Standar konektivitas rumah pintar buatan Samsung yaitu Matter, menerbitkan Versi 1.0 pada bulan Oktober dan akan memiliki rencana untuk meluncurkannya secara resmi pada bulan ini, namun masih dalam tahap awal.
Standar ini bertujuan untuk mendobrak dinding interoperabilitas yang sekarang ada, di antara merek yang berbeda. Harapannya dapat secara efektif menjadi bahasa baru yang akan digunakan oleh sebagian besar perangkat pintar.
Matter sebetulnya belum sah memasuki pasar, karena sistem otomatisnya masih berada dalam proses sertifikasi dalam platform mereka. Bagaimanapun Samsung, adalah salah satu yang mengadopsi Matter control support, dan mendapat sertifikasi beberapa hari setelah peluncuran.
Meskipun Aeotec V2 dan V3 telah diperbaharui oleh Matter, namun hub SmartThings lainnya masih menunggu untuk dimasukkan. Dukungan pengontrol Matter lainnya seperti TV Samsung yang kompatible, smart monitor, dan lemari es Family Hub.
Dalam wawancara VP Produk Samsung SmartThings, Mark Tekippe bersama ZD net, ia mengungkap bahwa masa rilisnya masih belum diketahui.
"Kami belum membagikan itu dengan pasti, namun masih dalam penggarapan,” kata dia, dikutip pada Kamis (3/11/2022).
Semua bagian dari Hub adalah menyiapkan Matter yang beralih dari Groovy IDE berbasis cloud dan berpindah ke driver Edge untuk mendukung komunikasi mereka.
Tekippe menyebut hal itu sebagai sebuah perubahan besar dan perusahaan harus melakukan sebuah transformasi untuk naik ke tingkat berikutnya, dalam hal skalabilitas dan memberikan kinerja dan pengalaman yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan.
Perubahan itu sedang diterapkan sekarang, dan pelanggan masih belum diberi kejelasan kapan itu akan benar-benar terjadi dengan perangkat mereka. Edge harus memberikan sebuah kontrol untuk rumah pintar mereka. Sehingga mereka dapat terhubung dan mengontrol perangkat mereka, bahkan jika koneksi internet mereka terputus.
Visi SmartThings sangatlah luas. SmartThings sudah revolusioner dalam menunjukkan kepada pengguna data konsumsi energi mereka di aplikasi seluler, dan Samsung ingin melangkah lebih jauh lagi.
Tekippe menjelaskan, pihak mereka berencana untuk keluar dari itu sebagai bagian dari visi Samsung yang ingin memberikan konsumsi energi ke seluruh rumah kepada pengguna.
"Dan kami akan melakukannya melalui kemitraan," ucapnya.
Masih dalam laman yang sama, Tekippe mengungkap bahwa fitur ini akan membantu orang mengurangi berapa banyak yang mereka konsumsi, untuk menghemat uang dan energi mereka. Ini akan dicapai melalui kemitraan dengan perusahaan lain, sepertu Itron, yang akan datang di masa depan.
Matter akan meningkatkan jumlah perangkat yang dapat ditarik ke dalam layanan itu.
"Sehingga di masa depan saat Matter berkembang melampaui perangkat awal yang ditetapkan ke area lain, kalian dapat membayangkan hal-hal seperti pengisi daya EV, yang akan cocok dengan pemantauan energi yang akan kalian dapat lakukan dengan SmartThings," kata Tekippe.
Timeline untuk memantau energi keseluruh rumah melalui SmartThings masih belum jelas. Namun, SmartThings Energy sudah didukung di Amerika Serikat dan beberapa negara lain.
Samsung juga telah memperluas SmartThings Energy ke banyak negara pada akhir tahun ini. Dan menurut dia, hal ini adalah area pengembangan berkelanjutan bagi Samsung.
"Kalian akan melihat pembaruan yang berkelanjutan dan lebih banyak kemitraan,” imbuhnya.
SmartThings tidak ingin mengambil alih rumah kita. Namun mereka mencoba untuk memberi kita lebih banyak kenyamanan, lebih banyak informasi dan yang paling terpenting yaitu banyak kendali atas rumah kita.
Beberapa tahun yang lalu, Samsung mengejutkan konsumen setia SmartThings dengan menghentikan produksi Hub SmartThings, yang penting untuk menggunakan sistem otomatisasi rumah.
Secara singkat, tugas hub tersebut adalah menghubungkan semua perangkat pintar yang berbeda di sekitar rumah kita di suatu tempat. Kemudian menempatkannya secara online, sehingga kita dapat mengaksesnya dari perangkat seluler kita.