Bisnis.com melaporkan perubahan nama yang dilakukan oleh Go-Ventures, -perusahaan modal ventura milik Gojek- menjadi Argor Capital Management Pte. Ltd.
Perubahan nama diharapkan akan memperkuat perusahaan dalam mendorong startup tumbuh.
Partner di Argor, Aditya Kamath, mengatakan nama 'Argor' merupakan kombinasi dari kata 'ardor' (semangat), 'rigor' (tegas), dan 'go' (maju). Nama ini mencerminkan semangat kemitraan dan gairah dalam berinvestasi, serta membantu perusahaan-perusahaan portofolio di Asia Tenggara untuk mengubah kehidupan jutaan orang menjadi lebih baik.
Dia menjelaskan alasan pergantian nama dari Go-Ventures menjadi Argor, bertujuan untuk memperkuat kemandirian perusahaan dan memperluas kemampuan mereka dalam mendorong pertumbuhan portofolio perusahaan.
Baca Juga: Seberapa Penting Suara ‘Klik’ Saat Memotret Memakai Kamera? Ini Penjelasan Nikon
Baca Juga: Tetap Jalani Gaya Hidup Sehat Kala 'Banjir Daging', Ini Tips Aman Mengolah Daging Kurban
Aditya mengungkap, Argor tetap menjaga hubungan erat dengan GoTo dan investor-investor perusahaan lain. Perubahan nama tidak mempengaruhi posisi GoTo sebagai investor di Argor. Strategi dan keputusan investasi Argor tetap dilakukan secara independen, terpisah dari GoTo dan mitra terbatas lainnya. Bahkan, Argor makin fokus dalam mendanai perusahaan rintisan di Asia Tenggara.
"Argor akan tetap agnostik dalam menelusuri sektor industri dan berfokus pada investasi pada startup yang memberikan hasil bagi investor. Sekaligus memberikan transformasi bagi masyarakat di Asia Tenggara," kata dia, dikutip dari laman Bisnis, Rabu (21/6/2023).
Hingga Juni 2023, Argor telah mendanai tujuh perusahaan dalam pendanaan ventura keduanya yang beroperasi di berbagai sektor, termasuk marketplace B2B, bisnis konsumen berbasis teknologi, platform digitalisasi UKM, teknologi lingkungan, dan sistem keuangan.
Argor selanjutnya berhasil menutup pendanaan ventura kedua, dengan mengumpulkan komitmen modal sebesar US$240 juta atau sekitar Rp3,6 Triliun, serta beberapa fasilitas yang dikelola secara terpisah.
Warta Ekonomi menyebut, dana ventura kedua tersebut berasal dari dana kekayaan negara, investor institusional, korporasi, dan perusahaan keluarga (family office) dari Asia, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).
Dana ventura kedua itu, telah mereka investasikan ke perusahaan yang beroperasi di sektor-sektor seperti marketplace bisnis ke bisnis (B2B), bisnis konsumen yang didukung teknologi (tech-enabled consumer business), platform digitalisasi UKM, teknologi lingkungan, dan integrasi layanan keuangan (embedded finance).
Lewat penggalangan dana terbaru ini, Argor berkomitmen untuk meningkatkan dampak mereka terhadap ekosistem teknologi di Asia Tenggara, dengan berinvestasi dalam startup tahap awal dan menengah yang mengincar peluang pasar besar. Seiring dengan bergantinya nama, Argor juga menambahkan Siddharth Pisharody dan Adrian Foo sebagai Partner.
Baca Juga: Irregular Heart Rhythm Notification di Galaxy Watch Rilis untuk 13 Negara, Salah Satunya Indonesia
Sejak didirikan pada 2018 dengan dukungan GoTo (sebelumnya dikenal sebagai Gojek sebelum merger dengan Tokopedia), Argor telah mendanai startup-startup dengan pertumbuhan tinggi di seluruh pasar Indonesia dan Asia Tenggara. Pada 2020, Argor berhasil menutup pendanaan ventura pertamanya dengan total komitmen sebesar US$175 juta.
Aditya mengungkap, dana tersebut telah diinvestasikan ke 19 perusahaan di Asia Tenggara, yang kemudian berhasil menggalang pendanaan lanjutan dari investor pihak ketiga dengan total mencapai US$1,4 miliar hingga saat ini.
Baca Juga: New Daihatsu Terios Meluncur di Indonesia, Tersedia Varian X, R, dan R Custom
Dengan tambahan tim baru, Argor telah memperluas kemampuan investasi dan dukungan portofolio mereka. Tim yang baru bergabung ini terdiri dari eksekutif industri terkemuka dalam berbagai bidang seperti teknologi, produk, data science, talenta, dan pemasaran.
Argor yang diluncurkan pada 2018 sebagai Go-Ventures menargetkan sebagian besar perusahaan rintisan (startup) tahap awal di Indonesia dan juga di India, Malaysia, Vietnam, serta Afrika.
Portofolio Argor di antaranya adalah platform digital Indonesia Juragan Material yang mengumpulkan dana tahap seed sekitar US$4 juta (Rp60 miliar) tahun lalu, platform siniar (podcast) NOICE yang memperoleh US$22 juta (Rp330 miliar) dalam putaran Seri A, serta platform investasi Pluang dan startup agritek eFishery, dan lain-lain.
Meskipun sebagian besar perusahaan yang diinvestasikannya berada di Indonesia, dana tersebut juga telah ditempatkan modalnya di India, Malaysia, Vietnam, dan Uganda, termasuk pula Mobile Premier League India, Rebel Foods, dan Mall91, FoodMarketHub Malaysia, dan SafeBoda Uganda.