Startup Greentech 'Suryanesia' Dapat Suntikan Investasi Rp31 Miliar Dari Intudo Ventures, Bakal Dipakai Untuk Apa?

Uli Febriarni
Kamis 22 Desember 2022, 15:43 WIB
panel matahari / Suryanesia

panel matahari / Suryanesia

Startup penyedia solusi energi terbarukan, Suryanesia, baru saja mengantongi pendanaan awal sebesar $2 juta atau sekitar Rp31 miliar yang dipimpin Intudo Ventures.

Putaran ini juga disuntik oleh sejumlah angel investor, termasuk eksekutif di perusahaan consulting, private equity, dan sovereign wealth funds.

Putaran awal ini merupakan pendanaan eksternal pertama yang diperoleh Suryanesia.

Daily Social yang dilansir pada Kamis (22/12/2022) melaporkan, Founder dan CEO Suryanesia Rheza Adhihusada mengatakan, misi Suryanesia yaitu ingin memberdayakan konsumen, pelaku bisnis, pemerintah, agar memanfaatkan teknologi dan solusi baru. Untuk mengatasi perubahan iklim dan mempercepat transisi ke energi terbarukan.

Pihaknya berupaya memberikan pengalaman seamless dan end-to-end. Mencakup pemahaman klien dan regulatory management, agar klien dapat menikmati penghematan energi.

Suryanesia juga melakukan analisis struktural yang ketat, dengan memberikan rekomendasi kuat untuk memastikan bangunan milik klien aman terhadap instalasi panel matahari. 

Dalam e27 disebutkan, Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip menjelaskan, selama satu dekade ke depan, mereka meyakini Indonesia dapat mendorong dekarbonisasi.

Solusi Suryanesia dapat membantu pemangku kepentingan di sektor komersial dan industrial, untuk mengarungi jejak karbon sambil meningkatkan profitabilitas mereka.

"Kami menantikan upaya mereka menciptakan masa depan lebih hijau untuk Indonesia," lanjutnya.

Penggunaan Dana Sebagai Modal Akselerasi Bisnis

Tulisan dalam Technode Global mengungkap, suntikan dana itu akan digunakan oleh Suryanesia untuk menambah sumber daya manusia atau karyawan baru. Dengan demikian, dapat mempercepat pemasaran dan pengerjaan proyek.

Suryanesia dalam jangka panjang berencana memperluas target pasar. Dari yang sebelumnya menyediakan panel matahari kepada segmen korporasi dan industri, ke segmen perumahan. 

Untuk korporasi dan industri, mereka membidik klien yang memiliki luas atap yang besar dan konsumsi listrik tinggi. Layanan tersebut diklaim mampu menghemat tagihan sebesar US$20 ribu hingga US$50 ribu (sekitar Rp311 juta sampai Rp779 juta) per tahun.

Perusahaan juga ingin memproduksi listrik dari sumber tenaga lainnya, salah satunya angin untuk memenuhi permintaan energi terbarukan yang meningkat secara lebih komprehensif di Indonesia.

Founder dan CEO Suryanesia Rheza Adhihusada mengatakan, sebagai negara terpadat ke-4 di dunia yang diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar ke-4 pada 2050, Indonesia berperan sebagai medan pertempuran utama dalam perang melawan perubahan iklim.

"Kami sangat senang membantu klien kami hemat dan go green, dan dengan demikian mempercepat transisi Indonesia menuju energi terbarukan," imbuhhnya.

Jejak Startup Solusi Energi Hijau Di Indonesia

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025.

Meski jejak startup energi belum panjang di Indonesia, hal ini justru memunculkan peluang bagi pemangku kepentingan untuk mengembangkan solusi menekan emisi karbon.

Salah satunya, memanfaatkan panel matahari sebagai opsi energi terbarukan paling populer. Di Indonesia, startup yang menawarkan solusi panas matahari semakin berkembang, seperti Xurya, SUN Energy, Warung Energi, dan SolarKita.

Namun, para pengembang tak jarang terhambat dalam memasarkan produknya. Selain butuh modal intensif dan waktu untuk bisa profit, masih banyak anggapan panel surya itu mahal dan butuh pemeliharaan yang berkelanjutan.

Maka itu, korporasi besar kini mengambil inisiatif untuk mendorong ekosistem startup energi di Tanah Air. Salah satunya adalah Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) yang mengalokasikan dana sebesar Rp7,7 triliun untuk investasi startup energi. Inisiatif Energy Fund ini akan dikelola bersama MDI Ventures.

Suryanesia: Energi Terbarukan Berbiaya Lebih Murah

Suryanesia berdiri pada Agustus 2021, menawarkan akses terhadap energi terbarukan untuk sektor komersial dan industrial.

Pengembangan Suryanesia dipimpin oleh tim berpengalaman yang antusias terhadap perubahan iklim. Diawali Rheza yang sebelumnya konsultan di Bain & Company. Diikuti oleh Nikesh Shamdasani sebagai Head of Engineering dengan keahlian mendalam dan telah berpengalaman memasang sistem tenaga surya 17 MWp di Indonesia. Terakhir, Grant Adsit bergabung menjadi Head of Business Development, sebelumnya berkarier sebagai eksekutif marketing di Colliers.

Sebagai penyedia Solar-as-a-Service, Suryanesia memfasilitasi pembiayaan, pemasangan, pengoperasian, dan pengelolaan sistem tenaga solar pada area rooftop milik klien.

Melalui solusinya, energi bersih yang dihasilkan dapat membantu pemilik bangunan menghemat biaya listrik dan mengurangi jejak karbon tanpa dikenakan biaya di depan (upfront).

Perusahaan berlogo tanaman hijau dengan enam helai daun ini, menyasar segmen bangunan komersial. Seperti di antaranya mal, manufaktur di sektor FMCG, tekstil, farmasi, furnitur, hingga plastik. Dengan target penghematan berkisar $20.000-$50.000 per tahun. Solusi ini juga dapat dimanfaatkan perusahaan multinasional atau publik yang ingin mendorong keberlanjutan dengan pengurangan karbon.

Suryanesia menilai, negara di dunia saat ini menghadapi tantangan besar dalam konteks perubahan iklim.

Emisi gas rumah kaca meningkat setiap tahunnya. Jika tidak segera ditanggulangi, bumi akan menghangat 4,1-4,8°C pada tahun 2100 dibandingkan masa sebelum revolusi industri. Demikian tulis Suryanesia dalam laman mereka. 

Negara-negara di dunia telah menetapkan kebijakan, persetujuan dan target, namun penghangatan bumi tetap akan meningkat paling sedikit 2,3°C. Angka ini masih jauh dari target 1,5°C. Bilamana lebih dari itu, bumi akan mengalami kerusakan permanen.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Lifestyle21 November 2024, 19:57 WIB

Pop Mart Christmas Town Hadir di Gandaria City, Buka Selama 50 Hari

Pop Mart memberikan Pengalaman Otentik Berbagai Karakter melalui "Pop Mart Christmas Town.
Pop Mart Christmas Town. (Sumber: null)
Lifestyle21 November 2024, 19:36 WIB

Lisa BLACKPINK Segera Rilis Solo Albumnya Berjudul Alter Ego

Album ini akan mengikuti rangkaian tiga singel dari bintang K-pop tersebut pada tahun 2024.
Lisa BLACKPINK.
Techno21 November 2024, 18:56 WIB

Messenger Mendapat Serangkaian Fitur Tambahan Baru, Apa Saja?

Fitur terbaru Meta untuk Panggilan Messenger mencakup latar belakang AI.
Messenger mendapat sejumlah pembaruan fitur. (Sumber: Meta)
Techno21 November 2024, 18:11 WIB

OPPO Find X8 Series Resmi Meluncur Global dengan Kamera Hasselblad

Seri Find X8 menghadirkan kamera, performa, dan masa pakai baterai kelas atas.
Oppo Find X8 dan X8 Pro (kanan). (Sumber: Oppo)
Travel21 November 2024, 16:29 WIB

Rayakan Ultah ke-32, Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Promo Ceria Rp1.000

Indonesian Heritage Agency (IHA) bersama Museum Benteng Vredeburg menghadirkan program istimewa ini.
Benteng Vredeberg.
Automotive21 November 2024, 15:58 WIB

Hyundai IONIQ 9 Resmi Diperkenalkan, Ada 2 Model AWD yang Ditawarkan

Hyundai Motor Mendefinisikan Ulang Mobilitas EV dengan SUV Listrik IONIQ 9.
Hyundai IONIQ 9. (Sumber: Hyundai)
Techno21 November 2024, 15:02 WIB

Tawaran Investasi Apple di Indonesia Naik 10x Lipat, iPhone 16 Segera Dijual?

Kemenperin mengaku sudah menerima tawaran proposal investasi dari Apple tersebut.
Apple (Sumber: Apple.com)
Techno21 November 2024, 14:11 WIB

ASUS Republic of Gamers Mengumumkan Seri ROG Phone 9, Lihat Speknya

Versi terbaru dari ponsel gaming premium yang ikonik ini memiliki fitur tampilan AniMe Vision yang disempurnakan.
ASUS ROG Phone 9 Series. (Sumber: ASUS)
Techno20 November 2024, 19:27 WIB

Casio CRW-001-1JR: Cincin Pintar Pertamanya yang Memiliki Stopwatch dan Alarm

Namun tidak ada pelacakan kebugaran atau pemantauan detak jantung dengan perangkat wearable baru Casio.
Cincin pintar Casio adalah jam tangan digital kecil. (Sumber: Casio)
Techno20 November 2024, 18:57 WIB

OpenAI Menghadirkan ChatGPT Advanced Voice Mode ke Web

Jadi, sekarang pengguna untuk berbicara dengan chatbot AI langsung dari peramban mereka.
OpenAI (Sumber: OpenAI)