Sebuah startup baterai China mengeklaim, mereka telah memproduksi baterai kendaraan listrik yang mengatasi salah satu masalah penting bagi pemilik mobil listrik: hilangnya kemampuan daya dan jangkauan baterai di iklim dingin. Maka, perkenalkan, baterai Phoenix milik startup Greater Bay Technology.
Laman Cars Guide mengatakan, cuaca dingin telah menjadi titik kesulitan bagi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dalam hal jangkauan. Beberapa mobil kehilangan lebih dari seperempat jangkauan penggunaan, ketika suhu turun hingga mendekati 0°C. Agar baterai dapat mengisi daya dengan efisiensi optimal, lingkungan baterai harus cukup hangat (di atas 15°C, idealnya antara 20°C dan 30°C).
Namun di sebagian besar wilayah, dengan musim dingin bersuhu begitu rendah, Phoenix punya kemampuan untuk menaikkan suhunya dari -20°C ke 25°C dalam waktu lima menit, untuk mengisi daya dengan cepat.
Salah satu pendiri Greater Bay Technology, Huang Xiangdong, mengatakan bahwa sel Phoenix dibuat dengan bahan superkonduktor dan berisi teknologi manajemen termal, yang dapat memanaskan kembali baterai dari -4F ke 77F dalam lima menit. Itu memungkinkan baterai lithium ion beroperasi seperti biasa, dan mengisi daya dalam waktu enam menit dalam segala kondisi cuaca.
"Baterai Phoenix tidak hanya mengatasi waktu pengisian yang lama untuk EV, tetapi juga masalah lainnya. Tidak peduli apakah itu hari yang panas atau dingin, jangkauan baterai Phoenix tidak akan terpengaruh," ujarnya, dalam wawancara bersama Bloomberg, dikutip pada Rabu (7/6/2023).
Baca Juga: Apa yang Membuat Apple Vision Pro Layak Menyandang 'Pro'?
Pertumbuhan Startup Greater Bay Technology
Melansir Caixin Global, Huang mempelajari teknik otomotif di Italia selama tahun 1980-an dan melakukan pekerjaan postdoctoral di pusat penelitian Fiat selama lima tahun, sebelum kembali ke China pada 991 untuk mengajar.
Huang mengepalai R&D Center GAC selama 10 tahun sejak 2006, selama waktu itu banyak model populer perusahaan seperti SUV GS4 dikembangkan. Huang pensiun pada 2016, tetapi kemudian mendirikan Greater Bay pada 2020 menggandeng sesama veteran GAC Pei Feng, yang menjabat sebagai Chief Executive Officer startup tersebut.
Sementara perjalanan dari pengembangan dan pengujian laboratorium ke produksi massal akan memakan waktu lama, baterai Phoenix akan memberi daya pada beberapa kendaraan listrik Aion tahun depan; merek EV terpopuler ketiga di China setelah BYD dan Tesla Inc.
tartup tersebut juga sedang dalam pembicaraan dengan pembuat mobil lain untuk menggunakan sel tersebut, yang memiliki jangkauan 1.000 kilometer dalam sekali pengisian daya.
Keluar dari pembuat mobil milik negara Guangzhou Automobile Group Co. pada 2020, startup ini adalah pendatang baru di industri pembuatan baterai China yang mencakup pemain utama seperti Contemporary Amperex Technology Co., BYD Co. dan Gotion High-tech Co. Semuanya mengerjakan baterai baru untuk membuat EV lebih aman, lebih cepat mengisi daya, dan berkendara dengan jarak yang lebih jauh.
Greater Bay telah menjadi unicorn, startup yang bernilai lebih dari $1 miliar dollar dalam waktu dua tahun sejak didirikan. Baterai generasi pertamanya adalah sel pengisian daya yang sangat cepat, yang bertujuan untuk mengisi ulang EV dalam waktu yang sama dengan mengisi ulang tangki bahan bakar. Baterai itu disebut akan terisi penuh dalam waktu 15 menit, untuk jarak rata-rata 500 kilometer (310 mil), pada pengisi daya dengan output yang memadai.