baru ditemukan dalam aspek kognitif tadi.

Pekan lalu, sebuah studi terpisah dari University of Texas di Austin menemukan hubungan antara game dan seksisme, rasisme, begitu juga ideologi ekstrimis.

Meskipun ini bukan menjadi berita baru, -terutama bagi penyuka game Call of Duty- , penelitian ini melacak efek yang mengkhawatirkan ke dalam perilaku dunia nyata. Hal itu memberikan kredibilitas pada gagasan yang ada, bahwa komunitas game tertentu membantu kelompok ‘ekstrimis’ untuk meradikalisasi kaum muda dengan ideologinya.

Penelitian itu juga menyebut, biasanya masalah ini terutama dibahas dalam kaitannya dengan laki-laki muda, yang berjalan berdekatan dengan kekerasan gender yang marak dalam budaya incel. Lebih khusus lagi penelitian ini meneliti fenomena psikologis yang dikenal sebagai Identity Fushion, di mana anggota individu dari suatu kelompok mengalami rasa kesatuan yang dalam dengan kelompok itu, yang berkaitan di dalam permainan.

Baca Juga: Flohio Rilis 'Out Of Heart', Representasi Kenangan Bermain Game Di Waktu Kecil

Lewat tiga penelitian UT Austin, terlihat bahwa perpaduan dengan budaya permainan adalah sebuah prediksi unik dari sejumlah hasil yang merusak secara sosial. Termasuk rasisme, seksisme, dan dukungan terhadap perilaku ekstrem. Tentunya tidak mengherankan, itu juga menunjukkan bahwa atribut kepribadian seperti keterikatan yang tidak aman dan kesepian memperkuat dukungan untuk perilaku ekstrimis ketika dikombinasikan dengan perpaduan budaya permainan.

Pertanyaan yang diajukan selama tiga studi ini mengeksplorasi tingkat perpaduan identitas gamer, kesediaan mereka untuk berjuang atau mati demi budaya game, dan keberadaan ciri-ciri kepribadian Dark Triad (narsisme, Machiavellianisme, dan psikopatsm).

Baca Juga: Serius Garap Games, Netflix Buat Studio Sendiri Di Finlandia

Para peneliti juga mengukur identifikasi gamer dengan ideologi sayap kanan, misalkan seperti ekstrimis nasionalis, white folks, dan seksisme, kepercayaan pada Qanon, dan perilaku agresif akhir-akhir ini.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah budaya game dikaitkan dengan several markers of extremism termasuk kemauan untuk memperjuangkan budaya game. Ciri kepribadian Dark Triad, seksisme, rasisme, dan perilaku agresif, bahkan dengan variabel seperti gender dan keyakinan politik yang sudah ada sebelumnya diperhitungkan.

Tentunya tidak semua game buruk, selalu ada sisi positifnya. Seperti misalnya Call of Duty memiliki redeeming fitur, game lainnya yang disurvei untuk penelitian ini seperti Minecraft juga menunjukkan beberapa hasil sosial yang positif, seperti ikatan sesama pemain.

Studi UT Austin menyimpulkan, mekanisme psikologis yang membantu ideologi ekstrimis berkembang biak di antara para gamers masih belum jelas. Meskipun penelitian di masa depan akan membantu menentukannya dan mengembangkan perlindungan yang diperlukan. Ini sangat penting, mengingat studi American Medical Association menunjukkan dampak positif game pada berbagai proses kognitif dari anak, termasuk dari memori, hambatan, penghambatan respons, perhatian, dan juga pemrosesan visual.

Jika bermain game dapat membantu generasi mendatang menjadi lebih pintar, itu sangat bagus untuk tumbuh kembang anak. Namun akan sangat berbanding terbalik jika game hanya sebagai medium untuk menuntun anak ke ranah yang lebih buruk.

Dalam perkembangan zaman, tidak bisa kita nafikan bagaimana munculnya game sebagai gaya hidup baru bagi generasi saat ini. Namun alangkah baiknya juga jika menuntun anak untuk tidak rasis, seksis, atau agresif.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)