Ramadan tiba tak lama lagi, dan selalu akan muncul pertanyaan bagi perempuan muslim yang sedang hamil. Yakni, perihal aman tidaknya mereka berpuasa dan bagaimana cara menjalankan puasa tetap aman, sehat dan nyaman bagi mereka, meski ini bukan kali pertama mereka berpuasa dalam kondisi hamil.
Dijelaskan oleh dokter spesialis obstetri ginekologi lulusan Universitas Sumatera Utara, Medan, dr. Binarwan Halim, perempuan hamil yang berpuasa disarankan menghindari makan atau minum terlalu banyak manis saat berbuka.
Hal itu sebagai cara untuk menjaga peningkatan berat badan.
"Jangan terlalu banyak manis, terlalu banyak berminyak itu tidak baik, jaga peningkatan berat badan," kata Binarwan dalam diskusi kesehatan mengenai infertilitas, dilansir dari Antaranews, Jumat (8/3/2024).
Ia mengatakan, efek peningkatan berat badan pada perempuan hamil dikhawatirkan akan terjadi diabetes pada waktu akhir kehamilan, atau keracunan kehamilan karena terjadi peningkatan hipertensi.
Baca Juga: Perluas Bisnis Sinematografi, Nikon Resmi Akuisisi Kamera RED
Kenaikan berat badan yang disarankan dokter kandungan adalah 10 sampai 12 kilogram bagi yang memiliki berat badan normal. Jika terlalu gemuk saat hamil, kenaikan berat badan yang direkomendasikan sekitar 6-9 kilogram saja, sementara bagi yang memiliki tubuh kurus, boleh naik berat badan sekitar 15 kilogram ke atas.
Maka menurutnya, perempuan hamil perlu mengontrol asupan makanan karena bisa berbahaya bagi ibu dan juga janin yang dikandungnya.
Binarwan menambahkan, jika perempuan yang sedang hamil memutuskan berpuasa, maka diusahakan mengonsumsi cukup protein.
"Karena janin terbentuk dari daging yang butuh protein tinggi untuk pembentukan yang sempurna. Harus perhatikan makanan tinggi protein apakah bentuk ikan, susu, telur, tempe, tahu," katanya.
Puasa juga disarankan bagi perempuan hamil yang memang memiliki daya tahan tubuh baik dan kuat untuk berpuasa, setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan. Dehidrasi berat bisa memungkinkan terganggunya proses kehamilan, sehingga jika dirasa tidak kuat untuk berpuasa ia menyarankan untuk stop berpuasa.
Mual muntah yang sering dialami saat hamil muda juga seringkali membuat seorang ibu memutuskan tidak berpuasa. Karena bisa jadi membahayakan janin dan menyebabkan ibu sakit karena daya tahan tubuhnya sedang turun.
"Kalau tidak sanggup jangan dipaksa, nanti akan jadi sakit karena dehidrasi berat akan mengganggu kehamilannya. Jadi coba dulu sehari dua hari, kalau sampai mengalami demam, flu karena turun daya tahan tubuhnya, stop dulu," kata Binarwan.
Baca Juga: Yuk Daftar Mudik Gratis Bareng Kemenhub!
Baca Juga: Logitech Rilis MX Brio: Webcam dengan Kualitas Gambar yang Ditingkatkan AI
Selain itu, dari sumber terpiasah, diterangkan perihal perlu juga dipahami bahwa masa kehamilan adalah momen penting bagi buah hati, untuk mendapatkan nutrisi penting dari sang ibu, melalui makanan dan minuman yang menjadi asupan sehari-hari.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS UBAYA, dr Amir Fahad menyatakan, perempuan hamil boleh tetap berpuasa asalkan kebutuhan nutrisi dan asupan yang masuk ke dalam tubuh tercukupi dengan baik.
Baca Juga: 16 Mei 2024, Game Ghost of Tsushima Hadir untuk PC
Seperti yang diketahui, seorang perempuan yang sedang hamil membutuhkan asupan nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
"Kalau misal supply and demand jumlahnya tercukupi, tidak ada masalah ibu hamil berpuasa," terang SPOG yang juga menjadi praktisi di RS Hermina tersebut.
Menurut dia, hal yang perlu menjadi perhatian adalah saat perempuan hamil memiliki penyakit penyerta seperti diabetes kehamilan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan lainnya. Sehingga, asalkan seorang perempuan itu bebas dari penyakit penyerta, dipersilakan puasa saat hamil.
Namun ia mengingatkan, ada risiko dehidrasi yang dapat terjadi kepada orang yang berpuasa, termasuk perempuan hamil. Dan mereka perlu mengetahui dan mewaspadai tanda-tanda dehidrasi.
Baca Juga: Bitcoin Kembali Reli, Investor Diimbau Tetap Bijak Mengambil Keputusan
Tanda tersebut seperti rasa haus yang berlebihan, produksi urin yang berkurang dengan ditandai perubahan warna menjadi lebih pekat.
"Kalau terjadi gejala seperti ini, boleh membatalkan puasa karena khawatir dehidrasi. Apalagi kalau ditambah gejala pusing berlebih dan pandangan berkunang seperti mau pingsan, maka puasanya tidak boleh dipaksakan," ungkapnya.