Laman media sosial milik Fanny Soegiarto menampilkan sebuah pengumuman pengunduran diri 'Mbak Fanny', dari band yang selama ini melambungkan namanya: Soegi Bornean.
Pengumuman itu, ditulis dengan kalimat pembuka mirip dengan pengumuman yang biasa diterapkan oleh agensi hiburan Kpop.
Diawali dengan keterangan "Maaf jika belum terkalibrasi," tulis akun @fannysoegi, Jumat (1/3/2024).
Baca Juga: Puma x One Piece: Hadirkan 4 Sepatu Suede Bertemakan Yonkou
Pengumuman yang disampaikan itu, secara lengkap berbunyi seperti berikut ini:
"Halo, Saya Fanny Soegiarto
Saya ingin berbagi bahwa saya telah mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari grup band Soegi Bornean.
Keputusan ini tidak diambil secara gegabah, melainkan setelah pertimbangan yang matang.
Saya mengucapkan terima kasih atas semua moment luar biasa yang telah dilalui selama ini.
Saya berharap yang terbaik bagi perjalanan mereka ke depan.
Lebih lanjut mengenai alasan keputusan ini, akan saya sampaikan di waktu yang tepat.
Terima kasih atas pengertian dan dukungan semua pihak.
Doa baik," demikian tulis Fanny lagi.
Berikutnya, Fanny juga menambahkan di kolom komentar, bahwa untuk ke depannya, ia akan tetap berkarya & membawa identitas saya dalam bermusik. Serta secara legal akan tetap membawakan lagu ciptaan Saya & Dimec Tirta F. : Saturnus, Pijaraya, Asmalibrasi, Haribaan, Raksa, Kala, Samsara, dan Aguna.
Baca Juga: Baru Akan Fokus ke Proyek AI Generatif, Media: Apple Lamban
Fanny Soegi dikenal sebagai vokalis band Soegi Bornean yang memiliki suara khas. Penampilan dirinya bersama anggota band ketika berada di depan khalayak, juga begitu ikonik. Soegi Bornean membawa gaya fesyen ala etnik, dan Fanny kerap memberi tambahan sentuhan bunga di telinga atau di tiang mikrofonnya tiap berada di atas panggung.
Bersama dengan Fanny, Aditya Ilyas dan Bagas Prasetyo sebagai gitaris membawa Soegi Borneo menjadi salah satu grup musik indie pop yang dikenal banyak orang.
Nama 'Soegi' diambil dari kata 'Sugih', yang dalam bahasa Jawa berarti 'kaya'. Kemudian kata 'Bornean' dipakai karena kecintaan setiap anggotanya terhadap tanah Borneo, Kalimantan.
Baca Juga: 10 Situs Web Email dengan Jumlah Kunjungan Terbanyak di Dunia, Versi Similarweb
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Realme 12 Pro Plus 5G, Kini Resmi Dirilis di Indonesia
Mengawali karya perdana di Universitas PGRI Semarang, pada 26 April 2019, Soegi Bornean melanjutkan penampilan mereka dari panggung ke panggung. Yang awalnya hanya di Semarang, sekarang hingga ke seluruh penjuru Indonesia.
Diusung oleh Irama Records, band dengan genre pop folk dan akustik ini kali pertama melejit lewat lagu Asmalibrasi. Karya band ini mengusung perpaduan musik dari dua budaya yang berbeda, yakni Jawa dan Kalimantan.
Soegi Bornean terkenal dengan lagu-lagunya yang unik. Setiap judul dan lirik lagu yang dituliskan mengandung makna kiasan seperti layaknya puisi dan prosa.
Mereka juga sesekali menyelipkan istilah dalam bahasa jawa ke beberapa lirik, misalnya 'garwa pambage' di lagu Asmalibrasi.
Baca Juga: Telkomsel Integrasikan Google Cloud AI ke Sejumlah Platform untuk Pelanggan
Sementara itu, Fanny juga pernah menghebohkan jagad media sosial, usai ia mencurahkan hati perihal gitar yang rusak, akibat penanganan sebuah maskapai penerbangan.
Gitar merek Taylor 314 yang dibawa band mereka, rusak dalam bagasi penerbangan dari Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu (BKS) transit di bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang (CGK), menuju Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, beberapa waktu silam.
Di media sosial, selain menyematkan video, Fanny juga menyertakan beberapa foto kerusakan gitar tersebut. Bagian bawah dan samping gitar terlihat pecah. Di video kedua, Fanny juga menampilkan box mixer yang sudah dalam keadaan terbuka saat baru keluar dari bagasi.
"Box mixer aja sampai kebuka gini. Mbok ya o buat program yang memberi rasa aman dan nyaman untuk musisi," tulisnya, dan menandai akun resmi maskapai.
Ia juga menduga petugas terkait kurang memperhatikan standar pengamanan bawaan penumpang. Ia yakin ada kelalaian petugas hingga membuat gitarnya pecah.