Techverse.asia - Master Bagasi adalah startup yang menggeluti bidang logistik dan e-commerce dengan memanfaatkan platform digital guna memasarkan banyak produk asli Indonesia untuk dipasarkan ke luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Eropa, Korea Selatan, Jepang, dan 80 negara lainnya di dunia.
Founder & CEO Master Bagasi, Amir Hamzah mengatakan bahwa inovasi Master Bagasi punya dampak yang positif tidak hanya untuk para diaspora Indonesia, tetapi juga membantu meningkatkan devisa negara dan mendorong terciptanya 'Nusantara Waves' di seluruh dunia.
"Kami menjembatani dan menjadi solusi buat para pelaku bisnis asli Indonesia yang ingin naik kelas dan menjangkau pasar global," ungkapnya.
Ia bertekad membawa budaya serta cita rasa Indonesia ke seluruh dunia. Seperti halnya kekuatan dan daya tarik budaya dari Hallyu alias Korean Waves, perusahaan startup yang dirintisnya ini diharapkan mampu memberi cerita positif Indonesia di mata dunia.
"Inspirasi kami adalah Amazon dan Tokopedia, saat ini kami juga sedang mengembangkan aplikasi dan platform web. Master Bagasi juga sanggup melayani kebutuhan dan aspirasi diaspora Indonesia serta mengakselerasi digitalisasi dan eksistensi keberlanjutan bisnis brand asli Indonesia di level mancanegara," katanya.
Menurut dia, sebelum membangun usaha startup Master Bagasi, ia mengalami jatuh bangun selama menjajal berbagai jenis usaha, dari usahanya yang jalan di tempat hingga mengalami kerugian. Namun begitu, dia tidak patah semangat, di sela-sela kesibukannya sebagai seorang pengacara, dia mengunjungi Korea Selatan dan sejumlah negara di Asia.
Baca Juga: Garmin Punya Fitur Body Battery: Alat Pemantau Energi Tubuh
"Di sana saya melihat peluang bisnis untuk menggarap pasar diaspora Indonesia. Kemudian saya terpikirkan untuk membawa produk asli Indonesia ke mancanegara dengan membawa nama Master Bagasi," terangnya.
Lantas ia mengembangkan gagasan tersebut yang berkembang menjadi peluang bisnis menjanjikan, khususnya dengan pasar serta komunitas Indonesia di luar negeri yang mempunyai kebersamaan dan kesetiaan yang kuat. Sebenarnya Master Garasi ini sebuah proyek iseng.
"Awalnya saya cuma iseng saja, lama kelamaan kok malah asyik dan ternyata mendapat respons positif dari diaspora Indonesia di mancanegara dan para mitra brand," ujar dia.
Kejelian Hamzah dalam melihat pasar diaspora tampaknya membuahkan hasil yang cukup manis. Bersama tim perintis yang berjumlah 12 orang di awal pendiriannya, ia menyusun formula bisnis yang mengincar pasar diaspora Indonesia yang jumlahnya lebih dari 12 juta orang yang tersebar di berbagai negara.
Baca Juga: Perjalanan Startup Populix, Bermula dari Gagasan Penyedia Data dan Riset
Buat mereka, salah satu komponen penting untuk melanjutkan bisnis dengan menjaga kepuasan setiap stakeholders. "Untuk kami, salah satu komponen penting untuk keberlanjutan bisnis yakni dengan menjaga kepuasan para stakeholders, utamanya mitra-mitra yang sudah bekerjasama dengan kami," katanya.
Di samping itu, Hamzah punya rencana agar Master Bagasi yang sudah dia rintis bisa menjadi perusahaan publik dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Initial Public Offering (IPO) dalam dua tahun yang akan datang. Dengan mencapai IPO pada 2025, ia berharap Master Bagasi menjadi perusahaan yang tidak hanya sukses secara finansial, tapi juga bisa memberikan nilai positif bagi seluruh stakeholders.
"Semua kerja keras dan upaya kami didedikasikan untuk mewujudkan cita-cita tersebut (melantai di bursa saham). Kami optimistis bahwa lewat dukungan serta partisipasi dari seluruh pihak, impian ini dapat terealisasi jadi kenyataan," ujarnya.