Techverse.asia - Startup Studio Indonesia (SSI) membuka peluang untuk startup agar bisa berkolaborasi dan membangun produk di lingkungan koperasi. Dari kolaborasi tersebut, dapat menghasilkan pengaruh bisnis serta nilai, utamanya untuk para stakeholder.
Instalasi kolaborasi ini didasarkan pada transformasi digital. Salah satu kolaborasi yang dari dari SSI merupakan kolaborasi antara startup Eratani dengan Bank DKI Jakarta. Jadi menghubungkan antara startup dengan sektor perbankan.
CEO Eratani Andrew Soeherman menyampaikan, Eratani adalah perusahaan rintisan yang berupaya menyelesaikan persoalan kelaparan, sehingga diharapkan kemiskinan bisa dikurangi.
Baca Juga: Penerapan Internet of Things dalam Pertanian, Bisa Optimalkan Budidaya Serai
Menurut dia, Eratani menjadi ekosistem solid yang memastikan peningkatan kemiskinan di Indonesia bisa teratasi, bahkan dihilangkan. "Dengan menggandeng Bank DKI Jakarta, Eratani dapat mengatasi masalah pembiayaan startup sendiri," ujarnya.
Sementara itu, Head of International Business Bank DKI Jakarta Risman Firmansyah mengatakan bahwa pihaknya adalah Supply Chain Financing (SCF), yang membantu dari sisi cash flow Eratani guna memperpanjang akuntabilitasnya.
"Pada saat yang bersamaan juga bisa memperpendek account receivable dari supplier," teranngnya.
Dengan begitu, kolaborasi Eratani x Bank DKI Jakarta akan menghasilkan win-win solution, sehingga dapat meningkatkan produksi dari sisi Eratani maupun dari supplier. Alhasil, baik Bank DKI Jakarta dan Eratani, masing-masing dapat merasakan efeknya.
Baca Juga: JALA Raih Pendanaan Rp202 Miliar, 3 Wilayah Ini Dibidik untuk Perluasan Bisnis
Buat Eratani sendiri, kolaborasi ini dapat membuat perusahaan startupnya bisa jauh lebih dikenal dan terbantu dalam hal pencatatan finansial.
"Kolaborasi ini pun dapat menambah aset bank dan secara otomatis menambah pemasukan. Ini artinya, kolaborasi dengan Eratani dan Bank DKI Jakarta menghasilkan dampak yang saling menguntungkan bagi keduanya," papar dia.
Pendanaan tahap awal
Seperti diketahui, Startup pertanian (agritech) Indonesia, Eratani, meraih pendanaan tahap awal US$2 juta atau sekitar Rp30 miliar.
Berbagai sumber mengungkap, pendanaan ini dipimpin oleh SBI Ven Capital, melalui dana bersama dengan Kyobo Securities dan NTUitive. Investor lain yang berpartisipasi yakni Genting Ventures, Orvel Ventures, dan Ascend Angels.
Laman Katadata yang kami akses menyebut, pendanaan tersebut menambah dana yang dikumpulkan oleh startup Eratani pada Desember 2022 US$3,8 juta dari TNB Aura, AgFunder, B.I.G. Ventures, dan Trihill Capital. Maka, total pendanaan awal menjadi US$5,8 juta atau sekitar Rp90 miliar.
Baca Juga: Meski Merugi, Telkom Pastikan Setia Berinvestasi di GoTo
CEO Eratani, Andrew Soeherman, mengatakan bahwa investasi ini merupakan validasi terhadap model bisnis Eratani, yang mencerminkan keyakinan perusahaan terhadap potensi agritech di Indonesia.
Andrew, menambahkan, Eratani berkomitmen untuk terus memberdayakan petani, meningkatkan efisiensi, dan mendorong keberlanjutan bisnis dalam sektor pertanian. Perusahaan yang dipimpinnya berdiri atas keyakinan bahwa teknologi dapat mengubah industri pertanian dan menciptakan dampak sosial yang signifikan.
Secara keseluruhan, pendanaan awal ini mengindikasikan validasi dan optimisme investor terhadap industri agritech di Indonesia, dan kemampuan Eratani untuk merealisasikan potensi sektor ini serta menciptakan dampak sosial bagi petani.
Chief Executive Officer SBI Ven Capital, Ryosuke Hayashi, mengungkap soal optimisasi terhadap potensi sektor agritech dan peran Eratani dalam merealisasikan potensi tersebut. "Agritech memiliki potensi sangat besar di Indonesia, dan kami percaya Eratani memiliki solusi yang tepat untuk menggali potensi tersebut," ujarnya.
Baca Juga: PHRI Jawa Barat Gandeng eFishery, Sediakan Ikan dan Udang Terbaik
Menurutnya, pendekatan Eratani yang holistik dan inovatif tidak hanya meningkatkan efisiensi proses pertanian, tapi memberikan dampak sosial positif bagi para petani. Mereka memiliki keyakinan penuh terhadap kemampuan Eratani dalam mendorong pertumbuhan dan transformasi sektor pertanian.
Sementara itu, dilansir dari laman SWA, diketahui Eratani berdiri pada 2021. Perusahaan berkomitmen untuk mengubah sektor pertanian Indonesia.
Eratani memiliki rangkaian solusi komprehensif dalam menyediakan akses satu atap ke pembiayaan pertanian, input pertanian hingga hasil pertanian.
Startup ini juga menyediakan layanan berupa pendanaan petani, manajemen rantai pasok, distribusi komoditas, pendampingan, bantuan pertanian dan melayani 20.000 petani di lima provinsi di Indonesia. Mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan.