Techverse.asia - Startup connected commerce, Evermos telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan Smesco dalam event Indonesia Digital MeetUp 2023. Penandatanganan ini dilakukan oleh Vice Presdient (VP) Business Strategy and Operations Evermos, Azlan Indra dan Direktur Utama Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata.
Dengan begitu, Evermos berkomitmen untuk mendukung rencana pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya melalui sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal tersebut bisa dimulai dengan meningkatkan kesadaran dan usaha bersama bahwa persaingan bisnis sekarang semakin ketat dan sudah memasuki intervensi global, yang bukan hanya perlu dilakukan oleh pelaku swasta, tapi juga seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Huawei Watch GT 4 Resmi Masuk Pasar Indonesia, Lihat Harga dan Speknya
Co-founder dan Chief Partnership & Strategy Officer Evermos, Ilham Taufiq mengatakan bahwa pihaknya lewat ekosistemnya mengklaim telah memberdayakan ribuan UMKM dan juga Internet Marketer (Imers) alias Dropshipper. Itu sudah sesuai dengan visi dan misi awal Evermos sejak didirikan lima tahun yang lalu.
"Kami sadar betapa besar potensi kolaborasi antara Imers dengan UMKM dan merasa beruntung dapat memberikan dukungan layanan melalui Everpro, salah satu unit bisnis kami yang berfokus dalam menyediakan solusi lengkap dan terintegrasi untuk para pebisnis online. Lewat interaksi ini, kami punya hubungan yang erat dan menjalin kerja sama langsung yang baik dengan para pelaku UMKM atau Imers," katanya.
Menurutnya, kekinian Imers bisa dibilang sebagai 'benteng pertahanan' buat UMKM Indonesia karena secara karakteristiknya Imers lebih siap dalam menghadapi persaingan bisnis, data-driven, dan juga berani untuk mengambil risiko. Untuk itu, pada acara tersebut, perusahaan startup ini juga menerbitkan hasil risetnya bersama dengan lembaga riset independen dan juga Centre of SME Movement, Cosmos dan didukung Smesco Indonesia yang berjudul 'From Zero to Hero: Imers Berdikari, Mendorong Roda Ekonomi'.
Baca Juga: East Ventures dan SV Investment Kolaborasi Kelola Dana Investasi untuk Kawasan Asia Tenggara
"Dengan riset itu kami ingin bersama-sama membangun kesadaran dengan mengenal Internet Marketers (Imers) ini baik dari gambaran karakteristik, serta potensi life-stages Imers agar tercapai tujuan akhir bahwa para pelaku swasta, pembuat kebijakan dan segala lapisan masyarakat dapat bersama-sama membangun solusi, kolaborasi, dan menciptakan sinergi untuk mendorong roda ekonomi Indonesia yang lebih cepat, agresif, dan bermanfaat," terangnya.
Riset tersebut melihat bahwa terdapat peluang yang begitu besar bagi Imers untuk mencapai keberhasilan bagi siapa saja yang mampu menguasai strateginya. Tidak berhenti di situ, Imers juga mampu mengembangkan bisnisnya dalam kurun waktu yang lebih cepat bila dibandingkan dengan model bisnis konvensional.
"Kelihaian Imers terletak pada mindset scale up bisnis yang mengakselerasi kesuksesan pencapaian omzet yang nilainya miliaran rupiah dalam kurun waktu yang tergolong singkat, yaitu cuma satu sampai tiga tahun saja. Meskipun demikian, tidak semua Imers yang memulainya dari nol bisa mencapai kesuksesan tersebut," katanya.
Baca Juga: Penyebab Banyak Anak Muda yang Menyakiti Dirinya Sendiri
Banyak diantara mereka yang tetap terjebak dalam penghasilan yang tidak seberapa dan omzet per bulannya yang juga tak kunjung mengalami pertumbuhan, sehingga berbagai pertanyaan yang muncul dari fenomena inilah yang coba untuk dijabarkan melalui hasil riset bagaimana Imers dapat tumbuh dari Zero to Hero.
"Untuk bisa mendapatkan jawabannya, tim periset telah melakukan wawancara langsung dengan berbagai pelaku Imers dan menemukan bahwa ternyata betul ada pola nyata yang jamak dilewati mereka agar bisa naik kelas dari satu tahapan Imers ke tahapan selanjutnya, yang mana setiap tahapan menunjukkan kenaikan dalam omzet per bulan Imers," ungkapnya.
Tahapan-tahapan itu mencakup; The Hit Runner (si tabrak lari), The Survivor (si penyintas), The Pioneer (si perintis), The Rising (penantang baru), dan The Challenger (penantang usaha mainstream).