Kehadiran sejumlah platform layanan di Indonesia, telah dikaitkan dengan isu pertumbuhan ekonomi yang cepat dan signifikan kontribusi bagi perekonomian nasional. Pada saat yang sama, pekerja platform dikaitkan dengan peningkatan kondisi kerja yang tidak adil.
Hal ini setidaknya, dijumpai para peneliti muda dari Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Fairwork Foundation berbasis di University of Oxford, dan Centre for Digital Development, University of Manchester, tahun ini.
Mereka mengevaluasi 11 dari platform paling terkemuka di Indonesia. Di antaranya Grab, Gojek, Maxim, InDriver, TravelokaEats, Shopeefood, Lalamove, Borzo, Paxel, Deliveree, dan Gobox.
Indikator yang dicari adalah perihal ada tidaknya prinsip-prinsip berikut pada kehidupan pekerja platform. Yaitu Upah Layak (Fair Pay), Kondisi Layak (Fair Conditions), Kontrak Layak (Fair Contracts), Manajemen yang Layak (Fair Management), dan Representasi yang Layak (Fair Representation).
Riset ini selanjutnya dipublikasikan dalam laman Fairworks Foundations, lewat laporan bertajuk 'Labour Standards in The Platform Economy Indonesia, 2022 Ratings'. Dan berikut hasilnya:
- Fair Contracts?
Sebagian besar platform memiliki persyaratan yang jelas, soal ketentuan dan kebijakan kondisi yang bisa diakses oleh pekerja. Untuk tiga platform yang diteliti, Gojek, Gobox, dan Grab juga dapat membuktikan bahwa pekerja diberi tahu dalam jangka waktu yang wajar, jika ada perubahan syarat dan ketentuan.
Tapi, dari 11 platform, tak ada satupun dari platform itu, dapat membuktikan bahwa ada syarat dan ketentuan berbagi risiko dan kewajiban antara pekerja dengan platform.
Baca Juga: Singkirkan Vapemu, Sayangi Paru-parumu
- Fair Managements?
Grab, Gojek dan Gobox telah mendokumentasikan saluran untuk komunikasi dengan pekerja. Dalam kasus penonaktifan, pekerja juga dapat meminta klarifikasi dari manajemen, meskipun mereka tidak lagi memiliki akses ke platform.
- Fair Conditions?
Grab, Gojek, dan Gobox memiliki kebijakan yang jelas dan dapat ditindaklanjuti untuk mengurangi hambatan kerja bagi perempuan dan penyandang disabilitas. Mereka juga punya kebijakan untuk berusaha melindungi pekerja mereka dari diskriminasi atas dasar termasuk ras, etnis, agama, dan identitas gender.
- Fair Representations?
Poin berikut, merupakan satu kondisi yang disayangkan. Yakni bahwa laporan ini menyoroti kesulitan dan tantangan dialami oleh pekerja platform Indonesia, mulai dari ketiadaan hak-hak buruh (karena sebagian besar tidak diklasifikasikan memiliki hubungan kerja dengan platform di bawah UU Ketenagakerjaan Indonesia).
Beberapa asosiasi pekerja secara aktif terlibat dengan platform, namun hal itu berlaku informal. Mereka (asosiasi) tidak secara resmi diakui oleh hukum atau diakui secara publik oleh platform. Akibatnya, tidak ada platform mampu membuktikan representasi yang adil dari pekerja.
Kondisi ini membuat peneliti semakin yakin, bahwa kolaborasi antara semua pemangku kepentingan sangat diperlukan, jika kondisi pekerja platform ingin ditingkatkan di Indonesia.
- Fair Pay?
Skor dari penelusuran Fairwork dalam laporan ini, menunjukkan bahwa gaji dan kondisi pekerja platform di Indonesia jauh dari standar pekerjaan yang layak. Dibutuhkan reformasi dalam rangka pembangunan yang lebih adil dan kebijakan perusahaan platform yang lebih adil.
Tiga Platform Terbaik Dari Yang Terburuk
Ketua Riset ini dari CfDS UGM, Treviliana Eka Putri menyebutkan, tim peneliti mengkaji perusahaan yang menawarkan layanan taksi, ride-hailing, pengiriman, dan layanan logistik. Berdasarkan studi, peringkat yang dicapai oleh sebelas platform-platform tersebut relatif rendah.
Grab, Gojek, dan Gobox menduduki peringkat teratas dengan hanya skor empat dari sepuluh. Maxim mengikuti mereka di peringkat berikutnya, dengan skor total satu dari sepuluh.
"Grab, Gojek, dan Gobox (jasa kurir di bawah GoJek) menjadi platform dengan skor tertinggi. Karena platform tersebut menawarkan perlindungan kepada semua pekerjanya dari risiko dengan asuransi kecelakaan, saluran bantuan darurat, akses ke pelatihan, dan inisiatif kesejahteraan lainnya. Namun, secara keseluruhan skor platform tahun ini lebih rendah dari tahun lalu," ungkapnya, seperti dikutip Techverse, dari keterangan tertulis mereka.
Baca Juga: Ingin Bekerja Di Startup Jangan Pernah Berharap Zona Nyaman, Miliki Juga Skill Berikut
Melihat kondisi itu, Trevi berharap kajian yang mereka lakukan ini dapat bermanfaat sebagai bahan refleksi bersama bagi pemerintah dan sejumlah stakeholder.
Turut memberikan pandangannya, Research Principal Investigator dari Fairwork Foundation, Profesor Richard Heeks menyatakan, nilai rendah dari banyak platform populer di tabel Fairwork Indonesia jelas menunjukkan perlunya intervensi peraturan untuk memastikan pekerja tidak lagi jatuh melalui celah, yang semakin diperburuk melalui pandemi.