Techverse.asia - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Gerakan Nasional 1000 Startup menggandeng Jakarta Smart City untuk mengadakan Hack4ID di Gedung Balai Kota DKI Jakarta pada akhir Juni 2023 lalu. Hack4ID diikuti 50 orang peserta dari latar belakang berbeda-beda, mulai dari mahasiswa, wiraswasta, hingga karyawan swasta.
Hack4ID punya tujuan untuk memicu para pelaku industri usaha rintisan atau startup guna meningkatkan proses berpikir kritis calon pendiri untuk memberikan masalah-masalah yang muncul di masyarakat. Harapannya para peserta yang hadir bisa mengutamakan critical thinking untuk membantu dalam menciptakan solusi sustainable untuk memecahkan masalah yang ada.
Baca Juga: Baskit Dapat Pendanaan Rp49,4 Miliar, Bantu Hubungkan Pengecer dengan Brand Besar
Menurut data yang sudah dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, jumlah pelaku wirausaha di tanah air baru mencapai 3,47 persen dari total penduduk hingga tahun 2021 kemarin. Sejalan dengan visi 'Mendukung Akselerasi Transformasi Digital' yang telah dideklarasikan Presiden Joko Widodo untuk mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia.
Kemenkominfo sudah berkolaborasi dengan banyak penggerak ekosistem digital guna menginisiasi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dengan tujuan meningkatkan jumlah wirausahawan ekonomi digital di Indonesia.
Direktur Jakarta Smart City, Yudhistira Nugraha menyampaikan bahwa perusahaan rintisan kini menuju fase mudah layu sebelum bisa jauh lebih berkembang. Tapi juga sudah ada perusahaan startup yang betumbuh dan semakin berkembang.
Untuk itu, perusahaan rintisan yang akan dibangun sebaiknya bisa menjadi problem solver untuk masalah yang dihadapi masyarakat. Ia memberikan contoh, di DKI Jakarta punya masalah soal stunting, oleh karenanya dibutuhkan solusi-solusi baru.
Baca Juga: Unik, Perusahaan Startup Ini Cuma Punya 1 Pekerja tapi Laku Terjual Senilai Rp821 Miliar
"Di DKI Jakarta kami punya persoalan stunting dan sebagainya. Itu harus bisa diselesaikan dengan solusi-solusi yang baru. Oleh karena itu, perlu adanya startup yang merampungkan hal ini yang dibantu dengan teknologi," ujar Yudhistira.
Perwakilan 1000 Startup, Sebastian Alex Dharmawangsa mengatakan, Hack4ID dibuat untuk melihat potensi di masing-masing daerah yang kemudian ditransformasikan menjadi sebuah solusi atau mencari penyelesaian suatu masalah. Menyikapi hal itu, Direktorat Pemberdayaan Informatika menawarkan dua solusi.
"Dua solusi yang ditawarkan Direkotrat Pemberdayaan Informatika adalah Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Gerakan Nasional Literasi Digital. Harapannya para peserta yang sudah hadir di acara ini dan yang belum dapat tim, akan segera mendapatkan tim beserta persoalannya agar bisa masuk ke fase inkubasi untuk nantinya akan kami bimbing membuat prototype output-nya," kata Alex.
Selain itu, Head of Venture Fund Bank Rakyat Indonesia, M. Khaidir memaparkan, terdapat dua hal yang mendasar yang sangat menunjang Produck Market Fit (selera pasar terhadap produk), yaitu short term fit (selera jangka pendek) dan sustainable fit (selera jangka panjang). Dalam short term fit, yang harus benar-benar diperhatikan ialah memilih anggota startup yang bonafit.
"Carilah rekan kerja yang saling melengkapi karena Anda tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Batas minimal orang yang ada di dalam perusahaan startup adalah dua orang yaitu founder dan co-founder. Hal ini akan membuat lebih mengerti pasar mana yang harus dituju," jelasnya.
Baca Juga: Travelio Dapat Pendanaan Seri C, Kembangkan Jangkauan Layanan Properti
Sedangkan sustainable fit, Anda harus mengerti pasar mana yang cocok untuk produk yang dijual. Jangan terlalu memaksakan produk apabila memang tidak dibutuhkan oleh pasar. "Carilah daerah dengan pasar yang sesuai dan kalau perlu lakukan ekspansi ke luar negeri atau regional dulu," ujarnya.
Hack4ID ini merupakan program Hackathon yang diinisiasi oleh Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, sebagai salah satu rangkaian program pendukung pada tahapan pelaksanaan program 1000 Startup. Kegiatan ini akan dilaksanakan di 13 HUB pelaksana Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, diantaranya: Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Banten dan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan Hackathon dilakukan dengan tujuan untuk membantu peserta menciptakan ide solusi selama dua hari dengan menggunakan dasar-dasar metode design sprint dan critical thinking, sekaligus menanamkan pola pikir kewirausahaan kepada masyarakat umum.