"Terima kasih TuanToko, sebuah kebanggaan bagi kami telah menjadi sahabat terbaik warung selama ini. Dengan berat hati kami informasikan bahwa GoToko akan berhenti beroperasi per tanggal 15 Mei 2023. Terima kasih atas dukungan dan kepercayaannya," demikian keterangan berisikan pesan 'pamitan' yang ditulis oleh pihak GoToko di aplikasi mereka, dikutip pada Selasa (16/5/2023).
GoToko adalah perusahaan rintisan, patungan GoTo Gojek Tokopedia dan Unilever, yang akhirnya resmi menutup layanan bisnis mereka. Situasi ini menambah daftar startup tutup di Indonesia.
Masih belum banyak sumber yang bisa dikulik mengenai penyebab berhenti beroperasinya GoToko ini. Meski demikian, melansir Katadata, GoToko berdiri pada Agustus 2020. GoToko bergerak di bidang busines to business atau B2B e-commerce end to end.
Layanan yang disediakan oleh GoToko, berupa pasokan produk dari berbagai produsen barang kemasan, mulai dari kategori produk makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan mandi, kecantikan dan kesehatan hingga kebutuhan bayi.
Perusahaan berkolaborasi dengan sejumlah produsen, untuk membantu perusahaan dalam hal memenuhi penawaran mereka kepada konsumennya. Daftar merek dan perusahaan yang masuk dalam kerjasama GoToko, antara lain Unilever, Danone, Coca-Cola, Nestle, P&G, Wings, dan banyak lainnya.
Berdasarkan laporan keuangan Unilever. pendapatan GoToko anjlok dari kuartal I/2022 yang sebesar Rp26,2 miliar, menjadi Rp8 miliar pada kuartal I/2023.
Pernah Punya Ambisi Ekspansi
Digitalisasi warung dan toko kelontong menjadi pangsa pasar legit bagi sejumlah startup, karena memiliki ceruk profit yang besar.
Hasil riset Euromonitor International 2018 menunjukkan, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina lebih suka berbelanja di warung atau toko kelontong. Perusahaan sekuritas CLSA juga mencatat, biaya akuisisi konsumen alias customer acquisition costs (CACs) melalui mitra warung sekitar 10-20% yakni US$ 2 per pelanggan atau kurang dari Rp30.000.
GoToko sempat menjalankan ambisi ekspansi mereka pada tahun lalu. Startup ini terjun ke dalam persaingan perusahaan teknologi seperti Bukalapak dan Grab, yang sama-sama mengincar pasar warung dan kelontong.
Awalnya, layanan GoToko mendigitalisasi ribuan warung di wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan. GoToko kemudian memperluas jangkauan operasinya ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
CEO dan Direktur Utama GoToko, Gurnoor Dhillon, mengatakan bahwa perusahaan dan para pemegang saham memutuskan untuk memperluas jangkauan operasional, usai adanya imbal balik positif dan minat tinggi yang diterima dari para pengguna.
Baca Juga: 6 Cara Mengurangi Hobi Jajan, Katanya Pengen Bisa Beli Tiket Coldplay?
Gurnoor mengatakan, GoToko memungkinkan para pengguna mengelola kebutuhan pasokan barang bagi warung dengan jaminan pengiriman. Layanan ini dibutuhkan pengusaha warung kelontong yang selama ini kurang terjangkau dalam distribusi penjualan.
GoToko juga mengandalkan kemampuan teknologi dalam mendigitalisasi warung.
Warung Dilirik Semenjak Pandemi
Bisnis Indonesia, pada periode Agustus 2022 pernah melaporkan, Gurnoor Singh Dhillon melihat kalau warung seringkali tidak dijadikan prioritas, dibandingkan ritel-ritel modern terkait pasokan barang langsung dari brand principals. Ini ditunjukkan oleh hampir 80% dari 3 juta warung di Indonesia tergolong sebagai underserved retailers.
Dan dari bidikan GoToko diketahui, situasi pandemi membuktikan keberadaan warung sangat krusial. Warung menjadi sarana perdagangan utama masyarakat saat mobilitasnya terbatas.
Mendukung ekspansi, GoToko juga sempat meningkatkan infrastruktur perusahaan di Pulau Jawa dan Bali, dengan menambah lebih banyak gudang penyimpanan stok di lokasi-lokasi yang strategis; disertai dengan armada pengiriman yang andal untuk memastikan pengiriman barang berjalan dengan efisien.