Perjalanan Startup Populix, Bermula dari Gagasan Penyedia Data dan Riset

Rahmat Jiwandono
Senin 11 September 2023, 15:14 WIB
Co-Founder and CEO Populix Dr. Timothy Astandu. (Sumber : Istimewa)

Co-Founder and CEO Populix Dr. Timothy Astandu. (Sumber : Istimewa)

Techverse.asia - Populix adalah perusahaan startup yang mengembangkan platform penyedia jasa riset dan penyedia database terkait dengan data-data di Indonesia, yang bisa digunakan oleh beragam industri. Populix berdiri dari adanya kesadaran pentingnya data di berbagai sektor, bukan hanya dalam hal akademis, melainkan termasuk juga membangun sebuah startup. 

Co-Founder and CEO Populix Dr. Timothy Astandu mengatakan bahwa dalam membangun usaha startup tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menurutnya, diperlukan ketekunan dan konsistensi dalam membangun startup agar bisa bertahan dan mampu berkembang.

Ia mengibaratkan mendirikan startup tak ubahnya mahasiswa yang tengah menempuh kuliah guna menyelesaikan pendidikan agar bisa lulus dan bisa meniti karir. “Jadi bikin startup itu susah enggak? Tidak ada hal yang mudah. Seperti saat kami kuliah, tujuannya itu ingin meniti karir. Begitu juga dengan dunia startup, kami juga ingin membangun sesuatu,” kata Timothy dalam talk show yang diselenggarakan oleh Center for Digital Society (CfDS), Fisipol UGM, bertajuk Memahami Peluang dan Dinamika Industri Startup belum lama ini. 

Baca Juga: Merah Putih Fund: Dukung Akselerasi Startup Lokal Menjadi Unicorn

Timothy menceritakan ide awalnya mendirikan Populix ketika itu bertujuan menjadikan data riset sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan bisnis bagi perusahaan atau lembaga. Terlebih riset tidak hanya digunakan di bidang akademik saja, tapi juga dapat dipakai untuk pelaku Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM). 

“Kami ingin menyediakan penelitian riset dan solusi untuk bisnis. Untuk menyebar riset saya pikir bukan hanya kepentingan di dunia akademik tapi juga untuk kalangan UMKM,” terangnya. 

Untuk project pertama Populix, kata Timothy, saat pertama berdiri masih mengumpulkan data dari responden di sebuah mall swalayan. Saat itu, pengumpulan datanya dikerjakan secara manual. Ia mengaku cara tersebut terbilang tidak efektif karena belum memiliki teknologi yang menunjang pengumpulan data. 

“Kami melakukannya secara manual (saat pertama didirikan). Bisa dibilang tidak efektif tapi start dibuat dari titik nol. Lalu naik level menggunakan teknologi. Jika teknologi yang kuat maka real jadi startup,” paparnya.

Baca Juga: One Piece Live Action Season 1 Banyak Ditonton, Berlanjut ke Season 2?

Tidak hanya soal pengerjaan project, Timothy juga bercerita saat awal terbentuk, pihaknya belum mampu menyewa kantor sehingga mereka harus bekerja di cafe. Meski dahulu bekerja mengumpulkan data di cafe, kini data Populix sudah banyak digunakan pihak ketiga.  

“Sempat kami kerja itu di cafe karena belum punya kantor. Tapi sekarang data kami dipakai dimana-mana. Itu sesuatu yang dari hasil yang sudah kami kembangkan,” katanya.

Dia juga menyoroti suatu kebiasaan umum perusahaan startup-startup ketika awal berdiri dan memperoleh pendanaan yang besar, mereka akan merekrut banyak orang. Namun, untuk startup yang baru berdiri sebaiknya jeli dan tidak bisa terlalu agresif merekrut pegawai baru. Pasalnya, perlu dipikirkan apakah nantinya mereka dapat mengerjakan sebuah proyek. 

“Yang harus dipikirkan itu, apakah bisa orang-orang yang di-hire tersebut mampu mengerjakan suatu project? Ya, kalau misalkan bisa selesai merampungkan satu project, apa dia bisa kerja di project berikutnya?,” ujarnya. 

Baca Juga: Startup Aftermarket Otomotif, Otoklix Catatkan Pertumbuhan Tahunan Dua Kali Lipat

Sementara Patrick Yip selaku Co-Founding Partner Intudo Ventures mengatakan intudo merupakan perusahaan modal ventura yang khusus memberikan modal untuk startup yang ada di Indonesia. “Dengan konsep fund manager, kamu diberi uang oleh investor dari dalam dan luar negeri, tugas kami memilih startup yang ingin kami investasikan,” katanya.

Untuk kriteria startup yang akan dipilih diberikan modal ventura, umumnya para startup yang sudah berjalan 3-4 tahun, lalu penilaian dari sisi operasional dan legal. Selanjutnya, Intudo akan mencari startup potensial yang siap mendapat suntikan dana segar, tapi tetap akan ada proses evaluasi mengenai kondisi startup itu.

“Kami mencari startup yang berpotensi untuk diinvestasikan dengan mengevaluasi lebih lanjut kondisi startup. Kerja sama dengan startup ini untuk mendorong pertumbuhan (ekonomi),” katanya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)