Techverse.asia - AC Ventures menggandeng perusahaan konsultan global PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia dengan merilis tata kelola korporat yang komprehensif khusus untuk perusahaan rintisan (startup) di bidang teknologi. Panduan itu didasarkan pada Pedoman Umum Indonesia untuk Tata Kelola Perusahaan dan memberikan saran yang praktis tentang akuntabiltas, keberlanjutan, perilaku etis, dan transparansi.
Kekinian investor cepat beralih ke fokus yang cermat pada metrik lingkungan, sosial, dan tata kelola atau lebih dikenal dengan istilah Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG). Data yang dipaparkan oleh PwC pada 2022 menunjukkan bahwa 80 persen investor berhati-hati terhadap 'greenwashing'.
Baca Juga: AC Ventures and BCG Release Report on Decarbonization and Indonesia’s Green Growth Potential
Sedangkan pada data yang rilis tahun ini menyoroti sebesar 70 persen konsumen cenderung lebih memilih produk yang berkelanjutan. Hal itu mengisyaratkan kalau startup harus menyesuaikan diri dengan dinamika yang cepat berubah guna mendapatkan modal serta sukses di pasar.
Panduan ini berfokus pada 'Model Tiga Garis', kerangka kerja ini terdiri dari Front Line yang didedikasikan untuk mengelola operasi sehari-hari dan risiko yang akan datang; Risk and Compliance yang kaitannya dengan pengawasan dan komponen penting lainnya; dan Internal Audit yang tugasnya melakukan verifikasi independen.
Dari wawasan yang didapat dari penelitian tersebut, perusahaan startup didorong untuk mempromosikan kolaborasi antara garis-garis ini di dalam organisasi mereka. Struktur-struktur strategis ini, utamanya dalam pengaturan organisasi yang fleksibel, bisa menjadi perubahan yang besar, memastikan startup dengan cermat dapat menghindari tantang yang mungkin timbul.
Selain itu, panduan ini juga memberikan wawasan mengenai peran serta tanggung jawab dari dewan direksi dan dewan komisaris. Dewan direksi punya peran menetukan strategi, memastikan kesehatan keuangan, dan sejalan dengan kepentingan para pemegang saham. Sementara, dewan komisaris berperan sebagai kompas moral, menyetujui dan mengusulkan praktik etis yang terbaik, memastikan taat kepada hukum, dan memprioritaskan keberlanjutan.
Baca Juga: Kopital Ventures: Didirikan Co-Founder Kopi Kenangan, Target Danai 30 Startup Selama 3 Tahun Awal
Di era di mana metode bisnis selalu berubah, panduan itu pun menegaskan kebutuhan mendesak bagi perusahaan rintisan guna berinovasi dalam pendekatan dewan dan manajemen mereka. Pengawasan tradisional tetap sangat penting, namun ada juga potensi besar bagi mereka yang menjelajahi proses pengawasan anyar.
Dari sisi keuangan, panduan ini berfokus terhadap strategi-strategi penting. Perusahaan startup diimbau untuk menjaga cadangan dana selama dua tahun secara bijak, berusaha untuk memperoleh profit, dan mengelola arus kas serta investasi modal secara bijaksana, hingga memastikan kesesuaian dengan aspirasi pertumbuhan utama mereka.
Masih dalam panduan ini, AC Ventures dan PwC menekankan pentingnya soal laporan keuangan secara teliti. Itu akan mendorong ketepatan, kejelasan secara komprehensif, dan keteraturan dalam semua pengungkapan keuangan, dengan menekankan hal-hal dasar seperti penilaian aset yang akurat dan pengungkapan yang lengkap.
Untuk startup yang hendak mengintegrasikan prinsip ESG, panduan ini memberikan guide yang pragmatis. Hal ini melibatkan peningkatan keterampilan internal yang konsisten, memajukan dialog dengan pemangku kepentingan, memastikan kriteria ESG menjadi bagian dari integral dari evaluasi mitra serta vendor, memanfaatkan kemajuan teknologi, kembangkan kolaborasi, dan mendorong transparansi dalam semua laporan yang fokusnya pada ESG.
Baca Juga: Fintek Alami Group Indonesia Selesaikan Investasi Pertumbuhan, Memperkuat Tim Manajemen Senior
Dewan pun berperan penting dalam mengawasi strategi ESG seperti ini. Temuan ini didukung oleh Survei Investor Global PwC, yang mendapati bahwa sekitar 79 persen investor menilai ESG sebagai sentral dalam perhitungan investasi mereka saat ini. Panduan ini juga memberikan sorotan kepada perusahaan-perusahaan besar dalam industri yang mencanangkan standar tinggi dalam ESG-nya.
Ke depan, tata kelola perusahaan tidak dapat lepas dari prinsip-prinsip kunci, seperti akuntabilitas, etika, keberlanjutan, dan transparansi. Dengan minat besar para investor tentag ESG, pelaporan yang transparan sudah menjadi suatu hal yang wajib dilaksanakan. Sebab, akan berdampak langsung pada kelangsungan hidup perusahaan serta pertumbuhannya.
Terakhir, kedua perusahaan ini memberikan kepada startup sejumlah strategi tata kelola perusahaan yang bisa dijalankan. Mulai dari membentuk dewan yang kuat sampai optimalisasi teknologi untuk manajemen risiko dan kepatuhan. Panduan ini punya misi untuk menjadi kompas buat perusahaan startup teknologi yang harus melewati medan yang penuh dengan tantangan.