Tim Peneliti di Jepang Temukan Obat yang Bisa Menumbuhkan Kembali Gigi yang Hilang

Tim riset Universitas Kyoto menemukan obat baru untuk meregenerasi gigi yang hilang. Ini akan diujicobakan kepada manusia, beberapa waktu ke depan (Sumber: Universitas Kyoto)

Setiap orang akan mengalami gigi tanggal ketika terjadi pergantian antara gigi susu dan gigi dewasa. Momen tersebut adalah sesuatu yang normal di dalam siklus kesehatan gigi dan mulut manusia.

Meski demikian, ada juga yang kehilangan sejumlah gigi mereka dengan terpaksa. Sebut saja karena kecelakaan, kondisi kesehatan yang buruk, pengaruh lingkungan bermasalah baik dari air maupun makanan, hingga defisit zat tertentu dalam tubuh mereka.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Kyoto dan Universitas Fukui, baru-baru ini, menawarkan harapan kepada orang-orang yang mengalami gigi tanggal.

Seperti diakses dari keterangan resmi Universitas Kyoto, Jepang, diketahui bahwa meskipun mulut orang dewasa normal mempunyai 32 gigi, sekitar 1% populasi mempunyai lebih atau kurang gigi karena kondisi bawaan.

"Para ilmuwan telah mengeksplorasi penyebab genetik dari kasus memiliki terlalu banyak gigi sebagai petunjuk untuk regenerasi gigi pada orang dewasa," ungkap penelitian itu, dikutip Jumat (31/5/2024).

Baca Juga: Iklan Peluncuran Gim Squad Busters Bertabur Bintang

Penelitian yang diterbitkan dalam Science Advances itu mendapati, pemberian obat intravena menonaktifkan protein gen-1 (USAG-1) terkait sensitisasi uterus yang menekan pertumbuhan gigi. Memblokir USAG-1 agar tidak berinteraksi dengan protein lain, akan memicu pertumbuhan tulang.

Tim riset melaporkan, antibodi untuk satu gen–gen terkait sensitisasi uterus-1 atau USAG-1 –dapat merangsang pertumbuhan gigi pada tikus yang menderita agenesis gigi, suatu kondisi bawaan.

Salah satu penulis utama studi ini merupakan dosen senior di Fakultas Kedokteran Universitas Kyoto, yakni Katsu Takahashi.

Takahashi menyebut obat ini sangat berhasil dalam mengobati musang dan tikus, serta berhasil tanpa efek samping yang serius.

Baca Juga: AC Ventures Soroti Outlook Investasi Energi Surya di Asia

Uji coba pada manusia dimulai pada September 2024. Namun tentu saja, peringatan biasa juga berlaku.

Pasalnya, manusia bukanlah tikus atau musang, meskipun para peneliti tampaknya yakin bahwa hal ini akan berhasil pada homo sapiens. Hal ini disebabkan adanya kemiripan sebesar 97% dalam cara kerja protein USAG-1 ketika membandingkan manusia dengan spesies lain.

Uji klinis pada September akan mencakup orang dewasa yang kehilangan setidaknya satu gigi geraham, tetapi ada uji coba sekunder yang akan dilakukan anak-anak berusia dua hingga tujuh tahun. Anak-anak pada percobaan kedua adalah yang kehilangan setidaknya empat gigi karena kekurangan gigi bawaan.

"Terakhir, uji coba ketiga akan fokus pada orang lanjut usia yang kehilangan satu hingga lima gigi permanen karena faktor lingkungan," tutur Kepala kedokteran gigi dan bedah mulut di Rumah Sakit Kitano itu.

Takahashi dan rekan-rekan penelitinya sangat optimis terhadap obat ini, sehingga mereka memperkirakan obat tersebut akan tersedia bagi konsumen sehari-hari, pada 2030.

Baca Juga: Mau Ke Semarang? Tunggu Momen Musim Durian, Supaya Bisa Mencicipi Durian Malika

Baca Juga: Lumos Diamond: Platform Top Up Gim Milik Youtuber Gaming Leokoce

Meskipun ini adalah obat pertama yang dapat menumbuhkan kembali gigi yang hilang sepenuhnya, ilmu pengetahuan di balik obat ini dibangun berdasarkan penelitian terkait selama bertahun-tahun.

Bagaimanapun, Takahashi telah mengerjakan hal ini sejak 2005. Banyak kemajuan terkini di bidang ini, termasuk tambalan gigi regeneratif untuk memperbaiki gigi yang sakit, dan teknologi sel induk untuk menumbuhkan kembali jaringan gigi anak.

Baca Juga: Telkomsel x Crunchyroll: Hadirkan Paket Bundling untuk Streaming Anime

Baca Juga: Instagram Memperluas Fitur Anti-Perundungan dan Pelecehan untuk Pengguna

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI