Techverse.asia – Mimin, perusahaan startup Indonesia yang menyediakan solusi chat commerce dan asisten virtual pengoperasian bisnis, hari ini mengumumkan pendanaan tahap awal (seed) dari Otto Digital. Sebagai bagian dari Salim Group, Otto Digital memiliki komunitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia, yang merupakan target utama dari
layanan Mimin.
Pendanaan ini akan digunakan Mimin untuk melayani para UMKM dan penjual
online dengan produk dan fitur terbaru, serta memperkuat infrastruktur teknologi dan software manajemen pesanan.
Hal ini sesuai dengan lanskap industri jual-beli di Indonesia, dimana social commerce (transaksi belanja menggunakan media sosial dan aplikasi chatting) diperkirakan tumbuh sebesar 17,9% per tahun dari 2022-2028.
Menurut penelitian Populix tahun 2022, 86% masyarakat Indonesia
sudah pernah berbelanja melalui media sosial dan aplikasi chatting, seperti Tiktok Shop (45%), WhatsApp (21%), Facebook (10%) dan Instagram (10%).
Kenaikan tren tersebut menunjukkan bahwa mayoritas penjual online di Indonesia memiliki berbagai kanal penjualan.
Tidak hanya membuka toko online di platform e-commerce, banyak
penjual yang berfokus mempromosikan jualannya melalui media sosial dan aplikasi chatting. Untuk mengelola penjualan social commerce ini, rata-rata penjual mengandalkan pencatatan order, pengecekan ongkir, dan penerimaan pembayaran secara manual.
Proses manual ini cenderung memakan waktu dan rentan dengan risiko human error. Karena itu, Mimin menawarkan automasi chat commerce dan platform pengelolaan pesanan agar para pelaku bisnis dapat lebih mudah menjalankan tokonya.
Melalui Mimin, penjual dapat dengan mudah meng-input pesanan dari format order yang telah tertulis melalui WhatsApp pada aplikasi Mimin dan secara otomatis memberikan invoice dan konfirmasi pembayaran. Dengan solusi tersebut, pelaku usaha dapat memproses pesanan 70% lebih cepat dan akurat.
Baca Juga: Raindo United Services, Maskapai Kargo Berbasis Startup Digital Pertama di Indonesia
Tidak hanya itu, setiap pembeli yang pernah melakukan transaksi pun dapat dengan mudah dihubungi kembali untuk diberikan penawaran yang sifatnya lebih personal dan relevan.
“Berdasarkan temuan kami di lapangan, banyak penjual dan pembeli yang lebih nyaman melakukan transaksi secara conversational, misalnya melalui WhatsApp atau DM Instagram,” kata CEO Mimin, Joseph Simbar pada Jumat (5/5/2023).
Dikatakannya, Mimin hadir untuk membantu penjual online dengan mempermudah pemrosesan setiap pesanan melalui solusi otomatis, sehingga penjual bisa menghemat waktu dan tenaga, serta mengembangkan bisnis mereka lebih jauh.
“Kami pun memberikan insight relevan bagi para pelaku usaha agar mereka bisa berinovasi berdasarkan insight tersebut,” ujarnya.
Saat ini, aplikasi Mimin telah digunakan oleh para UMKM di 20 provinsi dan 55 kota di Indonesia yang bergerak di berbagai industri, terutama F&B rumahan, fesyen, serta kebutuhan sehari-hari.
Untuk memperbesar jangkauannya, Mimin berkolaborasi dengan pemerintah
daerah di beberapa daerah seperti Kabupaten Sragen dan Kep. Riau serta mendekati komunitas UMKM lokal dengan memberikan pelatihan dan pendampingan.
Salah satunya, pelatihan Mimin yang tengah berlangsung di Sragen dan Kep. Riau berhasil mengundang 10.000 UMKM untuk bergabung dan menggunakan Mimin untuk mengelola bisnis mereka.
Untuk melayani perusahaan ritel dengan skala lebih besar, Mimin juga menyediakan layanan Mimin Pro, dimana penjual bisa dengan mudah memproses pesanan yang datang melalui chat, lalu mendelegasikan penyelesaian transaksi tersebut kepada cabang terdekat.
Hal ini membantu meningkatkan omzet bagi perusahaan, serta menguntungkan pembeli karena membuat biaya ongkir menjadi lebih terjangkau. Layanan ini telah digunakan oleh brand ritel ternama seperti Hero Supermarket, Bumame Farmasi, dan LotteMart untuk menghubungkan
pembeli dengan cabang terdekat.
Baca Juga: Alibaba Kembali Suntikan Dana Ke Lazada Group, Kali Ini Rp5,2 Triliun?
“Kami percaya bahwa Mimin memberikan solusi yang relevan bagi para UMKM Indonesia dan akan sangat membantu pelaku usaha dalam meningkatkan efisiensi penggunaan WhatsApp sebagai sarana jualan. Investasi ini sejalan dengan visi Otto Digital dalam membangun ekonomi dengan memberdayakan masyarakat dan memperluas pertumbuhan ekonomi hingga pedesaan,” ujar CEO Otto Digital, Reginald Hamdani.
Menurut Hamdani, Mimin adalah salah satu enabler yang dibutuhkan perusahaannya untuk mewujudkannya. “Karena itu, investasi kami merupakan salah satu bentuk komitmen dalam membangun UMKM Indonesia yang lebih kuat,” paparnya.
Selain solusi yang tepat-guna, Otto Digital juga mempunyai kepercayaan tinggi terhadap rekam jejak kedua pendiri Mimin, yaitu Joseph Simbar (CEO) dan Bayu Eka Putra (COO). Joseph merupakan exit entrepreneur yang berpengalaman dalam industri teknologi, terutama di bidang Enterprise Software-as-a-Service (SaaS) selama 15 tahun.
Salah satu startup garapannya telah diakuisisi oleh perusahaan lain, sehingga memberikan return optimal bagi para investor. Sementara itu, Bayu mempunyai pengalaman lebih dari 17 tahun sebagai manajemen eksekutif
di berbagai perusahaan industri terkemukan dalam berbagai industri.
“Pendiri Mimin mempunyai visi besar dan komitmen yang kuat. Kombinasi dari dua hal inilah yang menjadi kunci kesuksesan. Dengan usia yang relatif muda, kapasitas dan energi yang tinggi, kami percaya mereka dapat menyetir pengembangan Mimin ke jalur yang tepat,” tambah Reginald.
Sekadar informasi, Mimin (chat commerce automation and order management platform) merupakan aplikasi untuk online sellers yang memudahkan pelaku usaha dalam mengelola tokonya. Mimin menawarkan solusi automasi
chat commerce dan platform pengelolaan pesanan, sehingga pelaku usaha dapat memproses pesanan 70% lebih cepat, mulai dari merespon pelanggan, input order, hingga pengiriman.