Baca Juga: Cara Mengaktifkan Fitur Ramah Buta Warna di Aplikasi GoTo
Startup teknologi konstruksi atau properti (proptech) Indonesia, Gravel, meraih pendanaan senilai US$ 14 juta atau sekitar Rp216 miliar.
Startup ini menyebut, investasi itu diperoleh dari investor Amerika seperti New Enterprise Associates (NEA), Co-Founder Marvell Technology Group Weili Dai, Executive Chairman Cadence Design System dan Chairman Walden International Lip-Bu Tan. Investor lain yang berpartisipasi yakni SMDV dan East Ventures.
Co-Founder dan Chairman Gravel, Nicholas Sutardja, mengatakan bahwa pendanaan ini akan dialokasikan oleh startup untuk memperkuat posisi perusahaannya, salah satunya memperluas eksistensi di sektor teknologi konstruksi global.
Menurut dia, visi, misi dan inovasi Gravel tidak semata merevolusi industri, tetapi juga meningkatkan kehidupan pekerja konstruksi di seluruh Indonesia.
"Ada misi dengan dampak sosial yang tinggi, di mana Indonesia hanyalah permulaan, karena dampaknya dapat menyebar secara global," kata dia, dalam pernyataan resmi dikutip Senin (5/12/2023).
Ia optimistis, solusi teknologi yang ditawarkan mampu diimplementasikan secara global. DIlansir dari Katadata, Gravel juga mengincar proyek pembangunan Ibu Kota Nasional (IKN).
Baca Juga: Cara Mudah Menikmati Banyak Konten WeTV VIP Mobile Tanpa Biaya Tambahan
Baca Juga: Yamaha Mio M3 125 Tawarkan 4 Warna Baru, Segini Harganya
Perjalanan startup Gravel dimulai 2019, Gravel hadir sebagai aplikasi yang menghubungkan pelanggan dengan pekerja konstruksi yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas.
Dalam kurun waktu 2020 hingga 2022, Gravel mampu mengantongi pertumbuhan signifikan sebesar 45 kali.
Startup konstruksi ini secara perlahan menggelar lebih dari 6.000 proyek di 20 provinsi, seperti LRT Jabodebek, Jakarta International Stadium atau JIS, RS Pelni, Theater IMAX Keong Mas. Kini mereka telah memiliki 1,7 juta pekerja di platformnya.
Laman perusahaan mengungkap, Gravel setidaknya ada empat produk utama yang ditawarkan kepada pelanggan, yakni Gravel Harian (penyedia pekerja konstruksi), Gravel Borongan (jasa pemborong bangunan), Gravel Maintenance (layanan perbaikan dan perawatan bangunan), Gravel Material (penyedia solusi belanja bahan bangunan secara online).
Gravel menyebut telah serta berkontribusi dalam lebih dari 6.000 proyek konstruksi di 20 provinsi di Indonesia.
Seiring waktu, Gravel memperluas layanannya dengan menyediakan jasa konstruksi yang terintegrasi. Sehingga, teknologi Gravel tak hanya menghubungkan pelanggan dengan tukang berkualitas, melainkan juga membuka akses untuk mendapatkan peralatan konstruksi, bahan bangunan, dan tim yang ahli.
Baca Juga: Itel S23 Plus Punya Fitur GPT Aviana, Harganya Mulai dari Rp2 Jutaan
Baca Juga: HTC Vive Ultimate Tracker: Punya Kamera Guna Meningkatkan Pelacakan Seluruh Tubuh
Co-Founder dan Co-Chief Executive Officer Gravel, Georgi Ferdwindra Putra, menuturkan bahwa agar dapat melayani kebutuhan konsumen, startup konstruksi Gravel didukung oleh pengembangan teknologi terkini.
"Kekuatan leadership dan inovasi Gravel, mampu memperluas cakupan layanan kami dalam proses konstruksi secara holistik," ungkapnya.
Dalam mendorong kemajuan teknologi di sektor konstruksi, mereka mengoptimalkan smart matching technology atau Personalized Job Feed.
Perusahaan mengeklaim, teknologi tersebut bisa mempersingkat durasi pencarian pekerja konstruksi dari dua pekan menjadi hitungan menit.
"Ke depannya, Gravel akan meluncurkan model prediktif yang dirancang untuk memantau perkembangan proyek secara efisien," demikian dijelaskan oleh Georgi.
Sementara itu diketahui, selain Gravel, startup konstruksi yang berasal dari Indonesia antara lain:
Amoda,
Kabina,
GoCement,
Tokban,
RenovAsik,
Autoconz.
Baca Juga: TikTok Mulai Kerjakan Pusat Data di Norwegia, Janji Akan Investasi Ratusan Triliun