Techverse.asia – Finfra adalah sebuah perusahaan startup Indonesia yang menyediakan infrastruktur teknologi untuk bisnis online yang ingin menawarkan produk keuangan tertanam, telah mendapatkan pendanaan baru sebesar US$1 juta atau setara dengan Rp14,89 miliar.
Putaran pendanaan tersebut mencakup partisipasi dari DSX Ventures, Seedstars International Ventures, Cento Ventures, Fintech Nation, FirstPick, BADideas Fund, dan Hustle Fund.
Pendanaan baru dari startup ini akan digunakan untuk pengembangan produk dan untuk mengembangkan tim teknik, data, dan keuangan Finfra. Finfra tumbuh dari penyedia layanan keuangan konsumen Danabijak, yang menguntungkan dan akan terus beroperasi sebagai anak perusahaan Finfra.
CEO Finfra Markus Prommik menjelaskan bahwa Finfra adalah agnostik industri - memiliki nilai lintas fungsi, sesuatu yang dapat digunakan untuk kebutuhan pasar atau solusi apapun tanpa dibatasi -, tetapi berfokus pada platform rantai pasokan digital, perusahaan teknologi pertanian, dan platform e-commerce pedagang.
"Kami menyediakan sistem manajemen pinjaman sehingga bisnis dapat menawarkan kredit kepada klien melalui platform mereka," ujar Prommik pada Rabu (14/6/2023).
Baca Juga: Biar Enggak Jadi Korban Pinjol, Simak 3 Tips Berikut Ini
Menurutnya, cara Finfra yang paling populer digunakan adalah oleh bisnis yang ingin menambahkan pembiayaan faktur atau solusi pembiayaan pembelian. Finfra terutama melayani business to business (B2B), tetapi juga dapat digunakan untuk aplikasi business to consumer (B2C).
Prommik menggambarkan Finfra sebagai toko serba ada untuk meluncurkan dan menskalakan layanan kredit berlabel putih. Ia mengatakan bahwa tanpa perusahaan startup, kliennya perlu menghabiskan jutaan dolar untuk mengembangkan teknologi dan infrastruktur yang diperlukan, menghabiskan waktu hingga lima tahun untuk memperoleh meminjamkan lisensi dan membangun tim.
"Sebagai gantinya, dengan menggunakan API Finfra, mereka dapat mulai menawarkan keuangan tersemat dalam beberapa minggu," terangnya.
Proposisi nilai utama Finfra adalah kendali atas pengalaman pelanggan. Ini mengintegrasikan kontrol risiko dan data dari platform klien sehingga mereka dapat memberikan kredit yang terjangkau tanpa mengambil terlalu banyak risiko.
"Finfra juga memiliki analitik portofolio untuk membantu pelanggan memantau kinerja dan Key Performance Indicator (KPI) pinjaman utama," ujar dia.
Prommik mengatakan, pembeda Finfra dari platform keuangan tertanam lainnya dalam pembayaran, data, dan infrastruktur adalah mereka tidak menawarkan kredit, meskipun ini adalah layanan keuangan yang paling diminati. Alih-alih melihat mereka sebagai pesaing, Finfra memandang platform tersebut sebagai sekutu potensial.
Satu hal yang diyakini Finfra akan mendorong pertumbuhannya adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024, naik dari 75 persen pada 2019.
Baca Juga: Kolaborasi Amartha dan eFishery: Berikan Akses Pinjaman Modal di Sektor Akuakultur
Meskipun banyak platform online di Indonesia tumbuh, banyak orang dan usaha kecil masih tidak memiliki akses ke kredit melalui cara-cara tradisional, seperti bank dan lembaga keuangan lainnya, dan malah mengandalkan alternatif, termasuk pembiayaan tertanam.
Dalam sebuah pernyataan, Mitra Umum Seedstars International Ventures, Patricia Sosrodjojo menyampaikan, perusahaannya telah melihat inisiatif serupa berhasil di pasar negara berkembang di mana Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki hambatan yang signifikan untuk mengakses modal. Untuk itu, Finfra hadir memberikan solusi kaitannya dengan kendala tersebut.
"Pendekatan Finfra tidak hanya sejalan dengan tujuan pembangunan ekonomi nasional, tetapi juga memiliki posisi yang baik untuk menghadapi tantangan pasar yang berkembang pesat ini," ujarnya.
Untuk diketahui, Finfra didirikan oleh Prommik dan Reinis Simanovskis, perusahaan ini awalnya dimulai pada 2017 sebagai Danabijak – perusahaan pemberi pinjaman konsumen – sebelum melayani bisnis pada 2021. Danabijak sekarang menjadi anak perusahaan dan tetap menguntungkan.
Finfra juga berbeda dengan perusahaan finansial teknologi (fintek) yang sudah ada di Indonesia. Finfra telah memperkenalkan teknologi baru yaitu fintech-as-a-service (FaaS). Sebagai penyedia teknologi FaaS, Finfra bertanggung jawab penuh atas pengembangan, pemeliharaan, pembaruan platform, dan kepatuhan terhadap persyaratan keamanan.