Bukalapak menunjukkan keseriusan mereka terhadap kemunculan dan pengembangan startup. Kekinian, CNBC melaporkan bahwa perusahaan itu berinvestasi di 500 Startups lewat komitmen modal US$7,5 juta atau sekitar Rp 110,1 miliar. Investasi dikucurkan untuk mendukung aktivitas investasi startup.
500 Startups yang telah me-rebranding diri menjadi 500 South East Asia atau 500 Global, adalah perusahaan modal ventura dengan aset kelolaan $2,7 miliar. Mereka berinvestasi pada para pendiri, yang membangun perusahaan teknologi, yang berkembang pesat.
Investasi 500 South Asia fokus pada pasar teknologi, inovasi, dan modal dapat membuka nilai jangka panjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bukalapak mengumumkan hal tersebut dalam laporan informasi dan fakta material, yang ditandatangani Direktur/Corporate Secretary, Teddy Nuryanto Oetomo. Di dalamnya disebutkan, perusahaan telah melakukan Subscription Agreement for a Limited Partnership Interest in 500 Southeast Asia III, L.P.
Dalam keterangan tertulisnya, Teddy menyatakan aksi tersebut dilakukan agar Bukalapak bisa melakukan investasi pada startup di pre-seed, seed, dan early stage. Khususnya yang memiliki ekuitas atau sekuritas berinvestasi ekuitas, baik itu dari perusahaan swasta yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di Asia Tenggara.
"Terutama perusahaan yang berfokus pada teknologi informasi, komunikasi, teknologi internet, teknologi medis, dan bidang deep technology," kata dia, dikutip Jumat (5/5/2023).
Investasi tersebut diyakini Bukalapak tidak akan menghasilkan dampak material yang merugikan. Baik yang terkait kegiatan operasional, hukum, kondisi atau keuangan.
Rajin Akuisisi, Begini Kondisi Keuangan Q1/2023 Bukalapak
Masih dalam laman yang sama, dijelaskan bahwa Bukalapak memang sangat aktif dalam investasi, merger, dan akuisisi startup. Terakhir, perusahaan ecommerce tersebut mengakuisisi perusahaan ecommerce asal Malaysia, yaitu iPrice.
Akuisisi itu diharapkan bisa mendorong iPrice untuk masuk ke bisnis maupun pasar baru seperti Australia.
CEO Bukalapak, Willix Halim, percaya Bukalapak sebagai eCommerce bisa melengkapi bisnis pengguna dan teknologi iPrice. Dia meyakini bisa membuat peningkatan potensi pada platform.
Sejak melepas sahamnya ke publik, Bukalapak aktif mengakuisisi perusahaan teknologi termasuk menjalin kerja sama lewat pembelian saham perusahaan terbuka lain seperti Allo Bank.
Beberapa perusahaan digital yang diakuisisi oleh Bukalapak, antara lain adalah, PT Onstock Solusi Indonesia, PT Kokatto Teknologi Global, Five Jack Co, Cloud Hosting Indonesia, dan PT Belajar Tumbuh Berbagi.
Sementara di laman resmi mereka, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah mengumumkan kinerja keuangan mereka, untuk kuartal pertama yang berakhir pada 31 Maret 2023.
Laporan itu menyebut, Total Processing Value (TPV) selama kuartal pertama tahun 2023 ('1Q23') tumbuh sebesar 19% menjadi Rp40,5 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan YoY dari Marketplace dan TPV specialty verticals. Sebanyak 72% TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
TPV Mitra Bukalapak pada 1Q23 naik sebanyak 9% YoY menjadi Rp18,7 triliun.
Pertumbuhan Mitra utamanya didukung oleh ekspansi varian produk, meningkat sebesar 10% YoY untuk TPV produk-produk fisik, tumbuh sebesar 8% untuk TPV produk-produk virtual dan layanan finansial dari kuartal yang sama tahun lalu. Pada akhir Maret 2023, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 16,8 juta, meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022.
Pendapatan Bukalapak pada 1Q23 sebesar Rp1.006 miliar YoY, sementara pendapatan Mitra Bukalapak pada Rp515 miliar. Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77% YoY menjadi Rp517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi.