Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mendapati, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia telah berkontribusi Rp8.547 triliun terhadap PDB Indonesia. Kontribusi UMKM lokal terhadap PDB juga tercatat meningkat dari tahun ke tahun, hingga mencapai 60,3% pada 2019. Pemerintah di sisi lain menargetkan pertumbuhan wirausaha di Indonesia sebesar 4% pada 2024.
Menurut AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia, Trian Nugroho, UMKM lokal juga memegang peranan dalam peningkatan ekonomi digital.
Namun aktivitas ekonomi digital Indonesia saat ini masih terpusat di kota-kota besar. Sebagai gambaran, Jakarta menyumbang 17% terhadap PDB Indonesia.
Dengan demikian dibutuhkan sinergi dari semua pihak untuk membantu UMKM di seluruh penjuru Indonesia. Karena semua UMKM punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi terhadap perekonomian.
"Hal ini yang melatarbelakangi Tokopedia menghadirkan inisiatif Hyperlocal sejak 2020," kata Trian, dikutip dari laman perusahaan itu, Sabtu (24/12/2022).
Hyperlocal Tokopedia Dongkrak Penjualan dan Jaga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Soal pembuktian sejauh mana UMKM lokal berperan terhadap perekonomian negara, diperlihatkan lewat riset yang dilakukan Tokopedia bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) berjudul Analisis Dampak Program Hyperlocal Tokopedia terhadap Kondisi Bisnis Penjualan secara Daring, Ekonomi, dan Sosial Kota-Kabupaten Program Hyperlocal.
Peneliti INDEF, Nailul Huda, menjelaskan, rerata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia meningkat 147% pada 2020-2021 dibandingkan 2017-2019. Dalam riset diketahui, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta menjadi tiga kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang memiliki indeks penjualan dan indeks omzet penjualan paling tinggi.
"Surabaya mengalami peningkatan indeks penjualan dan index omzet penjualan masing-masing sebesar 194% dan 85%, Bandung 27% dan 100%, sedangkan Yogyakarta 148% dan 64%,' tuturnya.
Riset ini juga menunjukkan, rerata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal lebih besar 5 kali lipat dibandingkan kota tanpa Hyperlocal pada 2017-2021. Sedangkan indeks omzet penjualan di kota dengan Hyperlocal meningkat 67% pada periode 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.
Di lain sisi, riset ini juga memotret kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi yang positif di berbagai kota dengan Hyperlocal Tokopedia, yang turut berkontribusi menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
"Surabaya (4,29%), Yogyakarta (5,09%) dan Semarang (5,16%) menjadi kota dengan kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 2020-2021," jelas Huda.
Sepanjang 2019-2021, rerata persentase pertumbuhan ekonomi di kota tanpa Hyperlocal tercatat sebesar 1,26%, sedangkan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia angkanya lebih tinggi, yaitu 2,78%.
Hyperlocal Tokopedia Tahan Laju Peningkatan Pengangguran dan Kemiskinan
Huda menambahkan, secara statistik, inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan peningkatan pengangguran agar tidak naik terlalu tajam, imbas dari kondisi pandemi Covid-19.
Hadirnya inisiatif Hyperlocal Tokopedia, membuat kota-kota dengan program itu memiliki tingkat kemiskinan lebih rendah sebesar 0,14%, dibandingkan kota-kota tanpa Hyperlocal. Surabaya, Semarang dan Medan menjadi kota dengan tingkat penurunan kemiskinan terbesar, setelah adanya program Hyperlocal.
AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia, Trian Nugroho menyatakan, dengan mengusung teknologi geo-tagging, Hyperlocal telah memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat. Hyperlocal juga membuat transaksi lebih efisien karena ongkir lebih hemat, dan peningkatan eksposur UMKM lokal dengan potensi penjualan yang besar.
Membandingkan data 2017-2019 dengan 2020-2021, Tokopedia dan INDEF mencatat, kota dengan peningkatan indeks jumlah penjual tertinggi, yaitu Surabaya (48%), Bandung (65%), dan Yogyakarta (67%). Sedangkan kota dengan peningkatan indeks jumlah pembeli tertinggi mencakup Bandung (122%), Yogyakarta (142%) dan Surabaya (154%).