Techverse.asia - Boost, perusahaan startup di bidang finansial teknologi (fintek) yang telah diakuisisi Axiata, punya komitmen untuk mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Sektor UMKM punya peran besar dalam mendorong perekonomian negara, tetapi seringkali menghadapi kesulitan untuk mengakses permodalan.
Menyadari kebutuhan yang mendesak tersebut, Boost berkomitmen penuh untuk mengembangkan sektor UMKM dengan menawarkan berbagai solusi pembiayaan yang komprehensif, dengan memberikan fokus pada pinjaman peer-to-peer (P2P) yang produktif.
UMKM di Tanah Air memiliki posisi yang kuat karena memperkerjakan 60 persen tenaga kerja dan berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Namun demikian, masih terdapat banyak pelaku UMKM yang sulit memperoleh pembiayaan untuk usahanya.
Tercatat sebanyak 77,6 persen UMKM di Indonesia belum menerima kredit perbankan dan hanya kurang dari 35 persen yang telah bergabung dengan ekosistem ekonomi digital. Oleh karenanya, inklusi keuangan dan digitalisasi sebagai tantangan utama industri menjadi semakin penting bagi Indonesia untuk diselesaikan.
Baca Juga: Halodoc Raih Pendanaan Seri D dari Astra Internasional, Jumlahnya Tembus Rp1,50 Triliun
Sebagai perusahaan fintek, Boost menawarkan solusi untuk mempercepat proses tersebut dengan memberdayakan pelaku UMKM yang belum terlayani secara finansial di seluruh pelosok Indonesia.
Group CEO Boost Sheyantha Abeykoon menyampaikan bahwa sejak awal, tujuan dan misi Boost adalah untuk melayani yang kurang terlayani, dengan mendukung para peminjam atau merchant secara digital dalam mencapai tujuan mereka di negara tempat perusahaan beroperasi, termasuk Indonesia.
Dengan lanskap digital yang terus berkembang, sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan akses ke alat dan solusi tepat, yang diperlukan untuk merangkul digitalisasi. "Kami berharap dapat berkontribusi dalam upaya penyederhanaan solusi pembiayaan yang didukung oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan machine learning untuk pasar Indonesia," ujar dia pada Rabu (2/8/2023).
Sementara itu, CEO Boost Indonesia, Stefanus Warsito mengatakan, pihaknya selalu menjadi yang terdepan dalam menyajikan inovasi melalui layanan pembiayaan, untuk dapat memberdayakan bisnis secara digital, terutama di kalangan masyarakat yang kurang terlayani.
Saat ini, Boost bermitra dengan pelaku ekosistem untuk melihat bagaimana dapat mengubah model fintek lending yang terkini menjadi solusi dan produk usaha yang bernilai bagi UMKM di Indonesia agar tumbuh tak terbatas.
Baca Juga: Sedang Laris-larisnya eFishery Dapat Investasi, Kali Ini dari Norinchukin Capital
"Lebih dari 40 persen nasabah Boost di Malaysia dan Indonesia belum pernah menerima kredit dari penyedia jasa keuangan lain sebelumnya. Kami berupaya menjangkau lebih banyak UMKM di seluruh negeri melalui solusi holistik fintek kami yang dapat membantu mereka terus maju dalam pertumbuhan bisnis mereka," katanya.
Sekadar informasi, Boost didirikan di Malaysia dan Indonesia pada 2017 dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan UMKM melalui layanan pembiayaan dan solusi yang berfokus pada pebisnis. Di Indonesia, Boost menawarkan dua layanan pembiayaan melalui P2P lending, yaitu invoice financing dan supply chain financing, di mana peminjam (Boost Merchant) dapat mengajukan pembiayaan hingga Rp2 miliar dalam waktu tiga bulan.
Layanan ini memungkinkan UMKM memperoleh pembiayaan untuk kegiatan usaha, memperluas toko, membayar gaji karyawan, dan mewujudkan impian usaha mereka.
Boost Merchants juga akan mendapatkan keuntungan dari Boost Kedai, sebuah platform digital yang dirancang untuk menyederhanakan proses rantai pasokan (supply chain) bagi UMKM di era ekonomi digital. Boost Kedai menghubungkan Boost Merchants dengan pemasok dan menawarkan metode pembayaran yang nyaman melalui Boost Tempo untuk manajemen arus kas.
Boost memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam mendukung bisnis yang kurang terlayani. Sejak awal berdiri hingga tahun 2023, Boost telah menyalurkan pinjaman senilai hampir Rp9 triliun di Malaysia dan Indonesia, dengan lebih dari 40 persen atau sekitar Rp3 triliun dari jumlah ini dicairkan di Indonesia.
Baca Juga: Kampanyekan Investasi Sebagai Gaya Hidup, Bibit x Hijack Sandal Buat Produk Kolaborasi
Kepercayaan pada perusahaan terus meningkat dengan repeat rate atau pengajuan pinjaman kembali mencapai 90 persen pada pembiayaan mikro jangka pendek untuk Malaysia dan Indonesia. Hingga saat ini, Boost telah mencatatkan peningkatan dari tahun ke tahun sebanyak lebih dari 40 persen dalam catatan pinjamannya. Dengan pencairan rata-rata per bulan sebesar Rp208 miliar, Boost memantapkan posisinya sebagai salah satu pemain fintek teratas di Indonesia.