Techverse.asia - Kekinian ekosistem teknologi global tengah menghadapi tantangan besar atau lebih dikenal dengan istilah tech winter. Fenomena tersebut mengacu pada periode penurunan investasi serta ketidakpastian yang dapat mengancam pertumbuhan industri teknologi.
Merespons tantangan tech winter ini, Digiasia Bios sebagai perusahaan Embedded Finance as a Service (EFaaS) hadir untuk menawarkan solusi inovatif yang juga sekaligus turut mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Tanah Air.
Tantangan tech winter tersebut membuat perusahaan teknologi dan perusahaan startup digital di Indonesia dihadapkan pada tugas penting untuk membuat keunikan, meminimalkan persaingan, dan lebih bijak dalam mengelola keuangan perusahaan.
Selain itu, perusahaan tak terkecuali startup juga membutuhkan dukungan dalam berbagai aspek, antara lain pemerataan digitalisasi, penguatan fundamental bisnis, peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, dan penerapan kerangka Environment Social Governance (ESG).
Baca Juga: Seagate Game Drive dan Game Hub Starfield Special Edition Terbaru Hadir untuk Xbox
Salah satu pendiri Digiasia Bios, Alexander Rusli mengatakan, pihaknya sebagai perusahaan EFaaS di Indonesia, punya misi untuk memberdayakan layanan keuangan di Tanah Air. Digiasia Bios juga ingin mendemokratisasikan layanan perbankan yang sudah ada.
"Kami memiliki misi untuk memberdayakan dan mendemokratisasikan layanan perbankan yang sudah ada di Indonesia ini," ujarnya dalam keterangan resminya kami lansir pada Senin (9/10/2023).
Hal itu, lanjutnya, dilakukan supaya mitra Digiasia Bios, baik perusahaan tekonolgi dan startup digital dapat mengembangkan strategi yang kokoh bertahan dalam persaingan yang ketat. Informasi, Digiasia Bios berguna sebagai medium integrasi antar empat blok utama yakni platform B2B SaaS, BSC SaaS, institusi keuangan berlisensi, dan jaringan retail luring.
Teknologi penghubung ini memungkinkan pengguna SaaS mengakses transaksi keuangan berlisensi dan jaringan retail offline. Dari empat lisensi teknologi yang dipunyai perusahaan, yaitu KasPro, RemitPro, KreditPro, dan DigiBos memungkinkan para mitra guna membangun ekosistem konstruksi mandiri atas aplikasi/platform keuangan/teknologi finansial yang sudah mereka miliki.
"Dengan skema strategi ekosistem digital seperti ini, kami telah menghadirkan portal integrasi layanan keuangan, termasuk layanan pembayaran untuk konsumen dan B2B, sistem point of sale lending pinjaman B2B, hingga layanan perbankan (CASA)," ungkapnya.
Baca Juga: Evermos Tanda Tangani MoU dengan Smesco, Dukung Pertumbuhan Ekonomi Melalui UMKM
Untuk ke depannya, Digiasia Bios akan terus memperluas portofolio layanan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekosistem digital yang ada di Indonesia.
Digiasia Bios yang didirikan oleh dua orang yaitu Alexander Rusli beserta rekannya Prashant Gokars pada 2017 silam ini memang mempunyai ambisi besar untuk mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan teknologi yang dimilikinya. "Dengan inovasi dan visi yang kami miliki, ingin menunjukkan bahwa untuk menghadapi tech winter, Indonesia mempunyai kekuatan untuk memimpin transformasi digital serta memperkuat ekosistem bisnis digitalnya," ujar dia.
Kemudian pada Maret tahun ini, Digiasia Bios telah mengumumkan strategi bisnis terbarunya sebagai Embedded Finance as a Service (EFaaS) yang kali pertama ada di Indonesia. Oleh karena itu, mereka akan berperan sebagai medium integrasi antara empat blok ekosistem digital - platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan atau fintech yang berlisensi, dan jaringan retail offline.
"Sebagai EFaaS, kami membantu perbankan dan institusi keuangan dalam memodulasi fitur mereka untuk disematkan dalam ekosistem platfrom SaaS (B2B dan B2C) yang mereka miliki," imbuh Rusli.
Dengan adanya empat aset berlisensi sah yang dimiliki perusahaan, mencakup KasPro, KreditPro, RemitPro, dan DigiBOs, Rusli mengaku jika posisi EFaaS memampukan perusahaannya mendekonstruksi dan merekonstruksi kapabilitas perbankan di Tanah Air. Berbekal aset itu juga, transaksi keuangan digital melalui Digiasia Bios bisa terbantu di ekosistem multi vertikal kaitannya dengan perekonomian di Indonesia.