Perusahaan VC Indonesia ARISE, Centauri bergabung untuk membentuk Ascent Venture Group dan menargetkan dapat menghimpun dana US$200 juta (sekitar Rp3 triliun).
Dana ini akan diinvestasikan pada 25 perusahaan yang berpotensi besar, berada pada tahap awal, mendukung teknologi yang berfokus di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Dana kelolaan Ascent ini adalah hasil kolaborasi MDI Ventures, modal ventura di bawah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan KB Investment asal Korea Selatan. Central Capital Ventura (CCV), modal ventura di bawah PT Bank Central Asia Tbk., kini terlibat sebagai mitra ekosistem.
"Sektor-sektor yang menjadi fokus utama adalah pemberdayaan UMKM, digitalisasi layanan keuangan, dan konsumen baru, iklim, dan layanan kesehatan di seluruh Asia Tenggara," ungkap keterangan dalam laman MDI Ventures, dikutip Kamis (21/9/2023).
Tentang Ascent
Ascent merupakan hasil merger antara ARISE dan Centauri, yang terhubung dengan ekosistem terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan empat mitra, 10 profesional investasi serta tim operasional pendukung berbasis di Jakarta, Singapura, Seoul.
Ascent dikelola oleh pengusaha serial dan investor Aldi Adrian Hartanto, Hans De Back, Kenneth Li, dan Eric (Jung Ho) Yoo (mewakili KB Investments).
Baca Juga: Shaquille O'Neal, Jadi Investor Startup Edtech Setelah Dengar Pidato Jeff Bezos
Baca Juga: Toyota Mulai Melatih Ratusan Keterampilan Kepada Robot AI
Managing Partner di Ascent Venture Group, Kenneth Li, menjelaskan perihal nama itu muncul dari gabungan dua nama sebelumnya, 'ARISE' dan 'Centauri'.
"Filosofi yang ingin dicerminkan adalah semangat dan tekad yang kami terapkan dalam berinvestasi. Selain itu, agar para founder tidak menyerah dalam mengejar ambisi serta menghadapi berbagai tantangan untuk mencapai puncak," kata dia, dalam keterangannya.
Sebelumnya, MDI Ventures memiliki dua dana kelolaan yang fokus di startup tahap awal yaitu Centauri dan ARISE. Centauri adalah hasil kolaborasi MDI dengan KB Investment, sedangkan Arise adalah hasil kolaborasi MDI dengan modal ventura asal Eropa Finch Capital dan CCV.
Dana keduanya telah diinvestasikan di 30 perusahaan, antara lain Agriaku, Evermos, Qoala, Paxel, dan Fishlog.
Sekadar informasi, lebih dari 70% dari perusahaan-perusahaan yang didanai oleh keduanya, berhasil mendapatkan pendanaan lanjutan dari investor pihak ketiga setelah investasi awal dari Ascent.
Meskipun dana sebelumnya tetap terpisah dan dikerahkan sepenuhnya, perusahaan portofolio kini akan memiliki akses ke kemitraan gabungan untuk mendukung pertumbuhan mereka.
Baca Juga: Koleksi H&M Move: Diklaim Tak Kalah dengan Merek Outdoor Populer dan Gunakan Bahan Daur Ulang
Startup dan Perusahaan Besar Bisa Bergandengan
Managing Partner Ascent Venture Group, Aldi Adrian Hartanto, mengatakan tujuan mereka adalah mengonsolidasikan sumber daya dan jaringan ekosistem yang dimiliki.
"Untuk membangun platform dengan nilai eksponensial yang dapat memperkuat strategi 'thesis-driven' kami. Sekaligus memberikan dukungan kesesuaian pasar produk yang signifikan, kepada para pendiri portofolio kami saat mereka mengembangkan dan mengembangkan bisnis yang sukses di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Aldi melanjutkan, hubungan erat Ascent dengan kelompok investasi growth-stage terkemuka seperti KB Investment dan MDI Ventures, memungkinkan dukungan kapital untuk perusahaan portofolio dengan modal tahap selanjutnya. Terutama ketika perusahaan memasuki keuntungan marjinal atau kesesuaian model bisnis.
Managing Partner di Ascent Venture Group, Hans De Back, meyakini kemitraan yang kuat antara startup dan perusahaan besar, bisa menjadi faktor yang membedakan dan mempercepat pertumbuhan startup di Indonesia dan Asia Tenggara.