Dari sekian banyak hal yang terjadi akibat dari pandemi, suatu hal yang paling dikhawatirkan adalah resesi ekonomi. Banyak negara di luar sana mulai merasakan dampaknya, khususnya Amerika Serikat dan beberapa negara Uni Eropa.
Seperti misalnya yang terjadi saat ini, ada sekitar 42 persen anak muda, khususnya di Amerika Serikat tinggal bersama orang tuanya.
Seorang peneliti kebijakan senior di Royal Society for Arts (RSA) Toby Murray mengatakan, adalah karena rendahnya gaji mereka dan lapangan pekerjaan yang semakin sedikit. Banyak dari presentase itu adalah Gen Z dan Milenial, yang berjuang untuk memenuhi kebutuhannya.
“Biaya menjadi muda, sangatlah tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa kaum muda menghabiskan hampir dua kali lipat dari rata-rata pengeluaran nasional, terkhusus untuk pengeluaran yang penting,” ungkapnya, dikutip dari dazed digital, Jumat (4/11/2022).
Selain itu, banyak dari land lords di negara itu yang menaikkan harga sewa mereka, yang memaksa banyak orang untuk membayar lebih dari setengah pendapatan mereka hanya untuk tinggal di kamar poxy yang memungkinkan saja kalian akan tidur ditemani oleh tikus.
Selain itu juga, banyak kasus pengusiran tanah tanpa adanya kesalahan. Sebagian besar hal itu terjadi karena tuan tanahnya ingin menjual rumah atau tanah mereka karena harganya sedang tinggi-tingginya, yang mengakibatkan permintaan lebih jauh dari pasokan.
Lebih mengejutkannya lagi, baru baru ini SpareRoom merilis data jika dari 106.000 orang yang mencari kamar kosong untuk disewa di London, namun hanya tersedia 15.000 kamar yang tersedia.
“Ada banyak faktor yang sangat kompleks, yang sangat mempengaruhi keamanan ekonomi kaum muda yang akan mempengaruhinya untuk pindah rumah. Namun, semakin terasa jika memilih perumahan, itu akan menjadi sangat tidak terjangkau bagikaum muda, yang berarti hari ini hidup mandiri adalah sebuah kemewahan.” Kata Murray.
“Banyak anak muda merasa tonggak khas tumbuh dewasa berada di luar jangkauan ayah dan ibu mereka. Kalian hanya perlu melihat harga rumah yang naik tujuh kali lebih cepat daripada upah selama 20 tahun terakhir atau mungkin biaya pengasuhan anak yang naik 44 persen sejak tahun 2010. Untuk memahami mengapa kaum muda merasa seperti ini," sambung Murray.
Dari beberapa sampel kaum muda yang diwawancarai oleh dazed digital, beberapa pemuda di London sudah sangat lelah untuk membayar uang sewa yang hingga 1.000 poundsterling untuk satu flat yang kecil. Selain itu, mereka enggan membenarkan beberapa part yang rusak, harga tersebut adalah lebih dari setengah upah kerjanya.
Selain itu, hal ini juga mempengaruhi keadaan mental mereka. Mereka harus meninggalkan semua hidupnya dan karir yang selama ini ia kerjakan di kota, kembali ke pedesaan dan membangun kembali semuanya dari dasar.
Dikatakan dari sumber lain, anak muda tersebut bercerita apakah mereka bisa mendapatkan lagi pekerjaan yang sama di kota orang tuanya.
Karena tentunya lapangan pekerjaan di kota tersebut, tidak sama banyaknya dengan yang ada di kota sebelum ia pindah. Semua impian dan karirnya putus, karena sebuah keadaan yang tidak dikehendakinya.
Sangat disayangkan jika begitu banyak anak muda, yang akhirnya tidak memiliki banyak pilihan nyata ketika harus memutuskan untuk kembali ke rumah. Dan ada banyak orang yang juga akhirnya masuk dalam situasi ini. Dan mungkin saja bisa lebih putus asa, karena tidak memiliki rumah keluarga untuk kembali.
Kita tentunya harus mempunyai konsep untuk memiliki sebuah kebebasan ekonomi untuk anak muda yang lebih luas, tidak hanya karena akibat resesi, namun juga untuk keberlangsungan hidup selanjutnya. Apakah kamu settuju?