Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif mendorong ekosistem berbasis Industri 4.0 dan Society 5.0 dengan membangun kemitraan bersama berbagai pihak, termasuk memberikan dukungan bagi kawasan komersial. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengakselerasi transformasi digital di sektor manufaktur.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan mengatakan, melalui Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 Kemenperin berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan ekosistem digital, yang dijalankan dengan konsep kemitraan dan kerja sama antara pemerintah dengan berbagai pihak, misalnya perusahaan swasta dan universitas.
Arus menuturkan, PIDI 4.0 turut berperan dalam pembangunan ekosistem di Correctio, sebuah kawasan komersial yang dibangun oleh PT. Jababeka di Cikarang, Jawa Barat. Kawasan tersebut digadang-gadang akan menjadi ‘Silicon Valley’ Indonesia. Bukan hanya ikut membangun ekosistem, Kemenperin juga memberikan fasilitas bagi para startup lokal yang akan mengembangkan usahanya di PIDI 4.0.
“Kami akan mengolaborasikan startup tersebut dengan mitra global. Sehingga mereka akan memiliki pengalaman dan jaringan yang mumpuni, untuk berkontribusi di dalam ekosistem tersebut,” ujarnya, Kamis (15/9/2022).
Ia menyebut, PIDI 4.0 mengusung lima pilar yakni Showcase Center, Delivery Center, Capability Center, Engineering and AI Center, dan Ecosystem for Industry 4.0. Sebagai perwujudan Making Indonesia 4.0, PIDI 4.0 diharapkan menjadi solusi satu atap dan pendorong transformasi industri 4.0 di Indonesia.
"Hal tersebut sejalan dengan ekosistem Correctio yang berbasis pada industri 4.0,” imbuhnya.
Direktur PIDI 4.0 sekaligus Kepala Pusat Diklat SDM Industri BPSDMI Kemenperin, Tirta Wisnu Permana menambahkan, PIDI 4.0 juga bekerja sama dengan Fablab Jababeka. Fablab Jababeka merupakan fasilitas untuk pengembangan industri 4.0 di Kawasan Industri Jababeka, juga sebagai satelit dari PIDI 4.0. Fablab ini merupakan Fabrication Laboratory (FabLab) pertama di Indonesia yang diresmikan PT. Jababeka pada Maret 2021.
Baca Juga: Demam dan Berkeringat Bukan Pertanda Tubuhmu Membaik
Di kesempatan sama, Kemenperin mengapresiasi komitmen kerja sama dan kontribusi Jababeka sebagai mitra industri pertama yang menjadi satelit PIDI 4.0. Dengan kesempatan ini, Kemenperin berharap industri-industri yang ada di kawasan Jababeka dan startup-startup lokal yang ada di daerah kawasan Jababeka bisa mendapatkan pengalaman dan ilmu untuk mengembangkan usahanya.
"Jababeka juga telah membuka akses bagi perusahaan rintisan dan industri untuk terus berkembang serta menghasilkan inovasi dan solusi berbasis teknologi di Correctio," tambahnya.
Ia juga berharap Fablab Jababeka bersama PIDI 4.0 dan mitra industri lainnya bisa melahirkan startup unggul, yang bisa menyediakan solusi dari masalah-masalah yang dihadapi industri terkait dengan transformasi industri 4.0, di kawasan Jababeka khususnya dan secara nasional pada umumnya.
Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Sidarta Darmono menyebut, sejumlah fasilitas kelas dunia siap mendukung perkembangan Industri 4.0 dan Society 5.0. Sederetan fasilitas itu dikembangkan di kawasan Correctio. Mulai dari district cooling system, pengaplikasian solar panel, urban farming, FabLab, data center, smart command center, dan masih banyak lagi. Selain itu, juga dikembangkan kota berbasis Transit Oriented Development (TOD) untuk mempermudah aksesibilitasnya.
Sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, Cikarang dipilih menjadi kawasan Correctio yang memiliki potensi besar untuk memajukan industri di tanah air.
Sidarta juga menyebut, area tersebut telah dilengkapi dengan desain tata kota berbasis TOD yang dapat dijangkau moda transportasi LRT, MRT, kereta cepat, Damri, serta jalan raya.
"Semua itu bisa menunjang kemudahan akses komunitas bagi transportasi publik, pejalan kaki, maupun pesepeda,” pungkasnya.