Mesh Bio, sebuah startup deep tech di bidang kesehatan, bakal memperluas layanan mereka di sejumlah negara di Asia Tenggara; antara lain Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Mesh Bio berbasis di Singapura, dalam kegiatan bisnisnya, mereka menghadirkan transformasi manajemen penyakit kronis melalui analisis prediktif.
Langkah perluasan layanan itu dilakukan, usai startup tersebut meraih pendanaan dari East Ventures.
Enggan menyebutkan jumlah dana yang dikucurkan, perusahaan menyebut bahwa selain untuk perluasan layanan, dana akan dialokasikan untuk terus mengembangkan teknologi digital twin atau kembaran digital dalam manajemen penyakit kronis.
Baca Juga: Android VIP Menyelenggarakan DroidJam Indonesia 2023 di BSD City
Jumlah Lansia dan Penyakit Kronis Terus Meningkat di Asia Tenggara
Co-Founder dan Chief Executive Officer Mesh Bio, Andrew Wu, menjelaskan saat ini jumlah populasi lansia di seluruh dunia mengalami peningkatan, ini juga terkait dengan potensi munculnya penyakit kronis.
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes, memberikan beban yang besar dan terus bertambah terhadap kesehatan dan pembangunan di kawasan Asia Tenggara.
"Di kawasan ini, 62% dari seluruh kematian disebabkan oleh PTM, yang jumlahnya mencapai 9 juta jiwa," kata dia, dilansir Jumat (13/10/2023).
Meningkatnya penyakit kronis menyebabkan manajemen pasien menjadi rumit. Kendala ini ditambah dengan kurangnya dokter, khususnya dokter spesialis, sehingga dokter umum yang kurang memiliki pelatihan spesialis di bidang endokrinologi terpaksa menangani kasus pasien penyakit kronis.
Baca Juga: Night Swim: Yakin Berani Berenang Malam-Malam Setelah Nonton Ini?
Baca Juga: Rilis Bulan Depan, Ini Spesifikasi 2 Konsol Sony PlayStation 5 Terbaru
"Kami senang menerima dukungan dari East Ventures, kami yakin pendanaan ini akan menjadi landasan kuat dalam mendukung visi kami memecahkan masalah peningkatan beban dari penyakit kronis di Asia Tenggara," ungkap Andrew.
Mesh Bio, ujarnya, secara konsisten memprioritaskan pengembangan solusi inovatif untuk mengurangi hambatan perawatan kesehatan yang terkait dengan penyakit kronis.
Teknologi Kesehatan Mesh Bio Didukung Data Real-Time
Mesh Bio didirikan pada 2018 oleh Andrew Wu (Co-Founder dan Chief Executive Officer) dan Arsen Batagov (Co-Founder dan Chief Technology Officer).
Mesh Bio memiliki visi untuk memberikan solusi digital mutakhir, untuk mengatasi tantangan dalam manajemen pasien dan meningkatnya penyakit kronis di wilayah Asia Tenggara.
Platform kesehatan intelijen Mesh Bio, bernama DARA®, menyediakan data pasien multidimensi secara real-time, yang mencakup riwayat kesehatan, tes laboratorium, dan gambar medis.
Baca Juga: Kucing Lompat Ke Atas Keyboard, Data di Server Kantor Kesehatan AS Terhapus
"DARA® memberikan laporan visual pasien, sehingga dapat membantu para dokter dalam memberikan konseling kepada pasien, dan memungkinkan pasien memahami laporan laboratorium dan penyakit yang mereka derita," imbuhnya.
Berdasarkan data tersebut, DARA® menyediakan analisis prediksi untuk mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko penyakit kronis. Dengan demikian, pasien bersangkutan bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan lebih dini.
Selain itu, DARA® juga memungkinkan para dokter untuk mendapatkan dan memanfaatkan pengetahuan dari komunitas praktisi kesehatan global, yang sesuai dengan praktik dan pedoman klinis terbaik, serta penilaian pasien secara holistik.
Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, menilai bahwa pendekatan inovatif dan teknologi mutakhir Mesh Bio berpotensi menjadi salah satu fondasi, untuk menyediakan sistem layanan kesehatan yang lebih baik di kawasan Asia Tenggara.
"Kami percaya bahwa analisis prediksi dan layanan kesehatan preventif dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat," kata dia.
Pihaknya juga meyakini, Mesh Bio akan memimpin revolusi ini dengan mesin digital twin mereka.