Radiasi UV Semakin Meningkat: Jangan Hanya Pakai Sunscreen, Ini Tiga Tips Lindungi Kulit dari Sinar UV

losion tabir surya (Sumber : Pixabay)

Kalau kita masih ingat, sejumlah negara di Asia mengalami gelombang panas di beberapa waktu belakangan kemarin. Negara-negara yang merasakan gelombang panas itu antara lain India, Myanmar, Thailand, Laos, yang mencatatkan rekor tertinggi suhu maksimum di wilayah mereka masing-masing. Indonesia juga merasakan dampak dari gelombang panas itu.

Kabar buruknya, Guru Besar bidang Biooptika Universitas Airlangga (UNAIR), Prof.Retna Apsari, mengingatkan kita bahwa meski kondisi tersebut telah terlewati, bahaya peningkatan paparan sinar UV belum usai. Bahkan ia memprediksi ada peningkatan temperatur dan paparan sinar Ultra Violet (UV) di Indonesia.

Menurut Retna, akan terjadi tingkat keparahan yang lebih tinggi dari saat ini, apabila manusia masih belum meningkatkan perbaikan aktivitas dan kewaspadaan tentang isu pemanasan global.

"Dampak peningkatan radiasi sinar UV dapat semakin terasa. Mengingat, lapisan ozon terus menipis," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, di laman universitas, dikutip pada Selasa (16/5/2023).

Ia menambahkan, organisasi meteorologi dunia juga pernah memperkirakan adanya kemungkinan kenaikan sebesar 1.5 derajat celcius, yang akan meningkat setiap tahunnya.

Bukan Hanya Pakai Tabir Surya, Ini Tiga Tips Melindungi Kulit dari Sinar UV

Di tengah kekhawatiran atas kondisi di atas tadi, kita perlu sadar bahwa paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat berbahaya bagi kulit.

Merespons persoalan tersebut, Ahli Dermatologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), dr.Irmadita Citrashanty SpKK(K) FINSDV FAADV, membagikan tips melindungi kulit dari bahaya sinar UV.

Baca Juga: Sudah Tahu Cara Aktifkan 'Chat Lock'? Bisa Sembunyikan Chat WhatsApp Pakai Sandi atau Sidik Jari

  • Tidak Keluar Rumah

Tips pertama dari Irmadita adalah mengimbau masyarakat, untuk tidak keluar rumah pada saat matahari terik, atau sekitar jam 11.00 WIB-13.00 WIB.

"Indeks UV tertinggi berada pada jam tersebut, sehingga berbahaya untuk kulit jika terpapar langsung oleh sinar matahari," kata dia. 

  • Mengenakan Perlindungan Fisik

Jika terpaksa harus keluar rumah pada saat jam-jam tadi, masyarakat dapat memakai perlindungan fisik untuk melindungi kulit dari pajanan sinar matahari.

Irmadita menyebutkan, peralatan perlindungan itu mulai dari topi, baju lengan panjang berwarna gelap, payung dan kacamata. 

  • Menggunakan Tabir Surya

Ketiga, Irmadita mengimbau masyarakat untuk menggunakan sunscreen dengan SPF 30 PA+++. Menurut dia, jenis sunscreen tersebut efektif melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB.

"Jangan lupa untuk mengaplikasikan atau menggunakan ulang sunscreen, setiap kurang lebih tiga sampai empat jam jam sekali apabila akan terpapar sinar matahari lagi. Karena sunscreen ini bisa terhapus oleh keringat, jadi efektivitasnya akan berkurang," imbaunya.

Baca Juga: Amazon Akan Membuat Layanan Chatbot Mirip ChatGPT, untuk Toko Online Mereka

Bahaya Sinar Ultraviolet (UV)

Irmadita selanjutnya menerangkan beberapa macam bahaya jika kulit terpapar oleh sinar UV.

  • Sunburn atau Luka Bakar

Sunburn atau luka bakar, menurut Irmadita, dapat langsung terjadi karena paparan sinar matahari. Beberapa gejala yang bisa timbul yaitu kulit kemerahan, perih, hingga luka lecet.

  • Penuaan Dini

Paparan sinar UV juga dapat mengakibatkan penuaan dini atau terjadinya penuaan lebih awal daripada seharusnya.

"Tanda-tanda penuaan dini ini bisa berupa hiperpigmentasi, kerutan wajah, kekenduran kulit, hingga keratosis seboroik atau kutil yang muncul lebih awal dari usia," jelas Wakil Ketua 3 Kelompok Studi Tumor dan Bedah Kulit Indonesia (KSTBKI) itu.

  • Kanker Kulit

Irmadita menjelaskan, insidensi kanker kulit di Indonesia dan negara-negara Asia cenderung lebih rendah dibandingkan ras kulit putih di negara-negara barat. Namun demikian, hal itu tidak memungkiri potensi terjadinya kanker kulit.

Oleh sebab itu, pengurus Lembaga Pengembangan dan Pelatihan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) ini mendorong agar masyarakat tetap waspada.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI