Lihat Foto, Arsip dan Peralatan Liputan Jurnalis KR, di 'Pameran Arsip Moeseoem Pers Jogjakarta'

Poster Pameran Arsip Museum Pers Jogjakarta (Sumber: UII)

Melihat dinamika dunia jurnalistik dan profesi jurnalis akan memberikan wacana baru untuk kita; perihal bagaimana para jurnalis bekerja, apa saja kontribusi mereka bagi kehidupan dan seperti apa proses berita sampai ke tengah masyarakat.

Dari sana, kita akan mendapatkan sejumlah inspirasi baru mengenai jurnalisme. Entah itu bagi kita yang akan menekuni dunia jurnalistik atau hanya sekadar memiliki rasa ingin tahu.

Membaca dan sekilas menelaah kerja jurnalis di masa sekarang, tentu membuat kita juga ingin tahu seperti apa jurnalisme di masa lampau.

Kalau sudah demikian, maka tak ada salahnya menyempatkan waktu berkunjung ke Pameran Arsip Moeseoem Pers Jogjakarta.

Pameran ini digelar di kompleks Perpustakaan Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Jalan Kaliurang Yogyakarta, pada 25 Juni hingga 16 Juli 2024.

Diinisiasi oleh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Masduki, berkolaborasi dengan sejumlah mahasiswa, jurnalis, dan kelompok seniman, pameran ini bertajuk 'Transisi.'

Mengungkap kronologi dan dinamika revolusi kemerdekaan hingga pascareformasi, Pameran Arsip Moeseoem Pers Jogjakarta menyajikan berbagai dokumentasi berita koran Kedaulatan Rakyat (KR) dalam bentuk karya seni fotografi, lukisan, linimasa infografis, seni instalasi.

"Akan dipajang pula majalah dinding, dan benda-benda memorabilia milik sejumlah jurnalis KR saat liputan," demikian informasi dalam keterangan pers, diterima Techverse.Asia, Senin (24/6/2024).

Baca Juga: Xiaomi MX11 Diduga Mengaspal di Jalanan China, Proposinya Mirip Ferrari Purosangue

KR merupakan satu di antara surat kabar legendaris dan tua usianya di Indonesia. Lahir pada 27 September 1945, KR merekam transisi politik Indonesia sejak 1945 hingga 2012 dan sekarang. 

Tema Transisi diterjemahkan menjadi empat topik yang menjadi fokus pameran, yakni:

  1. Revolusi kemerdekaan 1945-1949

Dalam linimasa ini, akan diperlihatkan sejumlah foto yang menggambarkan Presiden Sukarno sedang berdialog secara politis dengan tokoh-tokoh Belanda, yang menggambarkan suatu arsip sejarah dalam pemberitaan KR.

  1. Peralihan kekuasaan Orde Lama ke Orde Baru

Pada rentang waktu ini, surat kabar KR banyak memunculkan iklan dan teks lagu-lagu bernada patriotik pada 1965 dalam bentuk grafis.

  1. Kerusuhan Mei 1998

Tragedi 1998 ditandai dengan banyaknya pemberitaan tentang demonstrasi mahasiswa di sekitar Universitas Gadjah Mada dan Jalan Gejayan.

  1. Pengesahan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada 2012 muncul pemberitaan tentang demonstrasi menuntut pemerintah pusat agar segera mengesahkan Undang-undang Keistimewaan DIY, penolakan pembangunan hotel, dan penolakan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta

Baca Juga: Bruno Mars Gelar Konser di JIS pada 13-14 September 2024, Ini Harga Tiket dan Cara Belinya

Sejak Desember 2023, Masduki melibatkan tim kolaborator di antaranya terdiri dari komunitas Inkuiri, komunitas yang memilih kesenian dan kegiatan sebagai cara pembelajaran yang progresif dan kolaboratif.

Selain itu, proyek ini juga melibatkan Komunitas Lensa Klik 18 dan Redaksi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia yang aktif pada bidang fotografi dan jurnalistik, seniman Anang Saptoto, dan sejumah jurnalis.

"Tim berjibaku mengumpulkan berbagai arsip KR di antaranya karya jurnalistik, iklan lawas yang disimpan di Jogja Library Center. Setelah itu, mereka memotret ulang dan menafsirkannya menjadi karya seni," ungkap pihak penyelenggara pameran.

Kurator pameran, Anang Saptoto, menjelaskan bahwa tim menafsir ulang arsip-arsip KR menjadi berbagai karya seni.

Karya infografis dan lukisan pada kanvas berbahan cat akrilik dan pigura kayu, contohnya. Karya berjudul Alur Pemikiran Proyek Museum Pers Jogja berukuran 150x125 sentimeter itu, secara visual menggambarkan berbagai temuan dari KR berupa ilustrasi dan tulisan. 

"Menggunakan pendekatan dekoratif, karya dua panel ini memakai sentuhan kelir cerah yang menyimbolkan pemikiran segar, progresif, tanpa meninggalkan ketajaman cara berpikir," kata dia.

"Ada juga karya berjudul Infografis Peta Sejarah Pers Jogjakarta berbentuk infografis, dan lukisan berbahan cat akrilik dan pigura kayu berukuran 125x150 sentimeter. Karya tiga panel itu menggunakan kolase gambar dan judul artikel KR pada 1945 hingga 2012," lanjut dia.

Selain itu, pameran benda-benda memorabilia menjadi saksi berbagai liputan Pemimpin Redaksi KR, Octo Lampito dan sejumlah jurnalis KR. 

Masduki menyebutkan, KR menggambarkan Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia, ruang kolektif dalam dinamika politik, bisnis, dan partisipasi warga negara.

"KR menyuguhkan public good saat media massa berada pada era konvensional atau versi cetak. Surat kabar ini membuktikan, konten-konten yang bagus dalam karya jurnalistik membawa dampak loyalitas dan penguatan merek, hingga menjadi media legendaris," imbuh Masduki, yang juga akan meluncurkan buku karyanya berjudul Negara, Media, dan Jurnalisme Indonesia pasca-Orde Baru, diterbitkan Kompas Gramedia ini.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI