Techverse.asia - B Capital, perusahaan investasi global multi-tahap, merilis
serial video animasi tiga episode di seluruh platform digital untuk menunjukkan potensi perdagangan business-to-business (B2B) di Asia Tenggara dan peran inovasi teknologi dalam mempertahankan pertumbuhannya.
Transformasi perdagangan B2B di kawasan Asia bergantung pada faktor usaha kecil dan menengah (UKM) yang harus bermigrasi ke proses digitalisasi. Dalam kampanye video berseri ini, B Capital menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan relasi yang ada, memastikan kesesuaian antara produk dan pasar, serta future-proofing untuk memberikan pemain B2B visibilitas yang lebih luas di seluruh rantai nilai.
Baca Juga: Perusahaan Anak Bangsa, Qoala Masuk dalam daftar Top 100 The Insurtech 2022
B Capital mengungkapkan bahwa peran teknologi sangat krusial dalam fase pertumbuhan B2B gelombang berikutnya di Asia. Kampanye video yang diracik oleh tim B Capital Platform ini bertujuan untuk menambah keahlian dan pemahaman kepada para pendiri startup commerce agar bisa mempercepat
inisiatif pertumbuhan dalam bisnis mereka.
Target audiens kampanye ini yakni seluruh pemain di jaringan bisnis B2B e-commerce meliputi pemilik merek, pemasok, pengecer, dan startup yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara. Rangkaian video ini bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran akan potensi industri B2B e-commerce dan membangun hubungan antara perusahaan portofolio B Capital dan seluruh pemain di industri dengan tujuan akhir menghasilkan solusi yang dapat bermanfaat bagi ekosistem yang lebih luas.
Selama ini kampanye evolusi perdagangan B2B sulit karena setiap negara di kawasan Asia Tenggara memiliki kendala dan hambatan yang berbeda. Karl Noronha selaku Wakil Presiden Strategi dan Operasi di B Capital menyatakan, kampanye melalui video animasi ini bertujuan untuk menjelaskan siapa, apa, dan betapa kompleksnya proses pasar yang relatif tidak berubah di Asia Tenggara selama 50 tahun terakhir.
"Kami telah memecah topik menjadi 3 video sederhana yang memudahkan penonton untuk mencerna dan memahami. Pendekatan dan proyeksi pasar akan membantu memicu percakapan dengan merek global
dan lokal yang ingin meningkatkan saluran distribusi perdagangan mereka agar berkembang di Asia Tenggara dan India," ujar Karl dalam keterangan tertulisnya.
Baca Juga: Ekonomi Global Sedang Tidak Bagus, Ruangguru PHK Ratusan Karyawannya
Mengutip laporan terbaru Sea e-Conomy terbitan Google, Temasek Holdings dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia menguasai pasar ekonomi digital Asia Tenggara. Dengan pertumbuhan gross merchandise value (GMV) 22 persen secara tahunan, ekonomi digital Indonesia bernilai US$ 77 miliar pada 2022 dan akan menyentuh angka US$ 130 miliar pada 2025, dengan e-commerce sebagai pendorong utama.
GMV e-commerce Indonesia diperkirakan tumbuh tahunan sebesar dobel digital atau 17 persen menjadi $95 miliar pada 2025 dari $59 miliar pada tahun ini. Di Indonesia, B Capital tercatat berinvestasi di Ula yakni platform B2B marketplace yang fokus membidik pasar warung. Portofolio lain B Capital di Indonesia yakni unicorn Kopi Kenangan, Buku Kas, Finku, dan Payfazz.
Sekadar diketahui, B Capital adalah perusahaan investasi global multi-tahap yang bermitra dengan pengusaha untuk membentuk masa depan melalui teknologi. Dengan aset senilai USD 6,2 miliar yang dikelola di berbagai pendanaan, perusahaan ini berfokus pada investasi pertumbuhan usaha tahap akhir, terutama di sektor perusahaan, teknologi keuangan, dan kesehatan.
Didirikan pada tahun 2015, B Capital memanfaatkan tim terintegrasi di delapan lokasi di Amerika Serikat (AS) dan Asia, serta kemitraan strategis dengan BCG, untuk memberikan dukungan nilai tambah yang dibutuhkan pengusaha untuk meningkatkan skala dengan cepat dan efisien, berekspansi ke pasar baru, dan membangun perusahaan yang luar biasa.