Techverse.asia - Pada awal tahun ini, banyak generasi muda cenderung lebih memilih untuk hidup single. Untuk mempelajari kompleksitas psikologi dan pilihan hidup para kaum lajang ini, aplikasi kencan Omi telah melakukan survei yang melibat penduduk lajang di kawasan Asia Tenggara.
Walaupun tingkat permintaan terhadap dating app alias aplikasi kencan semakin bertambah pesat, preferensi kencan pun kini sedikit berubah, dipengaruhi kendala ekonomi yang ditimbulkan karena inflasi.
Baca Juga: Review Film Anatomy of a Fall: Mempertahankan Alibi di Tengah Kendala Bahasa
Pengaruh inflasi memunculkan kekhawatiran di antara pengguna, dan 18 persen pengguna Omi menyebutkan kelesuan ekonomi berdampak pada keinginan mereka untuk berkencan secara tatap muka. Bersamaan dengan hal ini, belanja keperluan sehari-hari sekarang menjadi cara kencan baru yang digemari pengguna, khususnya di kalangan Generasi Z.
Sebuah fakta menunjukkan bahwa 31 persen pengguna Omi dari Generasi Z lebih memilih untuk belanja kebutuhan sehari-hari ketimbang bertemu di kafe saat kencan.
"Saya lebih suka cari barang-barang diskon buat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama seorang laki-laki saat berkencan. Kegiatan kayak gini bukan hanya menjadi salah satu cara untuk menghemat uang, tapi cara yang lebih cepat buat menemukan topik obrolan," ujar seorang mahasiswi asal Indonesia, Yuni (21) disadur Techverse.asia, Minggu (21/1/2024).
Baca Juga: Aplikasi Kencan 'Teaser AI': Rasakan Pengalaman Cari Kenalan Dibantu AI yang Diklaim Anti-Ghosting
Menurut Yuni, kegiatan berbelanja barang kebutuhan sehari-hari terbukti jadi alternatif yang hemat biaya daripada bertemu di kafe atau menikmati kopi yang lebih mahal. "Terlebih lagi, kegiatan ini bisa jadi kesempatan untuk mencermati gaya hidup seseorang secara langsung - sebuah pengalaman yang di luar kebiasaan," ujarnya.
Generasi Z pun punya metode kencan yang berbeda, serta memilih pendekatan dengan maksud-maksud tertentu melalui konsep yang disebut slow dating, yaitu mengutamakan kualitas alih-alih kuantitas.
Sebanyak 67 persen pengguna Omi mengungkapkan keinginan mereka guna menjalin hubungan yang lebih memiliki makna sehingga meninggalkan budaya berkencan untuk jangka waktu yang lebih singkat.
Baca Juga: Memeriahkan Imlek Tahun Ini, Pemerintah China Adakan Festival Belanja Online
Meski Omi masih punya swipe paradigm, pengguna sekarang bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan mencermati profil daripada mengganti pencarian awal. Profil pada Omi pun memakai jumlah karakter pada teks dan keterangan mengenai hobi yang lebih banyak hingga 30 persen.
Tren tersebut menunjukkan peralihan menuju pengalaman berkencan yang lebih bermakna.
Selain itu, di dunia yang sangat mengutamakan kesan pertama, baik saat kencan secara tatap muka maupun melalui aplikasi, survei Omi mengungkap sebuah perspektif menarik. Lebih dari 63 persen perempuan secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka menghindari pria yang pakai masker.
Baca Juga: Ceria dan Sehat Ikut Event Pokemon Run di Bali, Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta
Terakhir, lebih banyak pengguna aplikasi Omi yang memilih sosok yang tinggal di sekitar mereka. Hal tersebut sejalan dengan tren menuju aspek berkelanjutan yang sekarang semakin marak dijumpai di tengah-tengah masyarakat kita.
Keterangan profil pengguna yang berisi ajakan 'bertemu di lokasi terdekat' sudah mengalami peningkatan hingga 31 persen sepanjang 2023 lalu. Menurut data ini, pengguna sudah punya kesadaran mengenai lingkungan hidup dan enggan menempuh perjalanan jauh.
Oleh karena itu, mereka aktif mengutamakan lokasi yang dekat ketika menjalin hubungan di era pascapandemi Covid-19 pada tahun lalu.
Baca Juga: Nakula Villa Management and Rental Hadirkan 3 Villa Eksklusif Baru