Techverse.asia – Lamudi Indonesia - perusahaan teknologi properti - baru saja melalukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada sejumlah karyawannya, yang merupakan langkah perusahaan guna memaksimalkan pertumbuhan serta meningkatkan efisiensi bisnis. Kendati demikian, Lamudi tidak memaparkan berapa jumlah pekerja yang terdampak atas PHK tersebut.
CEO Lamudi Indonesia, Mart Polman mengatakan bahwa upaya ini dilakukan tujuannya agar mencapai keberlanjutan bisnis jangka panjang Lamudi. Dia menegaskan pengambilan keputusan ini untuk melakukan restrukturisasi bukan sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan.
"Kami mengambil keputusan ini untuk melakukan restrukturisasi bukan hal yang mudah untuk dilakukan bagi kami supaya bisa terus memberikan dan mengembangkan penawaran yang terbaik bagi bank, pengembang, maupun 30 ribu agen properti yang bekerja sama dengan Lamudi. Dengan ini, Lamudi dapat terus menghadirkan layanan yang kompetitif sebagai perusahaan properti teknologi di Indonesia," ujar Mart Polman dalam keterangan tertulisnya kami lansir, Rabu (19/7/2023).
Baca Juga: Hendak Cari Profit, SoundCloud Akan PHK 40 Stafnya
Adapun dukungan yang diberikan Lamudi Indonesia bagi pekerja yang terdampak PHK berupa dukungan finansial, kesehatan yang lebih dari yang diwajibkan oleh peraturan yang berlaku di tanah air, dan program outplacement guna membantu karyawan menemukan pekerjaan berikutnya.
"Untuk pekerja kami yang terdampak restrukturisasi ini akan kami berikan bantuan dukungan finansial, kesehatan, dan program outplacement," katanya.
Namun sebenarnya Lamudi Indonesia dalam dua tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang signifikan dari sisi pelanggan berbayar mengalami peningkatan hingga 185 persen dan pendapatan perusahaan meningkat sampai 88 persen. Tapi, PHK tersebut dilakukan sebagai upaya memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi bisnis dengan tujuan agar mencapai keberlanjutan bisnis jangka panjang perusahaan.
"Optimalisasi ini kami lakukan sekarang bertujuan agar perusahaan dapat mempertahankan laju pertumbuhan yang tinggi," paparnya.
Sekadar informasi, Lamudi Indonesia sudah berdiri sejak Februari 2014 silam yang kemudian diakuisisi oleh Dubizzle Group (awalnya bernama EMPG) pada 2020. Lalu pada awal tahun 2022, Lamudi mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia di mana kedua platform itu saat ini bersama-sama melayani lebih dari 22 juta pengunjung dan menerima lebih dari 1,35 juta daftar-daftar properti setiap bulannya. Akusisi tersebut juga menjadikan Lamudi sebagai perusahaan teknologi atau proptech yang mengklaim terbesar di tanah air.
Selain itu, Lamudi Indonesia menghadirkan solusi menyeluruh agar semua dapat memasarkan, menyewa, membeli, menjual, dan membiayai propertinya. Lamudi memiliki misi untuk membantu setiap orang menemukan properti idamannya dan Lamudi menghubungkan pencari properti dengan pengembang (developer), agen, bank, dan pemilik properti lainnya.
Baca Juga: Alasan Raksasa Video Game Electronic Arts PHK Ratusan Pekerjanya
Lamudi Indonesia saat ini adalah bagian dari Dubizzle Group, sebuah grup proptech teknologi dengan lima brand terkemuka yang tersebar di Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Asia Selatan.
PHK tersebut membuat Lamudi Indonesia masuk dalam daftar perusahaan startup yang melakukan pengurangan karyawan setidaknya sampai setengah semester 2023. Perusahaan startup yang tercatat sudah melakukan PHK karyawan sejak awal tahun ini antara lain, Bibit, Carsome, Fazz Financial, Glints, GoTo, JD.ID, KoinWorks, Lummo, Line, LinkAja, MPL, OYO, Pahamify, Shopee Indonesia, SiCepat, Sirclo, Shipper, Sayurbox, Tanihub, Tokocrypto, Ula, Xendit, dan Zenius.
Platform proptek
Platform proptek yang ada di Indonesia saat ini seperti Kabina yang berfokus pada penyederhanaan proses konstruksi dengan memanfaatkan modularitas, pra-fabrikasi, dan bahan utama kayu. Selain itu, juga ada Tanaku, startup yang membangun platform untuk memfasilitasi pembelian dan transaksi properti secara online. Sedangkan Ringkas dan Ideal, punya misi guna mendemokratisasi proses pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) serta kredit untuk hunian.
Baca Juga: Travelio Dapat Pendanaan Seri C, Kembangkan Jangkauan Layanan Properti
Pun ada Travelio dan Pinhome, Pinhome kekinian menghadirkan opsi menarik kepada target pengguna, mulai dari program KPR berjenjang hingga solusi perawatan rumah dan solusi pencarian. Travelio akan membidik EBITDA pada akhir tahun ini.