Di mana Orang Indonesia Sering Belanja Bahan Makanan? Ini Jawabannya!

Berbelanja bahan makanan (Sumber: freepik)

Grocery shopping atau belanja bahan makanan telah menjadi aktivitas rutin dalam kehidupan sehari-hari, baik itu belanja di toko offline (luring) langsung maupun melalui toko online (daring).

Berdasarkan hasil survei Populix, selama enam (6) bulan terakhir mayoritas responden survei mengaku lebih sering berbelanja bahan makanan secara luring, di minimarket.

Hal ini tidak mengherankan, karena memang keberadaan minimarket saat ini sudah menjamur di mana-mana, sehingga memudahkan khalayak untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan mereka.

Selain minimarket yang dipilih oleh 77% responden, beberapa tempat belanja lain yang menjadi pilihan responden untuk berbelanja bahan makanan yaitu:

  • Supermarket (58%)

  • Toko bahan makanan di luar pasar (38%)

  • Toko di dalam pasar (36%)

  • Hypermarket (26%)

  • E-groceries (aplikasi penjualan bahan makanan) (26%)

Baca Juga: Vietjet Tawarkan Promo Musim Gugur Ke Vietnam, Harga Tiket Mulai Rp0

Berdasarkan hasil survei Populix dalam laporan bertajuk 'Understanding Shopper Preferences in Grocery Shopping', diketahui bahwa Indomaret dan Alfamart adalah merek teratas dalam kategori minimarket.

Eksistensi Indomaret dan Alfamart, serta layanan yang konsisten di seluruh jaringan lokasi yang luas, berkontribusi pada popularitas dan pelanggan tetap mereka.

Di deretan setelahnya ada Grabmart, happyfresh, sayurbox, gofresh, ShopeeSegar, allofresh, Segari, ASTRO, dan CIRCLE K Shopping.

Khalayak memilih untuk mengunjungi minimarket karena aksesibilitas, variasi produk, dan diskonnya.

"Mereka menghabiskan sekitar Rp400.000 per kunjungan belanja, yang menunjukkan bahwa minimarket merupakan tempat yang nyaman untuk grocery shopping," ungkap laporan Populix, dikutip Sabtu (14/9/2024).

Kemudian, berapa frekuensi para responden tersebut berbelanja bahan makanan? setidaknya dalam sepekan atau sebulan. Berikut jawaban mereka:

  • 2-3 kali sepekan (24%)

  • Sekali sepekan (27%)

  • Sekali dua pekan (26%)

  • Sekali sebulan (17%)

  • Sekali dua bulan (1%)

  • Sekali tiga bulan (1%)

  • Jarang (3%)

Perbedaan Preferensi Tempat Grocery Shopping

Minimarket memang menjadi tempat belanja bahan makanan yang paling banyak dipilih responden. Namun, toko serba ada menjadi pilihan populer untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari bagi semua kalangan.

"Akan tetapi, pekerja kantoran dan orang yang memiliki anak cenderung lebih sering berbelanja di hypermarket, dan menggunakan layanan e-grocery dibandingkan kelompok lainnya," lanjut laporan itu.

Hal tersebut menunjukkan, ada perbedaan preferensi di antara konsumen, sehingga membuka peluang untuk mengembangkan berbagai cara yang bisa memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda.

Baca Juga: Garuda Indonesia Jadi Official Airline MotoGP Indonesia Granprix 2024, Punya Pesawat dengan Livery Baru

Alasan-alasan yang membuat seseorang memilih belanja secara luring, seperti di pasar, minimarket, hypermarket, toserba, dan lainnya adalah karena ingin bertemu sebelum belanja (51%), lebih suka memilih produk dengan memegangnya langsung di toko (44%), dan lebih percaya dengan kualitas barang di toko (33%).

Ada juga yang berbelanja secara luring karena mereka sering menemukan harga yang lebih murah di toko luring ketimbang di e-grocery (22%).

Beberapa dari mereka berbelanja secara luring sebagai bentuk dukungan kepada UMKM ketimbang plaform belanja daring (15%), waspada dengan keamanan data pribadi mereka di platform atau aplikasi (13%), dan sedang membatasi penggunaan jaringan internet (9%).

Baca Juga: Kino Indonesia Luncurkan Makanan Bernutrisi untuk Anjing, Perro

Baca Juga: 7 Jenis Anjing yang Cocok Masuk Tim K-9

Berikutnya, Populix menjumpai pula responden yang memilih belanja dengan mengombinasikan keduanya (luring dan daring).

Menurut para responden, berbelanja dengan luring dan daring lebih efisien secara energi dan waktu (59%), mereka juga dapat mengakses pilihan produk dengan harga terbaik seperti yang mereka cari atau inginkan (55%), konsumen juga bisa lebih fleksibel dalam menemukan kebutuhan yang ingin dibeli (51%).

Mendapat kesempatan mengubah kebutuhan (51%) dan hasrat belanja (41%) secara adaptif juga menjadi pertimbangan, sehingga mereka memilih mengombinasikan dua cara belanja itu.

Alasan lainnya yakni, meski menemukan kenyamanan saat berbelanja daring, masyarakat juga masih mengharapkan sebuah interaksi dengan orang lain (40%).

"Bagi responden, menggabungkan dua cara belanja ini memberi waktu yang lebih hemat, harga terbaik dan meningkatkan kenyamanan pribadi," demikian temuan Populix.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI