Sejumlah Perancang Busana Lokal dan Siswa SMK Unjuk Karya di F8 Makasar

Busana karya siswa/i SMK Negeri 8 Makassar dan SMK Negeri Campalagain, di F8 Makassar (Sumber: Humas Pemkot Makassar)

Acara Makassar Internasional Eight Festival and Forum (F8) di sepanjang Tugu MNEK CPI dan Anjungan Pantai Losari, turut memberi kesempatan bagi desainer lokal untuk tampil di panggung peragaan busana.

Dalam kegiatan yang sudah masuk Top 10 KEN Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI ini, karya desainer lokal Ida Jashari & Hielda Aligenda x UPI Collection dan Itja Achmad, dapat dinikmati oleh khalayak publik dari Panggung Utama F8 Makassar, Jumat (26/7/2024). Termasuk juga karya siswa dari dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Makassar.

Tidak mau kalah dengan desainer internasional yang juga unjuk gigi di F8 Makassar -Fadzil Hadin dari Brunei Darussalam dan Maitha Ali Al Harthi dari Oman Timur Tengah- , para perancang busana dalam negeri merilis busana yang mempunyai ciri khas budaya Indonesia, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung F8 Makassar.

Panggung F8 Makassar menjadi jembatan desainer lokal untuk bersaing di kancah International. Apalagi dalam waktu dekat, Kota Makassar akan mengadakan Makassar Fashion Week (MFW), November mendatang.

Peragaan busana sebagai salah satu kegiatan di F8 Makassar (sumber: Humas Pemkot Makassar)

Di tengah panggung catwalk F8 Makassar, 12 busana dress elegan yang merupakan hasil modifikasi dari sarung lipasabbe turut melenggang.

Busana-busana yang didominasi oleh nuansa warna hijau dan coklat itu merupakan karya enam (6) desainer muda SMK Negeri 8 Makassar.

Salah satu desainer dari SMK 8 Makassar, Andi Rasti Pratiwi, mengungkap 'Playful Sunset' sebagai tema desainnya.

"Tema ini diambil dari keindahan senja saat matahari tenggelam, mirip dengan panorama matahari di Pantai Losari yang indah dan suasana romantis yang dihadirkan oleh senja di sana," kata Rasti siswi kelas 12 jurusan Tata Busana, dikutip Minggu (28/7/2024).

Rasti mengaku sangat terharu dan bersyukur, karena ini adalah kali pertama ia mengikuti peragaan busana, terlebih tampil di acara sebesar F8.

"Terima kasih kepada Pemkot Makassar dan F8, kesempatan ini merupakan pencapaian besar saya sebagai desainer muda. Berharap karya saya dapat dikenal oleh banyak orang," jelasnya.

Baca Juga: Barbie Rilis Koleksi Boneka Disabilitas Netra dan Barbie Kulit Hitam Penderita Down Syndrom

Sementara itu, Irwan dari SMK Negeri Campalagain juga mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan hasil karyanya. Irwan mempresentasikan enam busana dengan tema 'The Elegance of Sure’ Salaka.'

Busana-busana hasil karyanya dirancang menggunakan kain tenun Mandar, sebuah kain tradisional yang dikenal dengan keunikan dan kekayaan motifnya.

Irwan merasa bahwa kesempatan ini sangat penting untuk mengapresiasi dan mempromosikan kain tenun Mandar agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Kota Makassar, yang telah memberikan panggung kepada siswa-siswi untuk menunjukkan kreativitas karyanya.

"Panggung F8 tidak hanya memberikan platform untuk siswa-siswi menunjukkan karya kami, tetapi juga menjadi ajang bagi kami untuk mendapatkan pengalaman berharga dalam dunia industri fesyen," tutur Irwan.

Baca Juga: DeepL Menambahkan Aksara Mandarin Tradisional di Pilihan Bahasa Terjemahan

Baca Juga: Mejeng di GIIAS 2024, Lebih dari 100 Unit IONIQ 5 N Diborong Konsumen

Peragaan busana sebagai salah satu kegiatan di F8 Makassar (sumber: Humas Pemkot Makassar)

Panggung F8 juga menampilkan segmen fesyen keindahan budaya baju bodo pengantin Bugis-Makassar, yang dimiliki oleh sembilan rumah rias dan pengantin se-Kota Makassar. Mereka ini tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Ahli Rias Pengantin (HARPI) Melati Kota Makassar.

Bertajuk 'Makassar Sekalia', mereka memamerkan koleksi baju adat pengantin Bugis-Makassar terbaik mereka, memperlihatkan keindahan detail dan keunikan dari setiap desain.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Muhammad Roem, memandang peragaan busana ini tidak hanya menunjukkan keindahan estetika baju bodo, tetapi juga menjadi stimulus dari semangat untuk melestarikan kearifan lokal dalam era modern yang terus berubah, imbuhnya.

"Dengan adanya platform seperti F8, diharapkan kekayaan budaya Sulawesi Selatan, khususnya dalam hal fesyen tradisional, dapat terus dijaga dan dikembangkan untuk generasi mendatang," lanjut Roem.

Baca Juga: Advanced Hair Care Collection dari Sensatia Botanicals, Tiga Varian Formula untuk Tiga Masalah Rambut

Bersamaan dengan pelaksanaan rangkaian F8, Pj Sekretaris Kota Makassar, Firman Hamid Pagarra, merilis logo Makassar Fashion Week (MFW).

Firman mengapresiasi PT Festival Delapan Indonesia karena membuat inovasi dengan menghadirkan kegiatan MFW.

Menurut dia, hadirnya MFW menandai bahwa Makassar menjadi salah satu kota besar di Indonesia yang menaruh perhatian dunia fesyen.

"Bicara tentang fesyen tentunya kita bicara tentang kebudayaan juga. Ibarat musik, kita tidak akan pernah tahu musik apa yang bagus kalau tidak ada pencipta atau penyanyi yang mencoba menerobos genre musik. Begitu pun dengan fesyen apa saja yang akan muncul di Kota Makassar," tegas Firman.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI