China pada September 2022 lalu ternyata mengalami inflasi tertinggi mereka, sejak dua tahun belakangan. Diketahui, tingkat inflasi bulanan di negara itu mencapai 2,8% dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Pada Agustus 2022, atau sebulan sebelumnya, tingkat inflasi di sana sebesar 2,5%.
Statista merilis, pada September 2021 inflasi di China mencapai 2,3% sedangkan pada September 2020 angka inflasi di China 1,7%. Menurut kajian Statista di edisi yang sama, inflasi telah meningkat akhir-akhir ini, meskipun masih pada level yang moderat. Tingkat inflasi rata-rata tahunan di China biasanya berkisar 0,9%, pada 2021.
Seperti kita ketahui, tingkat inflasi paling sering diukur dengan Indeks Harga Konsumen. Indeks Harga Konsumen menunjukkan perkembangan harga untuk pengeluaran pribadi, berdasarkan sekeranjang produk yang mewakili konsumsi rumah tangga konsumen rata-rata.
Dibandingkan dengan ekonomi besar lainnya di dunia, China memiliki tingkat inflasi yang moderat dan stabil. Laju inflasi di negara kawasan maju di dunia rerata lebih rendah ketimbang yang terjadi dalam negeri pimpinan Xi Jinping tersebut.
Babi Dan Inflasi
Media Focus Economics menyebutkan, inflasi pada September 2022 adalah tingkat inflasi tertinggi sejak April 2020. Didorong oleh kenaikan tajam dalam makanan, terutama daging babi, dan harga bahan bakar. Fakta lainnya, harga sewa justru mengalami penurunan di tengah penurunan pasar perumahan.
Baca Juga: Alasan Kamu Tidak Perlu Gengsi Kalau Pegang Uang Recehan Logam
Perihal kajian inflasi tertinggi di China disebabkan oleh babi, juga ditulis dalam laporan Reuters pertengahan Oktober lalu. Di dalam media itu disebutkan, inflasi konsumen China naik ke level tertinggi pada September, terutama didorong oleh harga daging babi. Tetapi tekanan harga sebagian besar tetap terkendali, walaupun ekonomi negara itu tertatih-tatih karena pembatasan ketat Covid-19 dan krisis properti.
Daging babi adalah daging yang paling umum dikonsumsi di China, dengan rata-rata orang di negara itu makan lebih dari 25 kilogram per tahun, menurut data OECD.
Sementara itu, publikasi dari China Macro Economy menyebutkan, kenaikan harga daging babi China memicu kekhawatiran inflasi, karena cadangan negara gagal untuk 'mendinginkan' harga.
Baca Juga: Cahaya Matahari Bukan Satu-satunya Sumber UV, Ini Daftar Benda-Benda Yang Hasilkan Radiasi UV
Stabilkan Harga Daging Babi, Pemerintah China Sampai Keluarkan Cadangan
Harga daging babi di China terus meningkat sejak pertengahan Maret, meskipun ada intervensi pemerintah, di suatu hari harga babi mencapai 31,17 yuan (US$4,40) per kilo. Dan harga babi yang terus terlihat meningkat pada April, membuat pemerintah waspada.
Mengutip Hongkong Free Press, pemerintah negara tersebut sempat merilis cadangan babi yang mereka miliki, untuk membuat harga daging babi menjadi lebih terkendali. Kenaikan harga daging babi mencapai 36%, dinilai harus segera dikendalikan dengan menambah persediaan daging babi di pasaran.
Pemerintah setempat memperkirakan, harga daging babi yang rendah diperkirakan dapat membantu mereka meredam tekanan inflasi.
Baca Juga: Deretan 5 Film Horor Untuk Menemanimu Merayakan Halloween
“Dari 19-23 September, harga eceran rata-rata mingguan daging tanpa lemak di 36 kota besar dan menengah meningkat 30 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” kata Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Hongkong Free Press.
Pemerintah China menyimpan banyak sekali daging babi beku di gudang, kadang-kadang melepaskan cadangan untuk menstabilkan harga, terutama selama periode permintaan puncak termasuk Tahun Baru Imlek.
Perencana ekonomi pusat Beijing menjanjikan lebih banyak investasi dalam cadangan daging babi pusat, dan untuk 'lebih meningkatkan distribusi, bila perlu'.