Perusahaan modal ventura (VC) 500 Global, mengumumkan kesuksesan pendanaan tahap awal mereka, yang tembus mencapai senilai US$143 juta (sekitar Rp2,19 triliun) dalam program pendanaan 500 Southeast Asia III, L.P. (500 SEA III).
500 Global menyebut jumlah tersebut adalah yang terbesar di Asia Tenggara, setidaknya hingga saat ini.
500 SEA III adalah pendanaan tahap awal ketiga, yang berfokus pada Asia Tenggara dari 500 Global; dengan masing-masing dana berturut-turut meningkat hampir dua kali lipat sejak 2014. Awalnya, pendanaan itu ditargetkan sebesar US$75 juta, namun ternyata 500 SEA III ditutup pada US$100 juta.
500 SEA III bertujuan untuk berinvestasi pada 100 startup tahap awal hingga Seri A, antara US$250.000 – US$500.000 di Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Indonesia.
Dana tahap awal ini akan fokus pada investasi pada bisnis dan teknologi berbasis AI yang memajukan digitalisasi pedesaan, kota berkelanjutan, produktivitas manusia dan mesin, layanan kesehatan, ketahanan pangan, dan inklusivitas keuangan.
Baca Juga: Mau Bangun Startup? Simak Motivasi dari C-Level Populix dan SerMorpheus
Pertumbuhan yang baru ini menunjukkan komitmen tim, untuk mendukung para pendiri startup di Asia Tenggara mulai dari tahap awal hingga pra-IPO.
Selama dekade terakhir, 500 Global telah mendukung lebih dari 340 perusahaan di Asia Tenggara. Perusahaan ini dikenal sebagai investor teknologi terkemuka di kawasan ini, setelah melakukan investasi awal di perusahaan-perusahaan yang bernilai lebih dari US$1 miliar seperti Grab, Bukalapak, Carsome, Carousell, FinAccel, dan eFishery.
Kemudian selanjutnya, perusahaan-perusahaan yang akan mendapatkan pendanaan dari 500 Global hasil program 500 SEA III, meliputi 100 startup tahap awal hingga Seri A yang tersebar di Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Indonesia. Cek pertama berupa dana US$250.000-US$500.000.
CEO & Founding Partner 500 Global, Christine Tsai, mengatakan mereka terus percaya pada potensi dan peluang yang kuat startup di Asia Tenggara.
"Dengan portofolio global yang mencakup lebih dari 2.800 perusahaan di lebih dari 80 negara, kami percaya bahwa para pendiri perusahaan di Asia Tenggara akan mendapatkan manfaat, dari salah satu dari sedikit platform usaha global yang mempunyai akar lokal yang kuat dan keahlian dalam pasar," ungkapnya, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (9/9/2023).
Baca Juga: Sejarah Kolaborasi Samsung x Thom Browne dari Masa ke Masa
Baca Juga: Ada 2.483 Startup di Indonesia: Simak Ini Kalau Kamu Mau Mengikuti Jejak Mereka
"Kami yakin, dengan akses terhadap wawasan, koneksi, dan modal, hal ini dapat membantu generasi pendiri Asia Tenggara berikutnya untuk membangun raksasa teknologi global," imbuhnya.
Sementara itu, Managing Partner 500 Global, Vishal Harnal, menyatakan pihaknya telah melihat platform mereka telah menghasilkan serangkaian peluang tahap pertumbuhan berkualitas tinggi yang dapat kami jamin, dengan ketekunan tambahan dalam mengenal perusahaan dan pendirinya selama bertahun-tahun.
"Sementara kami mengembangkan kemampuan investasi pada tahap pertumbuhan selama bertahun-tahun, kami juga telah menambah sumber daya dan mitra baru, sejalan dengan tujuan kami untuk mendukung para pendiri dari pra-seed hingga pra-IPO," tambahnya.
Managing Partner 500 Global lainnya, Khailee Ng, mengaku setelah berinvestasi di Asia Tenggara selama lebih dari satu dekade, mereka belajar satu atau dua hal tentang mendukung para pendiri dan perusahaan terkemuka dalam 10 tahun ke depan; untuk menghasilkan keuntungan yang sangat kompetitif bagi investor institusi dan perusahaan portofolio mereka.
Baca Juga: Makin Sadar Identitas Pribadi: Makin Sedikit Perempuan Gunakan Nama Suami di Belakang Nama Mereka
500 Investasi Global di Asia Tenggara di masa lalu telah mencakup pendanaan senilai US$5 juta – US$20 juta di perusahaan portofolio putaran Seri C hingga D seperti Carousell (2018), Carsome (2021), dan yang terbaru eFishery (2023).