Param Kocok Bisa Jadi Alternatif Mengatasi Radang Sendi

(ilustrasi) kondisi sendi yang mengalami Rheumatoid Arthritis (Sumber: Alodokter)

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta Universitas Airlangga (Unair) berhasil lolos tahap pendanaan dari Kemendikbud-Ristek RI.

Tim ini beranggotakan Esa Erlang Samodra (FKH), Talitha Amelia Trixie (FK), Ditha Carolina Emmanuella (Farmasi), Jasa Dwi (FKH) dan Rahmat Santoso (FTMM). Mereka berhasil mengembangkan manfaat dari param kocok, obat tradisional yang biasa dijadikan pereda pegal dan linu, menjadi solusi mengatasi arthritis.

Di dalam pendampingan dosen Fakultas Vokasi, program studi Pengobatan Tradisional UNAIR, Edith Frederika Puruhito SKM MSc (MedSci), tim ini mengusung gagasan berjudul ilmiah 'Inovasi Sediaan Microoneedle Patch Berbasis Chitosan dengan Menggunakan Ekstrak Lempuyang (Zingiber zerumbet) sebagai Pengobatan untuk Arthritis.'

Baca Juga: POCO F6 Dijual di Indoensia: Cek Spesifikasi dan Harganya

Sang ketua tim, Esa, menjelaskan bahwa lempuyang dipilih karena mengandung zerumbone, yang memiliki aktivitas antiinflamasi dengan menghambat faktor proiinflamasi TNF-alfa dan IL-1β.

Menurut Esa, ide inovasi ini berawal dari tingginya jumlah penderita penyakit arthritis, yang menyebabkan keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari penderita.

Selain itu, obat yang tersedia saat ini untuk arthritis seperti NSAID dan kortikosteroid memiliki efek samping yang cukup serius.

"Kami berharap produk yang kami buat ini dapat menjadi alternatif terapi bagi penyakit arthritis," kata Esa, dalam wawancaranya di laman kampus, seperti dikutip Jumat (5/7/2024).

Tim peneliti param kocok untuk mengatasi arthritis (sumber: UNAIR)

"Kami memilih inovasi sediaan microneedle sebagai bentuk moderen dari param kocok, sehingga lebih praktis dalam penggunaannya. Microneedle yang kami kembangkan juga tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga bisa meningkatkan kepatuhan penggunanya," lanjut Esa.

Esa menjelaskan, proses formulasi sediaan merupakan salah satu tahapan yang cukup menguras waktu dalam proses riset ini.

Butuh waktu yang cukup lama, hingga Esa dan tim mendapat formula yang baik untuk sediaan microneedle parem patch yang mereka kembangkan.

Proses uji in vivo yang cukup rumit juga menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam riset ini. Namun, hal tersebut tidak membuat tim ini patah semangat. Kerjasama tim dan bantuan dosen pembimbing membuat mereka dapat mengatasi tantangan tersebut.

Ke depannya, Esa dan tim berharap dapat mempresentasikan ide ini hingga ke ajang PIMNAS, serta penelitian ini dapat menjadi referensi riset berikutnya, dan dilanjutkan oleh pihak-pihak yang ingin memproduksi obat sejenis.

Tim mengaku sangat bersyukur bisa mendapat pendaanan dari pemerintah untuk melakukan riset ini. T

"im kami akan berupaya dengan optimal selama proses riset ini berlangsung, sehingga hasil riset kami nanti dapat bermanfaat bagi masyarakat luas," ucap Esa.

Baca Juga: DoctorTool Dukung Transformasi Digital di Pelayanan Kesehatan

Untuk diketahui, menjadi salah satu jenis penyakit autoimun, rheumatoid arthritis adalah peradangan jangka panjang pada sendi akibat sistem kekebalan tubuh, yang secara keliru menyerang tubuh.

Jika dibiarkan, radang sendi yang memburuk bisa menyebabkan gangguan fungsi sendi dan perubahan pada bentuk sendi tersebut.

Rheumatoid arthritis ditandai dengan bengkak, nyeri, dan kaku pada sendi. Selain menyerang sendi, rheumatoid arthritis juga bisa menyerang organ lain, seperti kulit, pembuluh darah, paru-paru, mata, dan jantung.

Penderita rheumatoid arthritis biasanya memiliki keluarga dengan riwayat penyakit yang sama. Dokter juga menduga kondisi ini terkait dengan faktor lingkungan atau paparan bahan kimia.

Jika dibiarkan tidak tertangani, rheumatoid arthritis berisiko menyebabkan komplikasi berupa carpal tunnel syndrome. Penderita rheumatoid arthritis juga dapat mengalami kondisi yang lebih serius, seperti penyakit jantung dan penyakit paru-paru.

Rheumatoid arthritis merupakan penyakit yang berlangsung dalam jangka panjang. Penyakit ini dapat kambuh kembali setelah menghilang selama beberapa waktu.

"Belum diketahui bagaimana cara mencegah rheumatoid arthritis, tetapi risiko terserang penyakit ini dapat dihindari dengan menjalani pola hidup sehat dan memeriksakan kesehatan secara berkala," ungkap laman Alodokter.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI